Konten dari Pengguna

Kemajuan Terbaru Sistem Penyimpanan Energi Termal untuk Energi Terbarukan

Ropiudin
Ropiudin merupakan dosen dengan bidang keahlian teknik sistem termal dan energi terbarukan. Saat ini merupakan dosen tetap pada Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman.
10 Oktober 2024 9:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ropiudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teknologi penyimpan energi (Sumber: shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teknologi penyimpan energi (Sumber: shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan terbaru dalam sistem penyimpanan energi termal (TES) sangat menarik dan relevan untuk mendukung transisi energi menuju sumber energi terbarukan. Artikel ulasan ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai inovasi terbaru dalam sistem TES, termasuk material perubahan fase (PCM), penyimpanan panas sensibel, dan sistem penyimpanan hibrida. Dalam konteks yang lebih luas, ulasan ini membahas penerapan praktis TES dalam mengelola energi surya dan angin, baik untuk keperluan domestik maupun industri.
ADVERTISEMENT
Sistem Penyimpanan Energi Termal (TES)
TES berperan penting dalam menjaga kestabilan suplai energi terbarukan yang cenderung fluktuatif, seperti energi surya dan angin. Dengan menyimpan surplus energi selama masa produksi yang tinggi, TES memungkinkan pengguna untuk mengakses energi tersebut di saat produksi rendah, misalnya saat malam hari atau kondisi angin yang tidak optimal. Teknologi TES ini, baik dalam bentuk PCM, penyimpanan panas sensibel, maupun sistem hibrida, menawarkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan reliabilitas energi terbarukan.
Material Perubahan Fase (PCM) sebagai Solusi Penyimpanan
Material perubahan fase (PCM) merupakan salah satu teknologi unggulan dalam TES. PCM menyimpan dan melepaskan energi panas melalui perubahan fase, misalnya dari padat ke cair, di mana sejumlah besar energi diserap atau dilepaskan pada suhu yang relatif konstan. PCM menawarkan kapasitas penyimpanan energi yang lebih besar dibandingkan dengan metode penyimpanan panas sensibel konvensional. Salah satu tantangan utama PCM adalah konduktivitas termal yang rendah, yang dapat mempengaruhi efisiensi sistem. Oleh karena itu, penelitian terkini berfokus pada pengembangan aditif atau pengisi untuk meningkatkan konduktivitas termal PCM dan memperluas aplikasinya, khususnya dalam manajemen energi surya.
ADVERTISEMENT
Penyimpanan Panas Sensibel dan Sistem Hibrida
Penyimpanan panas sensibel merupakan metode TES yang lebih sederhana di mana panas disimpan dengan menaikkan suhu material tanpa perubahan fase. Meskipun teknologi ini relatif lebih mudah diimplementasikan, kapasitas penyimpanan energinya cenderung lebih rendah dibandingkan PCM. Dalam beberapa tahun terakhir, sistem TES hibrida yang menggabungkan PCM dan penyimpanan panas sensibel telah muncul sebagai solusi yang menarik. Sistem hibrida ini dapat menggabungkan kelebihan kedua metode dan meningkatkan fleksibilitas serta kapasitas penyimpanan energi, khususnya untuk aplikasi di sektor industri yang membutuhkan suplai energi berkelanjutan.
Aplikasi dalam Energi Terbarukan
Ulasan ini juga menyoroti penerapan TES dalam mengelola energi surya dan angin. Dalam skenario energi surya, TES dapat digunakan untuk menyimpan panas yang dihasilkan dari radiasi matahari pada siang hari dan melepaskannya di malam hari untuk keperluan listrik atau pemanas. Di sektor energi angin, TES memungkinkan pengelolaan fluktuasi angin dengan menyimpan energi berlebih saat angin kencang dan menyediakan energi selama kondisi angin yang lemah. Teknologi ini sangat relevan dalam aplikasi perumahan dan industri, terutama di wilayah yang bergantung pada sumber energi terbarukan sebagai pasokan energi utama.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Peluang Riset di Masa Depan
Meskipun TES menunjukkan kemajuan yang signifikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah meningkatkan efisiensi dan reliabilitas TES agar dapat diintegrasikan secara lebih luas dalam sistem energi terbarukan. Masalah lain adalah biaya implementasi yang masih relatif tinggi, terutama untuk material PCM yang kompleks. Ulasan ini menunjukkan bahwa riset lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan PCM dengan biaya lebih rendah dan konduktivitas termal yang lebih baik.
Selain itu, pengembangan TES yang lebih ramah lingkungan juga menjadi fokus penting dalam riset mendatang. Hal ini mencakup penggunaan material yang lebih berkelanjutan dan teknologi penyimpanan energi yang lebih efisien. Dengan mendukung inovasi dalam TES, kita dapat meningkatkan ketahanan dan keandalan sistem energi terbarukan di masa depan, yang pada akhirnya akan mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Ulasan ini memberikan wawasan mendalam tentang kemajuan terbaru dalam sistem penyimpanan energi termal untuk energi terbarukan. Dari PCM hingga sistem penyimpanan hibrida, teknologi TES memiliki potensi besar dalam mendukung transisi ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Meskipun masih ada tantangan teknis dan ekonomi yang perlu diatasi, riset yang berkelanjutan akan memperkuat kontribusi TES dalam pengelolaan energi terbarukan, terutama di sektor perumahan dan industri. Dengan demikian, TES menjadi salah satu pilar penting dalam upaya global untuk mencapai masa depan yang lebih hijau dan efisien energi.
Penulis: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)