Konten dari Pengguna

Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi, dan Pertanian Berkelanjutan Daerah Kering

Ropiudin
Ropiudin merupakan dosen dengan bidang keahlian teknik sistem termal dan energi terbarukan. Saat ini merupakan dosen tetap pada Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman.
12 Oktober 2024 19:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ropiudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sumber daya air, energi, dan pertanian (Sumber: shutter
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sumber daya air, energi, dan pertanian (Sumber: shutter
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia, meskipun dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam, menghadapi tantangan besar terkait keberlanjutan sumber daya air dan energi di daerah kering. Wilayah-wilayah seperti Nusa Tenggara dan sebagian besar Indonesia bagian timur kerap mengalami kekeringan, yang mempengaruhi produktivitas pertanian dan ketersediaan air. Tinjauan ini, yang berfokus pada keterkaitan antara sumber daya air, energi, dan pertanian berkelanjutan, sangat relevan jika diterapkan pada kondisi geografis dan sosial-ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Keterkaitan Air, Energi, dan Pertanian di Indonesia
Keterkaitan antara air, energi, dan pertanian di Indonesia menjadi semakin penting di tengah dampak perubahan iklim yang signifikan. Daerah-daerah yang kering sering kali menjadi yang paling rentan terhadap kekurangan air dan ketergantungan pada energi fosil yang masih tinggi. Seperti yang diuraikan dalam tinjauan ini, "water-energy nexus" sangat penting dalam memastikan kelangsungan hidup sektor pertanian, terutama di daerah yang minim curah hujan. Solusi yang diajukan, seperti irigasi bertenaga surya, dapat menjadi model ideal bagi daerah-daerah kering di Indonesia, seperti Lombok atau Sumba, di mana intensitas matahari tinggi tetapi infrastruktur listrik masih terbatas.
Pertanian Berkelanjutan di Wilayah Kering Indonesia
Tinjauan ini menyoroti pentingnya praktik pertanian berkelanjutan, seperti agroforestri dan pertanian konservasi, yang dapat diterapkan di Indonesia. Agroforestri, misalnya, telah terbukti di beberapa wilayah sebagai salah satu pendekatan untuk mempertahankan kelembaban tanah dan mengurangi erosi, terutama di daerah-daerah berbukit dan kering. Praktik-praktik ini bisa menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah timur yang rentan. Pendekatan konservasi air, seperti penggunaan teknologi irigasi tetes, juga sangat penting untuk mengurangi pemborosan air.
ADVERTISEMENT
Energi Terbarukan untuk Mendukung Ketahanan Pangan
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar, seperti tenaga surya dan biomassa. Namun, pemanfaatan energi ini untuk sektor pertanian, terutama di daerah terpencil dan kering, masih sangat minim. Penggunaan energi terbarukan yang lebih luas, terutama untuk mendukung kebutuhan irigasi dan pengolahan hasil pertanian, dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak hanya mahal tetapi juga tidak ramah lingkungan. Irigasi bertenaga surya, misalnya, dapat menjadi solusi untuk daerah seperti NTT yang kering, di mana akses ke air bersih dan listrik seringkali menjadi masalah utama.
Dampak terhadap Siklus Karbon dan Pengelolaan Lingkungan
Di Indonesia, sektor pertanian merupakan kontributor besar terhadap emisi karbon, terutama karena penggunaan bahan bakar fosil dan metode pertanian konvensional yang tidak efisien. Mengurangi penggunaan energi fosil di sektor pertanian melalui integrasi teknologi energi terbarukan secara langsung dapat mengurangi jejak karbon nasional. Lebih lanjut, penggunaan teknologi digital seperti "digital twin" untuk memantau dan mengelola energi dan sumber daya air di wilayah pertanian dapat menjadi solusi inovatif dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta mengurangi dampak lingkungan. Namun, tantangan dalam implementasi teknologi ini di Indonesia adalah infrastruktur yang belum memadai dan rendahnya akses petani terhadap teknologi canggih.
ADVERTISEMENT
Tantangan di Indonesia: Infrastruktur dan Pengetahuan
Salah satu hambatan utama yang dihadapi Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan adalah keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah terpencil. Selain itu, banyak petani yang belum memiliki akses atau pengetahuan yang memadai tentang teknologi energi terbarukan dan praktik pertanian berkelanjutan. Tinjauan ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi untuk mengatasi kesenjangan ini. Diperlukan adanya pelatihan yang berkelanjutan serta insentif dari pemerintah untuk mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan di sektor pertanian.
Kesimpulan
Mengingat potensi energi terbarukan yang besar di Indonesia, integrasi teknologi ini dengan sektor pertanian sangatlah penting untuk mencapai ketahanan pangan dan energi yang berkelanjutan. Daerah kering di Indonesia, seperti Nusa Tenggara, dapat mengambil manfaat besar dari pengelolaan air yang efisien dan penggunaan energi terbarukan. Pengembangan kebijakan yang mendukung investasi di bidang teknologi energi terbarukan dan pertanian berkelanjutan harus menjadi prioritas nasional. Langkah-langkah ini akan memastikan bahwa sektor pertanian di Indonesia mampu bertahan dalam menghadapi perubahan iklim sekaligus melestarikan sumber daya alam untuk generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Penulis: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman) / Mahasiswa S3 Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian, Sekolah Pascasarjana, IPB University