Konten dari Pengguna

Menggali Makna Kehidupan:Eksplorasi Eksistensioanl dan Simbol dalam Novel Ziarah

Rosita Amelia
Saya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
25 Oktober 2024 19:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rosita Amelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Dokumen  Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen Pribadi
Judul: Ziarah
Penulis: Iwan Simatupang
Jumlah Halaman: 142
Penerbit: Pertja
ADVERTISEMENT
Tahun Terbit: 1970
Ziarah adalah sebuah novel karya Iwan Simatupang yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1970. Novel ini dianggap sebagai salah satu karya sastra Indonesia yang paling eksperimental dan modernis. Cerita dalam Ziarah tidak mengikuti pola naratif konvensional dan lebih menekankan pada tema eksistensialisme dan pencarian makna hidup.
Kisahnya berpusat pada tokoh utama, seorang mantan guru yang telah meninggalkan segala keterikatan duniawi dan memulai perjalanan tanpa tujuan yang jelas. Selama ziarahnya, ia bertemu dengan berbagai karakter yang memicu refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, cinta, dan arti keberadaan manusia. Tokoh ini tidak memiliki nama yang jelas, menggambarkan pencarian identitas dan esensi dari kehidupan itu sendiri.
Kelebihan Novel Ziarah:
1. Salah satu tema dalam Novel ini adalah mencerminkan eksistensial dan tema sentral dalam Ziarah adalah absurditas kehidupan. Iwan Simatupang menggambarkan kehidupan sebagai sesuatu yang tidak memiliki makna objektif, dan individu harus menemukan maknanya sendiri melalui pengalaman personal. Novel ini juga menantang konsep-konsep sosial yang mapan, seperti norma agama, politik, dan hubungan antar manusia, dengan pendekatan yang lebih filosofis. Salah satu kutipan yang mencerminkan tema eksistensial dalam novel ini adalah:
ADVERTISEMENT
“Esok akan menjadi kini. Kini yang menjadi kemarin tak dihiraukan, karena segala yang lampau hanya gumpalan hitam”
2. Gaya penulisan Ziarah sangat dipengaruhi oleh pemikiran eksistensialis. Melalui novel ini, Iwan Simatupang berhasil memperkenalkan elemen-elemen eksistensialisme ke dalam sastra Indonesia, menjadikannya salah satu karya yang sangat dihargai dalam kanon sastra modern Indonesia.
3. Novel Ziarah karya Iwan Simatupang, yang diterbitkan pada tahun 1970, mengandung berbagai simbol yang memperkaya makna dan tema cerita. Berikut adalah beberapa simbol penting yang terdapat dalam novel tersebut:
Simbol-simbol dalam Novel Ziarah
1. Tokoh Tanpa Nama
Semua tokoh dalam novel ini tidak memiliki nama spesifik, melainkan disebut berdasarkan profesi atau peran mereka, seperti "Mantan Pelukis" dan "Opseter Pekuburan". Ini mencerminkan pandangan Simatupang bahwa identitas individu tidak selalu penting dalam konteks kehidupan dan kematian
ADVERTISEMENT
2. Ziarah
Kata "ziarah" sendiri menjadi simbol utama yang menunjukkan perjalanan spiritual dan emosional. Ziarah di sini bukan hanya kunjungan fisik ke makam, tetapi juga perjalanan batin tokoh yang berusaha menghadapi kehilangan dan mencari makna hidup setelah kematian orang terkasih.
3. Anggota Tubuh
Simbol anggota tubuh, seperti mata, dada, dan kaki, digunakan untuk menggambarkan perasaan dan keadaan mental tokoh. Misalnya, mata yang membasah menggambarkan kesedihan, sementara dada melambangkan harapan yang mendalam. Kaki yang melangkah ke arah tertentu mencerminkan ketidakpastian dan kerinduan akan masa lalu.
4. Pemakaman
Pemakaman menjadi simbol tempat peristirahatan dan refleksi. Dalam novel ini, pemakaman bukan hanya lokasi fisik, tetapi juga ruang untuk merenungkan kehidupan dan kematian. Tokoh utama akhirnya menerima pekerjaan di pemakaman sebagai cara untuk mendekatkan diri dengan kenangan istrinya.
ADVERTISEMENT
5. Arak
Kebiasaan tokoh utama meminum arak melambangkan pelarian dari kenyataan dan kesedihan yang mendalam. Ini menunjukkan bagaimana individu dapat terjebak dalam kesedihan hingga mengabaikan realitas hidupnya.
6. Kematian
Kematian menjadi simbol sentral dalam novel ini, menggambarkan transisi dari kehidupan ke kematian dan bagaimana individu berjuang untuk menerima kehilangan. Kematian istri tokoh utama memicu perjalanan emosional yang kompleks, menciptakan konflik batin antara harapan dan kenyataan.
4. Penghargaan Sastra: "Ziarah" mendapatkan pengakuan luas dalam dunia sastra Indonesia, termasuk penghargaan sebagai Novel Roman Terbaik ASEAN pada tahun 1977, menunjukkan nilai literernya.
Kekurangan Novel Ziarah:
1. Alur Cerita yang Membingungkan: Perubahan alur cerita yang cepat dan penggunaan teknik flashback dapat membuat pembaca merasa kesulitan untuk mengikuti perkembangan cerita. Banyak pembaca mungkin perlu membaca lebih dari sekali untuk memahami sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
2. Bahasa yang Rumit: Gaya bahasa Iwan Simatupang terkadang kompleks dan penuh dengan istilah sastra yang mungkin sulit dipahami oleh pembaca awam. Hal ini bisa menjadi penghalang bagi mereka yang mencari hiburan semata dari sebuah novel.
3. Kurangnya Konteks Latar: Novel ini tidak memberikan penjelasan yang jelas mengenai latar tempat atau waktu, sehingga pembaca harus berusaha menerka-nerka konteks di balik cerita.
Kesimpulan
"Ziarah" adalah sebuah novel yang menawarkan pengalaman literer mendalam melalui tema eksistensialisme dan kaya simbolisme. Meskipun memiliki beberapa kekurangan dalam hal alur dan bahasa, kelebihan novel ini dalam menggugah pemikiran dan menantang norma-norma sosial menjadikannya sebagai salah satu karya penting dalam sastra Indonesia. Bagi pembaca yang siap untuk merenungkan makna hidup melalui lensa absurditas, "Ziarah" adalah bacaan yang sangat berharga.
ADVERTISEMENT
Selamat membaca!
.
Daftar Pustaka:
Simatupang, I. (1970). Ziarah. Jakarta: Pertja.