Konten dari Pengguna

Peran Kematangan dan Teori Behavioristik serta Humanistik dalam Proses Belajar

Rosita Amelia
Saya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
25 September 2024 18:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rosita Amelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen Pribadi
Kematangan adalah konsep dalam psikologi perkembangan yang menggambarkan tahapan yang dilalui individu untuk mencapai kematangan fisik, emosional, dan kognitif. Kematangan tidak hanya ditentukan oleh usia, tetapi juga oleh pengalaman dan lingkungan. Dalam proses belajar, kematangan memainkan peran penting karena memengaruhi kemampuan seseorang dalam memproses dan menerapkan informasi. Setiap individu memiliki potensi yang berbeda dalam mempelajari konsep-konsep baru, tergantung pada tingkat kematangan mereka. Misalnya, anak-anak harus mencapai kematangan tertentu sebelum bisa menguasai keterampilan seperti membaca atau matematika. Kematangan juga memengaruhi adaptasi individu terhadap metode pembelajaran yang berbeda, terutama yang membutuhkan pemikiran abstrak atau penyelesaian masalah yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Behaviorisme dan Pengaruhnya terhadap Proses Belajar
Behaviorisme, yang dipengaruhi oleh latar belakang fisika dan kedokteran, melihat psikologi sebagai ilmu yang berfokus pada perilaku yang dapat diamati, tanpa melibatkan konsep kesadaran atau mentalitas. Tokoh seperti Watson, Thorndike, Skinner, dan Pavlov memandang belajar sebagai perubahan perilaku dalam merespons situasi tertentu. Perilaku yang dapat diamati dianggap penting, sedangkan berpikir dan emosi tidak karena tidak dapat dilihat secara langsung.
Teori-teori behaviorisme meliputi beberapa hukum, seperti:
1. Connectionism (S-R) oleh Thorndike:
• Hukum Efek: Hubungan stimulus-respons diperkuat jika respons menghasilkan hasil yang memuaskan, dan dilemahkan jika tidak memuaskan.
• Hukum Kesiapan: Kecenderungan organisme untuk bertindak atau tidak bertindak bergantung pada kesiapan mereka.
• Hukum Latihan: Hubungan S-R diperkuat dengan pengulangan dan melemah tanpa latihan.
ADVERTISEMENT
2. Classical Conditioning oleh Pavlov:
• Hukum Pembiasaan: Ketika dua stimulus disajikan bersamaan, salah satunya sebagai penguat, refleks terhadap stimulus lainnya akan meningkat.
• Hukum Pemusnahan: Refleks yang diperkuat akan melemah jika stimulus diberikan tanpa penguat.
3. Operant Conditioning oleh Skinner:
• Hukum Operant Conditioning: Perilaku yang diikuti oleh penguat akan diperkuat.
• Hukum Pemusnahan Operant: Perilaku yang tidak lagi diperkuat akan melemah.
• Operant: Perilaku yang menghasilkan efek yang sama pada lingkungan.
4. Social Learning oleh Bandura:
• Pembelajaran Observasional: Individu belajar dengan meniru perilaku orang lain.
• Interaksi Kognitif: Perilaku tidak hanya respons otomatis terhadap stimulus, tetapi juga hasil interaksi antara lingkungan dan skema kognitif individu.
• Reward dan Punishment: Individu menggunakan penghargaan dan hukuman untuk menentukan perilaku sosial yang tepat.
ADVERTISEMENT
Teori Humanistik dan Pengaruhnya terhadap Proses Belajar
Teori humanistik dalam pendidikan berfokus pada pencapaian aktualisasi diri dan pengembangan potensi penuh individu. Aliran ini menekankan bahwa proses belajar berasal dari dalam diri individu, dengan mengutamakan pengalaman dan pemahaman pribadi. Secara umum, teori humanistik berusaha menggabungkan berbagai pendekatan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih holistik dan sesuai dengan perkembangan individu.