Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perkembangan Konsep Diri, Moral, Nilai, Sikap, dan Kreativitas
14 Oktober 2024 9:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rosita Amelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Burn merumuskan bahwa konsep diri diartikan sebagai segala keyakinan seseorang pada diri sendiri. Dalam definisi lain, konsep diri merupakan kumpulan pengetahuan, ide, sikap, dan kepercayaan tentang apa yang terdapat dalam diri sendiri (Krause, Bochner, Duchesne, 2007).
ADVERTISEMENT
Konsep diri dibagi menjadi dua, yaitu konsep diri Positif dan konsep diri negatif, ini merupakan dua pendekatan berbeda terhadap bagaimana seseorang memandang dan menilai dirinya sendiri dalam konteks psikologi pendidikan.
1. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif adalah pandangan individu yang sehat dan seimbang terhadap dirinya sendiri.
Ciri-ciri konsep diri positif meliputi:
• Merasa percaya diri dan memiliki harga diri yang baik.
• Mampu menghadapi kritik secara konstruktif.
• Berani mengambil risiko dan menghadapi tantangan baru.
• Memiliki relasi yang baik dengan orang lain.
• Merasa bertanggung jawab atas tindakannya.
2. Konsep Diri Negatif
Sebaliknya, konsep diri negatif adalah pandangan yang buruk atau negatif terhadap diri sendiri. Individu dengan konsep diri negatif cenderung merasa tidak percaya diri, tidak berharga, dan sering kali melihat dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri konsep diri negatif meliputi:
• Merasa tidak berharga dan kurang percaya diri.
• Menghindari tantangan karena takut gagal.
• Merasa cemas atau stres secara berlebihan dalam situasi akademik.
• Cenderung mengisolasi diri dari hubungan sosial yang positif.
• Sulit menerima pujian atau penghargaan.
Nilai
Menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam perspektif Spranger, kepribadian manusia itu terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan kesejarahan. Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai dimensi nilai dalam kepribadian manusia, tetapi Spranger tetap mengakui kekuatan individual yang dikenal dengan istilah "roh subjektif" (subjective spirit). Sementara itu, kekuatan nilai-nilai budaya merupakan "roh objektif" (objective spirit).
ADVERTISEMENT
Moral
Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi atau kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Menurut Purwadarminto moral diartikan sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku karena moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang salah.
Sikap
Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mendireksi, dan memengaruhi perilaku. Sesuai dengan konsep Chaplin (1981) dalam Dictionary of Psychology menyamakan sikap dengan pendirian. Menurutnya Sikap yaitu predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan suatu cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga atau persoalan tertentu.
ADVERTISEMENT
Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah sesuatu yang sifatnya inovatif.
Wallas (1921) mengemukakan ada empat tahap perbuatan atau kegiatan kreatif:
1. Tahap persiapan atau preparation, merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah,
2. Tahap pematangan atau incubation, merupakan tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah.
3. Tahap pemahaman atau illumination, merupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan.
ADVERTISEMENT
4. Tahap pengetesan atau verification, merupakan tahap mentes dan membuktikan hipotesis, apakah keputusan yang diambil itu tepat atau tidak.