Memperkenalkan dan Meningkatkan Minat Berbahasa Inggris pada Siswa KOMPAK

Rossa Puspitasari
Mahasiswa Universitas Negeri Malang yang saat ini sedang menempuh semester 3 di jurusan Sastra Inggris
Konten dari Pengguna
5 Desember 2023 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rossa Puspitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
                        Antusiasme siswa di KOMPAK saat pembelajaran bersama kami
zoom-in-whitePerbesar
Antusiasme siswa di KOMPAK saat pembelajaran bersama kami
ADVERTISEMENT
KOMPAK (Komunitas Muda-Mudi Peduli Anti Kemiskinan) adalah komunitas non profit yang telah berdiri selama kurang lebih 20 tahun. Komunitas ini didirikan oleh salah satu dosen Widyakarya.
ADVERTISEMENT
Komunitas ini menyediakan pendampingan pembelajaran bagi siswa/i jenjang SD, SMP, SMA/SMK tanpa pungutan biaya sepeser pun. Saat ini, KOMPAK diurus oleh dua pengurus tetap yaitu Dian Cahya Febriawan Dwikarto dan Widati Dwi Septiandari yang merangkap menjadi pengajar. Selain itu, dari waktu ke waktu juga terdapat mahasiswa yang menyumbangkan tenaga mereka untuk menjadi pengajar di KOMPAK. Awal mula kompak berdiri adalah dari muda-mudi kala itu. Awalnya, kompak hanyalah sebagai tempat belajar bagi siswa siswi yang kurang paham akan materi pembelajaran di sekolah dan bertempat di balai RW. Bahkan, karena minimnya fasilitas Dan tempat, kegiatan KOMPAK pernah dilaksanakan di depan garasi rumah. Seiring berjalannya waktu, pendiri kompak membangun tempat khusus untuk KOMPAK yakni yang sekarang berada di Jalan Konto No.35, Malang, Jawa Timur. Untuk saat ini, siswa KOMPAK berjumlah 28 anak. Jadwal operasional KOMPAK dimulai dari hari Minggu-Kamis pukul 18.00-20.30 WIB.
Foto plakat kompak (komunitas muda-mudi peduli anti kemiskinan)
Berdasarkan wawancara pada pengurus KOMPAK, kami menemukan bahwa ada beberapa masalah yang dihadapi pengajar dalam memaparkan Bahasa Inggris pada siswa, terutama pada jenjang yang lebih rendah. Pertama, setiap tenaga pengajar tidak fokus hanya pada satu mata pembelajaran, tetapi mendampingi dalam pemahaman semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Akibatnya, prioritas pada pengajaran Bahasa Inggris menjadi berkurang. Kedua, materi Bahasa Inggris di buku tidak dilengkapi penjelasan yang cukup bagi siswa untuk belajar mandiri maupun bagi pengajar untuk membimbing secara maksimal, sehingga ilmu yang didapat menjadi kurang efektif. Ketiga, minat belajar siswa terhadap Bahasa Inggris terbilang rendah. Mereka takut salah ketika belajar, dan banyak yang mengeluhkan bahwa mereka kurang dalam praktek Bahasa Inggris secara lisan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kami ingin menetukan peningkatan pada minat belajar Bahasa Inggris dengan memperkenalkan dasar-dasar berbahasa Inggris seperti kosa kata, pengejaan, dan pengembangan skill berbahasa Inggris yakni speaking pada mereka. Selama empat hari ini, kami akan membiasakan mereka untuk berani mengucapkan beberapa kata dalam Bahasa Inggris tanpa harus takut salah ketika melafalkan kosa kata.
Kami melakukan kunjungan pertama kali pada tanggal 22 November 2023. Pada kesempatan ini, kami melakukan survey lokasi dan melakukan observasi terhadap tingkat pemahaman siswa siswi KOMPAK dalam berbahasa Inggris serta melakukan interview kepada pengurus KOMPAK, Dian dan Andari. Setelah wawancara, kami juga diberi kesempatan untuk berkenalan dan mulai mendampingi siswa siswi KOMPAK. Di luar ekspektasi kami, siswa-siswi KOMPAK menunjukkan antusiasme terhadap kedatangan kami. Sebelumnya, kami merencanakan metode silent reading, tetapi setelah melakukan tinjauan lebih lanjut, kami mengganti fokus kami kepada latihan peningkatan skill lisan berbahasa Inggris. Hal tersebut dikarenakan, ketika kami berkunjung terdapat beberapa siswa yang mengeluh akan ketidakmahiran mereka dalam segi artikulasi.
Kami mulai melaksanakan program kami pada tanggal 28 November 2023. Kami tiba pada saat KOMPAK dibuka, yaitu pada pukul 18.00. Kemudian kami menempatkan diri ke masing-masing meja dan membantu para siswa untuk mengerjakan tugasnya. Kami tidak hanya memberikan materi Bahasa Inggris, namun juga membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang akan disampaikan di sekolah keesokan harinya.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 29 November 2023 yaitu hari Rabu, sebagian besar siswa memiliki jadwal Bahasa Inggris sehingga kami bisa memaksimalkan kinerja kami. Perhatian siswa juga tidak teralihkan ke mata pelajaran lain. Agar suasana pembelajaran tidak membosankan, kami melakukan kegiatan menyenangkan seperti memberikan teka-teki contohnya, menebak nama benda di sekitar mereka dalam Bahasa Inggris.
Bermain teka-teki dengan siswa KOMPAK (29/10)
Tanggal 30 November 2023 adalah hari terakhir kami mengajar di KOMPAK. Seperti hari-hari sebelumnya, kami membimbing adik-adik untuk mengerjakan tugas dan belajar Bahasa Inggris. Akan tetapi, karena hari itu merupakan hari terakhir kami, kami ingin membagikan bingkisan berupa makanan ringan dan susu sebagai tanda terima kasih kami serta menjadi kenang-kenangan bagi mereka.
Foto bersama pengurus dan siswa KOMPAK (30/10)
Selain mendampingi siswa/i, kami juga melakukan observasi dan menemukan penyebab utama yang menyebabkan minat belajar mereka terhadap Bahasa Inggris adalah kurangnya rasa percaya diri, terutama pada saat berbicara. Mereka cukup aktif ketika berinteraksi, tapi menunjukkan keengganan untuk melafalkan kosakata. Terlebih lagi, teman-teman di sekitar mengolok-olok (meski tidak serius) ketika ada satu dari mereka yang melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
Dari mini pengabdian kali ini, kami telah berusaha meningkatkan minat belajar siswa terkait Bahasa Inggris. Siswa/i KOMPAK menunjukkan antusiasme dan mulai berani untuk melatih kemampuan lisan Bahasa Inggris mereka. Kami telah mendorong siswa/i untuk ikut berpartisipasi menjawab dan bukan hanya mendikte, dan sedikit-demi sedikit mereka semakin berani untuk berbagi jawaban mereka pada anggota kami serta teman-teman mereka.
Semoga dengan mini pengabdian ini para siswa di KOMPAK tidak lagi melihat Bahasa Inggris layaknya monster yang menyeramkan, melainkan sebagai pelajaran yang menyenangkan. Sehingga, mereka bisa lebih percaya diri dalam menulis, membaca, maupun berbicara dalam Bahasa Inggris.
Penulis : Aisyah Nur Azizah, Ananda Zahra, Arienda Ian F, Louisa Cleopatra, dan Rossa Puspitasari
ADVERTISEMENT
Dokumentasi : Ananda Zahra
Artikel dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah wajib Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh Ibu Nurul Ratnawati, S. Pd, M. Pd.
Universitas Negeri Malang
2023