Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Instalasi Biomimicry Karya Mahasiswa Interior Desain Hadir Taman Kampus UPH
16 Mei 2018 15:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Rosse Hutapea tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada yang unik di taman kampus UPH Lippo Village. Bila Anda melewati taman di area terbuka Kampus UPH Lippo Village, Karawaci Tangerang, Anda akan melihat beberapa instalasi atau konstruksi unik terbuat dari bambu. Tentunya instalasi tersebut tidak permanen, melainkan proyek Ujian Akhir Semester ( UAS) Mata Kuliah (MK) Studio Desain Integratif 2 dari mahasiswa program studi Interior Desain sementer 3.
ADVERTISEMENT
Salah satu instalasi yang ingin saya ulas di sini adalah instalasi biomimicry berbentuk seperti daun kering yang telungkup jatuh di tanah, yang dikerjakan oleh Grace, mahasiswa Interior Desain angkatan 2017 dan 12 rekannya dalam satu kelompok. Instalasi biomimicry ini menjadi proyek UAS mereka yang akan dinilai oleh dosennya. Uniknya instalasi ini dibuat dalam ukuran yang cukup besar, panjang 10m dan tinggi 2.5m, sehingga dapat digunakan oleh orang yang ingin masuk ke dalamnya.
Menurut Grace, ide instalasi biomimicry ini berangkat dari pengamatan mereka terhadap kebutuhan mahasiswa UPH yang sehari-harinya sibuk dengan perkuliahan. Meskipun di kampus sudah tersedia area-area publik untuk rileks, namun kelompoknya ingin menghadirkan sebuah ruang yang dapat ‘menenangkan' publik UPH yang penat setelah beraktivitas, supaya mereka bisa meluangkan waktu untuk bernafas, melepaskan kekhawatiran mereka, dan membebaskan pikiran, serta menikmati alam. Tentunya ide tersebut didasari oleh materi yang sudah mereka dapat selama satu semester di kelas.
ADVERTISEMENT
Diawali dari kebutuhan akan pentingnya ruang publik yang dapat menghilangkan kepenatan, Grace dan kelompoknya membuat sebuah instalasi yang dinamakan Biomimicry, yaitu sebuah pendekatan untuk menciptakan suatu inovasi dalam mencari solusi untuk mejawab tantangan yang dihadapi manusia dengan cara meniru pola yang sudah ada dan teruji di alam. Tujuan dari biomimicry adalah untuk mecapai sebuah produk, proses dan cara-cara yang baru untuk kita hidup dan beradaptasi di bumi dalam jangka waktu yang panjang (sumber https://geometryarchitecture.wordpress.com ).
Fokus instalasi ini adalah bagian daun yang berupa stomata, yaitu bukaan-bukaan kecil yang banyak terdapat pada bagian bawah daun, yang direalisasikan dengan bentuk bulatan-bulatan yang dibuat dari potongan batang bambu. Dengan berdiri di dalam instalasi biomimicry pengunjung dapat "bernafas", sama seperti sebuah daun yang bernafas melalui stomatanya.
ADVERTISEMENT
Karya ini diaplikasikan dari MK Studio Desain Integratif 2, yang belajar memperdalam kemampuan abstraksi melalui beberapa media secara gambar/grafik dan model/maket. Mahasiswa yang mengambil MK ini banyak melakukan aktivitas berstudio untuk mengembangkan kemampuan tangan sebagai dasar pengetahuan dalam berbahasa desain. Mahasiswa juga memperdalam mengenai elemen, prinsip dan terminology desain juga sebagai acuan dasar dalam membuat komposisi suatu bentuk geometri dasar dua dimensi dan tiga dimensi. Penggunaan maerial, terutama di bidang warna dan tekstur akan membantu proses eksplorasi dalam membentuk komposisi. Mahasiswa mempelajari hubungan antara bentuk dan abstraksi, bagaimana cara mengembangkan keduanya melalui proses desain sebagai alat untuk membentuk komposisi yang memiliki dasar estetis dan persepsi multi-sensori yang melibatkan seluruh indera termasuk gerak, integrasi antara hati dan pikiran. Persepsi tumbuh dan melibatkan seluruh keberadaan manusia ini bertujuan menciptakan pengalaman ruang.
ADVERTISEMENT
Pembuatan instalasi ini membutuhkan waktu 1 bulan sesuai waktu yang ditetapkan dosen. Diawali minggu pertama dengan memilih dan mematangkan konsep. Pada minggu kedua tahap membuat maket 1:20, proses pemotongan bambu menggunakan mesin pemotong dan juga gergaji di bengkel UPH dan membersihkannya untuk membuat "stomata". Minggu ketiga dimulai dengan pembuatan struktur instalasi. Dan pada minggu keempat tahap pembuatan lantai dan terakhir, memasangkan bundar-bundar "stomata". Selain membuat instalasi, mahasiswa pun harus membuat poster, concept board, gambar teknik dan juga sebuah video mengenai instalasi tersebut.
Menurut Grace, proyek UAS ini sangat menantang dan memberikan banyak pelajaran. Terutama pengalaman bekerja dengan menggunakan bambu. Sebelumnya Grace dan rekan-rekannya yang mengambil MK Studio Desain Integratif 2 sudah melakukan study trip ke Bali untuk melihat bangunan-bangunan yang dibuat dari bambu. Dari study trip ini mereka juga sudah belajar tentang potensi bambu sgt besar, harganya yang terjangkau, sifatnya yang dapat dibentuk, dan kekuatannya. Jadi dalam proyek ini mahasiswa ditantang untuk mengaplikasikan materi bambu pada sebuah instalasi. Dari sini mahasiswa tidak hanya belajar untuk mendesain menggunakan bambu, tetapi juga belajar dan memahami kelebihan kekurangannya.
ADVERTISEMENT
Selain mendapat pelajaran dari aspek akademis, mahasiswa juga belajar untuk berinteraksi dan bekerjasama, belajar banyak hal tentang rekan-rekan tim, kekurangan dan kelebihan masing-masing, juga bagaimana cara berkomunikasi dengan baik. (rh)