Catur Yuliantono, si Penggemar Berat Irfan Bachdim

3 September 2017 14:42 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Indonesia di Stadion Patriot Candrabaga (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Indonesia di Stadion Patriot Candrabaga (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Catur Yuliantono, 32 tahun, meninggal dunia ketika sedang melakukan sesuatu yang ia sukai: menyaksikan Tim Nasional Indonesia berlaga.
ADVERTISEMENT
Kejadian nahas itu semestinya bisa dihindari. Petasan, sebuah barang yang tidak diperkenankan berada di tribune stadion, meledak tepat di tengah-tengah kerumunan suporter yang berada di tribune timur Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (2/9/2017).
Catur adalah salah satu suporter yang berada di tribun timur itu. Petasan tersebut, yang diniatkan untuk dilempar ke udara —tetapi malah jatuh di tengah kerumunan suporter—, melukai wajah Catur. Ia tak sadarkan diri, api sempat menjalar di tubuhnya dan suporter-suporter lain yang berada di sekitarnya panik. Beberapa berusaha untuk memadamkan api di tubuh Catur dengan air dari botol.
Catur pun langsung diarikan ke rumah sakit. Namun, sesampainya di rumah sakit, nyawanya sudah tidak tertolong. Catur dinyatakan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Pada hari Minggu (3/9), almarhum dimakamkan di TPU Ziyadatul Ihsan, Klender, Jakarta Timur, sekitar pukul 10.00 WIB. Keluarganya berduka. Mertua Catur, Nurhasan, mengenangnya sebagai penggemar berat Timnas Indonesia yang tidak pernah ketinggalan pertandingan “Skuat Garuda”.
"Dia ini ‘kan penggemar setia Timnas Indonesia, semua pertandingan dia ikut nonton. Dia juga penggemar (striker Timnas Indonesia dan Bali United) Irfan Bachdim," kata Nurhasan.
Suasana rumah duka Catur Yuliantono (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Catur Yuliantono (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Catur pergi dengan meninggalkan seorang istri dan anak yang masih berusia tiga tahun. Nurhasan mengatakan, pihak keluarga akan menyerahkan penyelidikan kasus ini sepenuhnya kepada kepolisian.
"Kami serahkan semuanya ke polisi, mau dicari, mau ditangkap, silakan dihukum. ‘Kan niatnya kami juga pengin agar almarhum jalannya juga tenang," lanjutnya.
Selain itu, Nurhasan juga meminta kepada pihak PSSI untuk lebih memperketat pengamanan dalam pelaksanaan pertandingan Timnas Indonesia ke depannya. Dia tidak ingin kejadian serupa menimpa orang lain di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
”Tuntutan ke semua pihak PSSI dan keamanannya biar diperketat, agar kita pecinta Timnas nonton yang aman," ucap Nurhasan.
Suasana rumah duka Catur Yuliantono (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Catur Yuliantono (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
PSSI sendiri berjanji untuk terus meningkatkan kualitas persepakbolaan nasional, termasuk soal bagaimana menjaga agar pertandingan berjalan tertib dan lancar. Lewat Sekjen-nya, Ratu Tisha Destria, PSSI juga ikut berduka atas musibah ini.
“PSSI tentu sangat terluka akan kondisi ini. Kami menemani keluarga Catur dari tadi malam, dari rumah sakit sendiri sampai di pemakaman,” kata Tisha.