Cristiano Ronaldo, Kryptonite untuk Gianluigi Buffon

4 Juni 2017 5:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Salto Ronaldo tak mampu mengoyak gawang Buffon (Foto: Reuters / Carl Recine Livepic)
zoom-in-whitePerbesar
Salto Ronaldo tak mampu mengoyak gawang Buffon (Foto: Reuters / Carl Recine Livepic)
Cristiano Ronaldo betul-betul jadi momok untuk Gianluigi Buffon. Untuk Buffon yang dijuluki “Superman” itu, Ronaldo adalah sebongkah kryptonite.
ADVERTISEMENT
Mari jujur saja, adakah di antara yang beranggapan bahwa Ronaldo kerap “menghilang” di laga-laga besar? Kalau ada, lupakanlah sejenak untuk hari ini. Pasalnya, pada final Liga Champions 2017, Minggu (4/6/2017) dini hari WIB, Ronaldo tampil betul-betul impresif.
Pada laga di mana Real Madrid menundukkan Juventus dengan skor telak 4-1, Ronaldo menjadi salah satu pahlawannya dengan sumbangan dua gol. Ini saja sudah cukup untuk membuat orang-orang berpendapat bahwa CR7 layak dianugerahi gelar man of the match.
Yang menarik, tentu saja, adalah bagaimana Madrid dan Ronaldo mencetak empat gol ke gawang kesebelasan yang sepanjang Liga Champions musim ini hanya kebobolan tiga gol dari fase grup hingga babak semifinal.
ADVERTISEMENT
Dengan minimnya jumlah gol yang masuk ke gawang mereka, Juventus pun mendapatkan respek tersendiri. Barisan pertahanan mereka bak karang-karang kokoh. Sementara, di belakang karang kokoh tersebut berdiri seorang kiper yang dijuluki “Superman” itu, Buffon.
Buffon kini sudah berusia 39 tahun. Dari sederet trofi yang pernah ia angkat, tidak ada satu pun yang merupakan trofi Liga Champions. Ia pun menjadi teramat penasaran.
Beberapa waktu lalu, ketika Juventus bertanding melawan AS Monaco di semifinal, Buffon pernah berkelakar bahwa pemain depan Monaco, Kyllian Mbappe, masih punya banyak waktu untuk menjuarai Liga Champions. Oleh karenanya, biarkanlah kali ini ia yang memenanginya.
Buffon dan Juventus memang kemudian menyingkirkan Monaco. Namun, lawan mereka di partai final adalah ujian terberat sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Madrid adalah tim tersubur di Liga Champions musim ini —kebalikan dari Juventus yang punya pertahanan kokoh. Maka, jadilah pertemuan di partai puncak Liga Champions musim ini sebagai pembuktian dari keunggulan masing-masing tim.
Sementara itu, Ronaldo adalah pemain yang betul-betul eksplosif di Liga Champions. Dalam enam musim beruntun, ia selalu bisa mencetak 10 gol atau lebih di ajang paling bergengsi antarklub Eropa itu. Sebagai catatan, tidak ada pemain selain Ronaldo yang mampu mencetak 10 gol atau lebih dalam enam musim beruntun di Liga Champions.
Pada akhirnya, agresivitas Madrid dan ketajaman Ronaldo inilah yang unggul di partai final. Karang-karang kokoh itu berubah menjadi batu-batu keropos. Ronaldo menunjukkan betapa mematikannya dia di kotak penalti ketika dengan dingin menyelesaikan dua umpan yang masing-masing dipasok oleh Dani Carvajal dan Luka Modric.
ADVERTISEMENT
Ronaldo menunjukkan bahwa Buffon memang makanan empuk buatnya. Menurut catatan Opta, dari lima pertemuan di Liga Champions, Ronaldo sudah membobol gawang Buffon sebanyak enam kali.
Tidak ada pemain lain yang pernah membobol Buffon sebanyak itu di Liga Champions.
Dengan tambahan dua golnya di partai puncak pun, Ronaldo menjadi pencetak gol terbanyak Liga Champions musim ini dengan 12 gol. Ia unggul atas Lionel Messi yang mencetak 11 gol musim ini.