Indonesia Open Bergulir Kembali, Indonesia Siap Raih Medali

22 Mei 2017 16:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi bulu tangkis. (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bulu tangkis. (Foto: Getty Images)
Sebagai salah satu cabang olahraga yang sukses membawa nama Indonesia ke tingkat internasional, bulu tangkis masih menjadi primadona masyarakat Tanah Air. Tahun ini, salah satu turnamen bulutangkis bergengsi di dunia, BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2017, akan kembali hadir dan akan diselenggarakan pada 12-18 Juni 2017 di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta.
ADVERTISEMENT
Turnamen papan atas Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang masuk kategori Superseries Premier ini menjadi salah satu turnamen kelas dunia yang diikuti oleh atlet-atlet berperingkat tinggi dunia. Sebanyak 310 pebulutangkis yang berasal dari 21 negara akan berlaga di turnamen yang berhadiah total 1 juta dolar AS (sekitar Rp 13,5 miliar) ini.
Untuk meraih target minimal satu gelar juara di turnamen ini, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan menurunkan atlet senior dan memberikan kepercayaan lebih banyak kepada atlet-atlet muda.
Muka-muka lama yang telah memberikan berbagai prestasi bagi Indonesia juga akan bermain di BIOSSP 2017. Beberapa di antaranya adalah Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir akan bersinergi dengan para atlet seperti Angga Pratama, Ricky Karanda Suwardi, Praveen Jordan, dan Debby Susanto.
ADVERTISEMENT
Tak hanya diisi muka lama, para pebulutangkis muda juga ikut andil dalam turnamen kali ini, nama-nama Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Ihsan Maulana Mustofa juga akan turun.
"PBSI sendiri optimistis, mengingat kita memiliki atlet-atlet yang telah banyak meraih prestasi di berbagai kejuaraan internasional. Tetapi, bukan tidak mungkin satu gelar juara bisa kita rebut dan kami meyakini Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon masih akan berbicara banyak dalam turnamen ini," ujar Kepala Sub Bidang Humas dan Media PBSI, Ricky Soebagdja dalam sesi konfrensi pers BIOSSP 2017 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (21/5/2017).
"Kita sama-sama ketahui prestasi yang telah dicapai oleh pasangan ini dari awal tahun memang sangat baik. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga para atlet yang ikut serta juga bisa menyumbang prestasi," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Jelang penyelenggaraan yang kurang dari satu bulan, Yopi Rosimin, selaku Perwakilan Panitia Pelaksana, mengungkapkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terkait tempat penyelenggaraan kejuaraan tahun ini.
Sehubungan dengan renovasi lapangan bulutangkis di Istora Senayan untuk Asian Games 2018, tahun ini BIOSSP akan digelar di Plenary Hall JCC, Senayan. Perubahan ini, sambung Yopi, juga telah melalui proses verifikasi oleh BWF.
"Untuk lapangan sendiri yang biasanya kita menggunakan empat ketika di Istora Senayan, kita hanya bisa menggunakan tiga lapangan saja, untuk itu harinya pun bertambah menjadi tujuh hari. Memang pada sebelumnya penyelenggaraan ini kurang lebih memakan waktu enam hari saja."
Indonesia Open akan kembali bergulir bulan depan. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia Open akan kembali bergulir bulan depan. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
"Kemudian, untuk harga tiket juga akan sedikit berbeda dari tahun lalu mengingat tempat duduknya yang juga terbatas karena bagi para pendukung yang ingin menonton disediakan satu-satu. Kami mengakui bahwa daya tampung di JCC ini lebih sedikit, tapi nyaman bagi para penonton karena penonton duduk sesuai dengan tiket," jelas Yopi.
ADVERTISEMENT
Tiket sendiri akan terbagi menjadi dua kategori, yakni tiket harian dan tiket terusan untuk tujuh hari. Harga tiket harian dipatok mulai dari Rp 35.000 dan tiket terusan dijual mulai harga Rp 1.500.000. Sedangkan untuk kategori tiket, ada tiga kelas tiket yang tersedia, yaitu VVIP, VIP A, dan VIP B.
Sementara itu, terkait waktu penyelenggaraan turnamen pada 12-18 Juni mendatang, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, Yopi mengakui tak punya pilihan lain. Pasalnya, jika turnamen tersebut diundur akan bentrok dengan ajang lain.
"Jadi kami tidak ada pilihan lain, dan itu tidak mungkin. Kalo dimajukan ada Piala Sudirman, kalau mundur ada lagi turnamen-turnamen lain yang sudah masuk dalam kalender di PBSI. Jadi walau bertabrakan dengan jadwal puasa, ini bukan pertama kalinya.”
ADVERTISEMENT
"Kami coba mengantisipasi dengan waktu pertandingan jelang mendekati buka puasa, terutama saat semifinal dan final," tutupnya.