Karena Andre Silva Tak Bisa Menolak Milan Begitu Saja

13 Juni 2017 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andre Silva cocok dengan skema Milan. (Foto: Twitter @acmilan)
zoom-in-whitePerbesar
Andre Silva cocok dengan skema Milan. (Foto: Twitter @acmilan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Form is temporary, class is permanent. Demikian ujar-ujar yang kerap beredar di dunia sepak bola. AC Milan boleh tampil angin-anginan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi mereka tetap masih punya pesona.
ADVERTISEMENT
Kita akui sajalah kalau Milan memang medioker dalam beberapa tahun terakhir. Sementara Juventus berada di atas sana dihujani konfetti, Rossoneri memandang dari bawah dan tertimbun oleh sisa-sisa konfetti yang jatuh.
Pencapaian terbaik Milan dalam beberapa musim terakhir adalah menjadi juara Serie A pada 2011. Namun, setelah itu hidup tidak pernah sama buat mereka. Berturut-turut, dari musim 2011/2012 hingga 2014/2015, posisi finis Milan terus merosot: dari urutan kedua, ketiga, kedelapan, lalu kesepuluh. Bikin geleng-geleng kepala.
Peruntungan Milan mulai membaik sejak musim 2015/2016 ketika mereka bisa finis di urutan ketujuh dan keenam selama dua musim beruntun. Namun, itu belum cukup. Hadirnya Vincenzo Montella sebagai pelatih yang setidaknya sukses memperbaiki performa masih harus diikuti dengan perombakan skuat.
ADVERTISEMENT
Beruntung buat Milan, pemilik anyar mereka, Rossoneri Sport Investment Lux, beserta chairman mereka, Li Yonghong, murah hati. Sadar bahwa untuk melakukan perombakan skuat dibutuhkan juga belanja besar, para bos besar Il Diavolo rela merogoh kocek dalam-dalam.
Gairah berbeda ditunjukkan Milan di bursa transfer dengan membeli Mateo Musacchio, Ricardo Rodriguez, dan Andre Silva. Satu pemain lainnya, yakni Franck Kessie, didatangkan dengan status pinjaman selama dua musim dengan obligasi untuk membelinya setelah masa peminjamannya selesai.
Total, Milan sudah mengeluarkan 73 juta euro untuk mendatangkan Musacchio, Rodriguez, dan Silva. Nama terakhir menjadi perbincangan hangat karena ia tampil apik bersama FC Porto di musim 2016/2017.
Silva baru berusia 21 tahun. Dengan kemampuannya untuk mencetak gol dan mengkreasikan peluang yang sama bagusnya, label “wonderkid” pun melekat kepadanya.
ADVERTISEMENT
Bagi Silva sendiri, sulit untuk menolak Milan. Sebab, kendatipun Milan begitu medioker di kompetisi domestik dalam beberapa tahun terakhir, mereka masih memiliki kebanggaan sebagai tim asal Italia dengan jumlah gelar juara Liga Champions (dulu European Cup) terbanyak. Dengan 7 gelar, Milan cuma kalah dari Real Madrid yang sudah mengoleksi 12 gelar.
Tak heran jika beberapa tahun lalu, Milan sempat bangga mengusung jargon “DNA Milan, DNA Liga Champions”. Tidak berlebihan, memang, dan nyatanya itu menghadirkan pesona tersendiri untuk mereka. Silva sendiri mengaku kepincut dengan pesona itu.
“Saya memilih Milan karena mereka punya sejarah yang luar biasa di Liga Champions. Saya senang mereka menginginkan saya dan saya tidak bisa begitu saja melewatkan mereka,” ujar Silva kepada Milan TV.
ADVERTISEMENT
“Saya berharap bisa membantu Milan di musim mendatang. Dengan kualitas skuat yang ada saat ini, saya berharap kami bisa menjuarai liga dan memenangi pertandingan sebanyak mungkin,” lanjutnya.
Oke, sekarang cukup soal Milan dengan sejarah, pesona, dan DNA-nya itu. Pertanyaannya sekarang, seberapa cocok Silva dengan skema Montella di Milan?
Mengingat Montella amat gemar bermain dengan formasi 4-3-3, Silva bisa dimainkan di dua posisi, yakni sebagai penyerang tengah atau penyerang sayap sebelah kanan. Di Porto pada musim 2016/2017, Silva mencetak 16 gol dan menyumbang 5 assist. Di luar itu, ia juga mengkreasikan 39 kans untuk rekan-rekannya.
WhoScored menyebut, ada dua atribut penting dalam permainan Silva: operan kunci dan penyelesaian akhir. Oleh karena itu, semestinya tidak masalah jika Montella tidak memainkannya sebagai seorang penyerang tengah, tetapi memainkannya sebagai gelandang serang ataupun penyerang sayap sebelah kanan.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu juga, satu slot untuk pos penyerang tengah masih terbuka —jikalau Milan masih berniat mendatangkan penyerang lagi. Lagipula, sudah dengar kabar bahwa akhir-akhir ini Diego Costa, yang sudah tak dibutuhkan Chelsea, dikait-kaitkan dengan Milan?