Konsistensi yang Masih Terus Dicari Persib

5 Mei 2017 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Persib vs Sriwijaya. (Foto: Antara/Novrian Arbi)
Erwin Ramdani tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Sabtu (22/5/2017) petang WIB, golnya ke gawang I Made Wirawan membuka harapan bagi PS TNI untuk bangkit dari ketertinggalan saat menghadapi Persib Bandung.
ADVERTISEMENT
Momen tersebut dimanfaatkan oleh PS TNI dengan begitu apik. Tiga menit setelah Erwin mencetak gol perdananya untuk kesebelasan militer tersebut, Gustur Cahyo Putro menjadi nama kedua yang melesakkan gol ke gawang Persib.
Dua gol dalam waktu dua menit benar-benar menyakitkan bagi juru latih Persib, Djadjang Nurdjaman. Dua gol yang dicetak oleh PS TNI membuktikan bahwa strateginya kembali gagal malam itu —setelah tujuh hari sebelumnya ditahan imbang Arema FC tanpa gol.
Dua hasil imbang dalam dua pertandingan awal adalah bencana bagi Persib. Pasalnya, tak sedikit uang yang dikucurkan untuk membentuk kesebelasan ini agar kembali disegani pasca-catatan buruk di Indonesian Soccer Championship tahun lalu.
***
Hasil buruk yang didapat Persib dalam dua pertandingan perdana Go-Jek Traveloka Liga 1 membuat Djanur —sapaan Djadjang— berbenah. Dalam dua pertandingan selanjutnya, dia melakukan beberapa perubahan yang didasari atas hasil evaluasinya.
ADVERTISEMENT
Laga melawan Sriwijaya FC pada pekan ketiga kemudian menjadi momen perdana pembenahan Djanur. Tanpa mengubah formasi utama musim ini, 4-3-3, Djanur mengganti beberapa pos yang dianggap tak mampu memberikan efek maksimal.
Di lini belakang, absennya Tony Sucipto akibat akumulasi kartu membuat Djanur memasukkan Supardi Nasir. Pergantian juga terjadi pada posisi penyerang tengah dengan memasukkan Tantan sebagai pengganti Shohei Matsunaga.
Perubahan terbesar Djanur dalam laga ini terjadi pada lini tengah. Ketika menghadapi Sriwijaya FC, Djanur, secara mengejutkan memainkan trio Dedi Kusnandar, Raphael Maitimo, dan Gian Zola.
Memainkan tiga pemain ini membuat Djanur secara ekstrem mengubah pola dasar anak asuhannya. Pasalnya, perubahan ini memaksa Hariono untuk tidak memulai laga sebagai starter untuk pertama kalinya dalam gelaran kompetisi ini.
ADVERTISEMENT
Persib vs Sriwijaya (Foto: Antara/Novrian Arbi)
Pemilihan duo Dedi dan Maitimo pun nyatanya memberikan dampak besar. Keduanya bukan hanya dengan begitu apik bergantian memainkan peran sebagai pengatur tempo permainan Persib, tetapi juga sebagai perusak serangan lawan.
Impresifnya permainan Dedi dan Maitimo membuat dua gelandang Sriwijaya FC, Manda Cingi dan Hendra Sandi, tak mampu menunjukkan permainan terbaiknya. Sriwijaya FC pun semakin kesulitan karena Yoo Hyun-Koo tak mampu memberikan bantuan usai kerepotan menahan pergerakan Zola.
Dalam pertandingan ini, Zola memang memberikan bukti bahwa Djanur tak salah memilihnya. Perannya dalam laga ini begitu besar, jauh melebihi apa yang dia tunjukkan dalam pertandingan pertama melawan Arema.
Selain ketiganya, Tantan menjadi nama lain yang patut untuk diberikan apresiasi. Keberaniannya menusuk dari sisi lapangan membuat serangan Persib menjadi lebih tajam. Kecepatan dan kelihaiannya menusuk membuat Atep dan Febri Hariyadi seringkali mendapatkan ruang —yang salah satunya berbuah gol untuk Atep pada menit ke-12.
ADVERTISEMENT
Hasilnya? Persib merebut kemenangan perdana dengan menggasak Sriwijaya FC 2-0.
Kontribusi Essien
Sadar perubahannya berdampak positif, Djanur lantas memakai skema serta komposisi serupa saat tandang ke markas Persegres Gresik United dalam pekan keempat. Persoalannya, pelatih Persegres, Hanafi, tampaknya tahu bahwa Persib bakal menggunakan susunan taktik yang sama seperti halnya saat melawan Sriwijaya FC.
Benar saja, trio lini tengah Persib tak seatraktif pada laga melawan “Laskar Wong Kito”. Maitimo dan Dedi, yang tampil begitu baik dalam laga sebelumnya, tak mampu memberikan efek yang begitu besar dalam pertandingan melawan Persegres.
Keberadaan Choi Hyun-Yeon dan Fitra Ridwan membuat permainan Maitimo dan Dedi tak begitu berkembang. Keduanya bahkan beberapa kali tampak dengan begitu berani menutup pergerakan dua gelandang tengah Persib tersebut saat bola masih berada di daerah permainan “Maung Bandung”.
ADVERTISEMENT
Sialnya, hal serupa juga dialami oleh Zola. Pressing yang diterapkan oleh pemain Persegres begitu dia mendapatkan bola membuat aliran bola ke lini depan menjadi tak maksimal. Alhasil, Febri, Atep, dan Tantan, begitu minim mendapatkan pasokan umpan dari lini tengah.
Keberuntungan Persib dalam laga melawan Persegres terjadi menjelang pertandingan bubar. Berawal dari umpan terobosan Michael Essien terhadap Febri, pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-22 ini dengan cerdik mengirim umpan ke sisi kiri daerah pertahanan Persegres. Tanpa pengawalan, Billy Keraf berhasil masuk dan memanfaatkan umpan Febri untuk membuat sebuah gol.
Persegres vs Persib. (Foto: M. Risyal Hidayat/ANTARA)
Kontribusi yang ditunjukkan oleh Essien dalam pertandingan tersebut membuatnya semakin dipuji. Setelah mencetak gol ke gawang PS TNI, Essien memang tak berhenti menunjukkan bahwa visi bermainnya memang di atas pemain asing biasa.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, di balik masih apiknya kondisi fisik Essien, dia tak luput dari kekurangan. Usia tidak dapat berbohong jika Essien sudah tak mampu menunjukkan penampilan selama 45 menit. Beberapa kali, dia memilih untuk tidak mengejar lawan karena sudah terlihat begitu letih.
Apiknya penampilan Essien berbalik 180 derajat dengan apa yang dilakukan oleh Carlton Cole. Eks-pemain West Ham United ini belum mampu menunjukkan seberapa jauh kontribusi bisa dia buat untuk Persib.
Penampilan buruk yang dilakukan olehnya dalam dua pertandingan perdana Persib di kompetisi ini sepertinya membuat Djanur “menghukum” Cole. Hukuman tersebut pada akhirnya memaksa Cole tak bermain dalam dua laga terbaru Persib.
***
Hasil dua pertandingan terakhir memang cukup membanggakan. Tetapi percayalah, perjalanan masih panjang dan lawan tentu juga akan berbenah. Jika Persib tak memperbaiki kelemahan mereka saat ini, harapan mereka untuk kembali disegani tampaknya hanya akan menjadi mimpi belaka.
ADVERTISEMENT
Setuju?