Liverpool: Lini Depan Oke, Bagaimana dengan Lini Belakang?

2 Januari 2017 22:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lovren, bek tengah terbaik Liverpool musim ini. (Foto: Getty Images)
Lewat tulisan ini, kumparan membedah performa lini belakang Liverpool selama separuh musim 2016/2017.
ADVERTISEMENT
Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp saat ini kembali menjadi tim yang diperhitungkan. Setengah musim Premier League berjalan, mereka sukses bertengger di urutan kedua. The Reds kini mengantongi 43 poin, selisih enam angka dari Chelsea di posisi puncak dan unggul tiga poin dari Arsenal di urutan ketiga.
Tak hanya itu, Liverpool juga menjelma menjadi tim yang paling agresif di musim ini. Total 46 gol berhasil dilesakkan oleh James Milner dan rekan-rekan.
Ironisnya lini pertahanan mereka berbanding terbalik dengan sektor depan. Mereka kebobolan 21 gol. Dalam hal jumlah kebobolan, mereka duduk di peringkat kelima bersama Manchester City.
Bandingkan dengan catatan impresif Chelsea yang baru kemasukan 13 gol sejauh ini. Selain itu raihan clean sheet juga cukup minim: mereka hanya bisa menjaga keperawanan gawangnya sebanyak 6 kali dari 19 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Klopp bukannya sama sekali tidak berusaha menambal lini belakangnya. Apalagi di musim lalu Liverpool telah kebobolan sebanyak 50 kali. Jumlah yang tak bisa dibilang baik, mengingat mereka menempati posisi kedelapan tim yang paling sedikit kebobolan.
Mendatangkan Loris Karius di sektor penjaga gawang pada awal musim ini juga belum memberikan perubahan signifikan. Kiper yang pernah menimba ilmu di Manchester City itu diplot untuk menggantikan posisi Simon Mignolet yang angin-anginan.
Karius sebenarnya sempat tampil meyakinkan lewat keberhasilan menorehkan 3 clean sheet. Kendati demikian penampilan buruknya di awal Desember membuat kapasitasnya mulai diragukan. Bagaimana tidak, Liverpool yang kala itu unggul 3-1 atas Bournemouth harus menjadi pesakitan lewat tiga gol susulan dari tim tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Loris Karius (Foto: Clive Brunskill/Getty Images)
Mudah untuk mengatakan bahwa biang keladi kekalahan itu adalah Karius, pasalnya ia bertanggung jawab atas gol di menit akhir The Cherries. Kala itu, Nathan Ake berhasil memanfaatkan bola muntah hasil tangkapan tak sempurna Karius.
Saat bentrok dengan West Ham, Karius kembali mengulangi kesalahan yang mengakibatkan gol. Kiper yang dibeli dari Mainz 05 itu ragu dalam mengambil keputusan. Ketika berhadapan satu lawan satu dengan Michail Antonio ia justru memilih untuk menunggu menunggu, bukan mempersempit ruang tembak dari pemain sayap The Hammers tersebut.
Kedua hal itu yang kemudian membuat Mignolet kembali menjadi pilihan utama. Sebenarnya penampilan Mignolet tak mengalami banyak perubahan jika dibandingkan dengan musim lalu. Namun, tiga torehan clean sheet dari empat pertandingan cukup menjadi alasan mengapa ia menggantikan Karius.
ADVERTISEMENT
Tapi, ingat: pertahanan tak hanya menjadi tanggung jawab penjaga gawang, melainkan juga pemain belakang. Sokongan lini belakang, khususnya bek tengah, Liverpool juga kurang maksimal.
Kedatangan Joel Matip dan Ragnar Klavan terbukti belum cukup memperkuat posisi bek tengah.
Kedua bek yang ditransfer dari Bundesliga itu belum bisa mengungguli Dejan Lovren yang tampil lebih baik. Padahal kurang maksimalnya performa Lovren merupakan salah satu alasan Klopp untuk belanja bek tengah di awal musim ini. Selain itu Mahmadou Sakho juga belum sekalipun diturunkan terkait tindakan indisipliner.
Berdasarkan catatan Squawka, persentase terbaik kemenangan duel udara masih dikuasai oleh Lovren dengan rataan 64,2%. Ia mengungguli raihan Matip yang hanya mencapai 57,14% dan Klavan 45,45%.
Sementara tekel sukses Lovren juga tertinggi dengan 1,06 per laga. Jumlah blok serta clearance dari Matip dan Klavan masih belum mampu melebihi rataan torehan yang dicatatkan oleh Lovren.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Lovren sudah membuat 103 clearance dan 11 blok. Matip? 61 clearance dan 6 blok, sedangkan Klavan 37 clearance dan 3 blok.
Namun, bukan berarti Klopp tak berhasil mengatasi masalah di lini belakang. Sektor fullback kiri yang semula diisi oleh Alberto Moreno kini telah mengalami perbaikan. Milner, yang lebih sering bermain sebagai gelandang, kini terbukti mampu mengemban tugas sebagai bek kiri dengan baik.
Pemain berusia 30 tahun itu mencatatkan 2,5 tekel per laga yang merupakan jumlah terbanyak kedua di tim. Selain itu jumlah intersepnya juga tak kalah apik, ia menempati posisi keempat dengan rataan 1,4 intersep di tiap laganya. Jumlahnya bahkan mengungguli NathanieL Clyne yang berposisi sebagai fullback murni.
ADVERTISEMENT
Bek Liverpool, James Milner. (Foto: Julian Finney)
Kesimpulan
Klopp boleh sedikit berbangga karena berhasil membawa Liverpool kembali ke perebutan gelar juara Premier Legue. Selain itu agresivitas yang ditunjukkan bisa menjadi salah satu jaminan meraih trofi.
Akan tetapi banyaknya jumlah gol akan terasa mubadzir juga berbanding lurus dengan total kemasukan. Untuk itu sektor pertahanan tentu menjadi sorotan.
Jika ingin merebut mahkota Liga Inggris, Klopp wajib membeli kiper yang lebih baik. Tengok saja beberapa saingan mereka di Premier League yang memiliki kiper sekelas Petr Cech, David De Gea, Thibaut Courtois, Hugo Lloris serta Claudio Bravo.
Pembelian bek tengah juga selaras dengan pendapat di atas. Meningkatnya kualitas penyerang di Liga Inggris juga harus diimbangi dengan pembelian pemain belakang kelas wahid.
ADVERTISEMENT
Klopp bisa memanfaatkan kucuran dana tambahan dari Sakho yang memang berencana dilepas di bursa transfer musim dingin.