Polisi Imbau Suporter Tak Lagi Bawa Petasan ke Stadion

3 September 2017 19:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Indonesia meninggal terkena kembang api (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Indonesia meninggal terkena kembang api (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Akibat petasan, sebuah nyawa melayang. Kejadian nahas tersebut pun diharapkan tidak terjadi kembali.
ADVERTISEMENT
Pada Sabtu (2/9/2017), pertandingan Tim Nasional Indonesia vs Fiji semestinya menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk Catur Yuliantono. Pria 32 tahun itu, menurut keluarganya, tidak pernah absen menonton Timnas Indonesia berlaga. Pemain idolanya, Irfan Bachdim, kebetulan menjadi starter hari itu.
Namun, itu adalah kali terakhir Catur menonton Timnas Indonesia berlaga. Ia tidak akan pernah bisa melakukannya lagi di kemudian berakhir. Sebelum hari itu berakhir, sebuah petasan yang terlempar ke tribune tempatnya menonton meledak. Wajah Catur terkena ledakan tersebut. Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Malang, begitu tiba di rumah sakit, nyawa Catur tak bisa diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 18.20 WIB.
Catur dimakamkan pada hari Minggu (3/9) di TPU Ziyadatul Ihsan, Klender, Jakarta Timur. Ia meninggalkan seorang istri dan seorang anak. Saat ini, kejadian yang merenggut nyawa Catur tersebut masih diselidiki oleh kepolisian.
ADVERTISEMENT
"Kami mengimbau suporter yang menonton sepak bola atau pertandingan lain jangan membawa petasan yang dapat merugikan orang lain," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (3/9).
"Kami sudah lakukan pengecekan sebelumnya, ya. Ada berbagai modus dan sebagainya untuk mengelabui petugas, tapi tetap kita lakukan SOP penonton yang masuk kami cek," ujar Argo.
Suasana rumah duka Catur Yuliantono (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Catur Yuliantono (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Ya, petasan adalah salah satu benda yang dilarang dibawa masuk ke tribune stadion. Oleh karena itu, ketika ada petasan yang meledak di atas tribune dan menewaskan satu orang, kritik pun diarahkan kepada panitia pelaksana (panpel) pertandingan dan petugas keamanan.
PSSI sendiri sudah meminta maaf. Mereka, lewat Sekjen Ratu Tisha Destria, berjanji akan memperbaiki regulasi terkait keamanan di dalam stadion. Namun, Tisha juga mengutarakan kalau hal tersebut tidak bisa dilakukan PSSI sendirian. Federasi sepak bola Indonesia itu tetap membutuhkan bantuan dari pihak keamanan yang ada di luar stadion.
ADVERTISEMENT
Next step: memperbaiki regulasi. Ini bukan cuma di ranah PSSI, tapi juga ranah masyarakat umum. Peraturan sepak bola menyebutkan tidak boleh dibawa masuk, tapi pengamanan di luar tidak bisa PSSI sendiri yang handle. Kami juga harus kerja sama dengan keamanan setempat. Artinya, kami harus hand-on-hand gandeng tangan dengan kepolisian untuk bisa mencegah kejadian ini karena dari kami saja tidak cukup,” kata Tisha.