Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Portugal, si Juara Eropa, dan Masalah Mereka di Piala Konfederasi 2017
20 Juni 2017 13:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB

ADVERTISEMENT
Portugal gagal mendapatkan hasil apik dalam laga pertama Piala Konfederasi 2017. Bertemu Meksiko, Minggu (18/6) waktu setempat, Cristiano Ronaldo dkk. hanya mampu menutup laga dengan skor akhir 2-2.
ADVERTISEMENT
Pelatih Fernando Santos berargumen bahwa skor imbang tersebut didapatkan akibat beragam alasan. Namun tetap saja, dalam pertandingan tersebut, permainan Portugal begitu buruk dan jauh dari kata memuaskan.
Sebagai kesebelasan yang sukses menjuarai Piala Eropa 2016, ini bukan pertanda bagus. Kendati Piala Konfederasi tak sebesar Piala Eropa ataupun Piala Dunia, Portugal setidaknya punya reputasi untuk dipertahankan.
Atas hasil imbang pada laga perdana tersebut, banyak yang meragukan Portugal dapat melangkah cukup jauh di ajang ini. Laga kedua Portugal saat menghadapi Rusia, Rabu (21/6/2017) malam WIB bakal menjadi pembuktian: apakah keraguan tersebut memang berdasar atau Portugal justru dapat membalikkan semuanya di lapangan?
ADVERTISEMENT
Evaluasi Skema Dasar Portugal
Pada pertandingan melawan Meksiko, Fernando Santos menggunakan pakem 4-3-3 sebagai formasi tim asuhannya. Melihat susunan pemain, nama yang dimainkan oleh Santos nyaris sama seperti halnya skuat Portugal ketika bertanding di Piala Eropa 2016 atau sudah nyaris setahun digunakan.
Dengan tak adanya perubahan, skema ini bisa jadi bumerang untuk Portugal. Betapa tidak, lawan jadi paham, apa saja kelemahan dan kelebihan Portugal. Lawan juga tahu bagaimana cara mematikan serangan dan daerah mana yang jadi titik lemah.

Beberapa perubahan memang dilakukan, termasuk dengan memasukkan Andre Gomes dan Joao Moutinho ke starting XI untuk menemani William Carvalho. Selain dua perubahan tersebut, plus masuknya Ricardo Quaresma sebagai starter, tidak ada perubahan pada starting XI Portugal dari final Piala Eropa 2016.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dalam laga ini, skema 4-3-3 yang digunakan oleh Santos wajib dievaluasi. Apakah masih menguntungkan Portugal atau justru malah membuat mereka sendiri kelabakan?
Nasib Portugal Tak Pernah Baik di Moskow
Dalam laga menghadapi Meksiko, Portugal jelas begitu terbebani dengan titel juara Eropa. Status ini seakan membuat mereka wajib menampilkan permainan cantik —hal yang cukup berbeda dibandingkan penampilan mereka saat menjuarai Piala Eropa 2016.
Di Piala Eropa tahun lalu, Portugal cenderung pragmatis. Mereka bahkan dua kali melewati babak adu penalti sebelum bermain di semifinal.
Nah, tak maksimalnya Portugal kemungkinan bakal kembali tersaji saat mereka menghadapi Rusia di Otkrytiye Arena, Moskow. Gaya bermain Rusia yang cukup mirip dengan Meksiko —sama-sama agresif—, bisa saja membuat Portugal kembali tergelincir.
ADVERTISEMENT

Portugal sendiri memiliki catatan tak menyenangkan selama bermain di Moskow. Dalam tiga pertandingan yang digelar di Moskow, semua berakhir dengan kekalahan bagi Portugal. Lebih buruknya, Portugal tak mampu mencetak sebiji gol pun.
Bek Tengah yang Bisa Menjadi Masalah Besar
Jika dibandingkan dengan kontestan Piala Konfederasi 2017 yang lain, Jose Fonte dan Pepe adalah salah satu duet terbaik di sektor bek tengah. Namun demikian, tidak lantas keduanya bisa membuat lini belakang Portugal menjadi aman.
Baik Pepe dan Fonte telah melewati usia terbaik seorang bek tengah. Pepe kini memasuki usia 34 tahun, sementara Fonte menginjak usia 33 tahun. Bilangan usia yang termasuk tua tersebut, membuat keduanya tak mampu diandalkan untuk bersaing dengan penyerang yang mengandalkan kecepatan.
ADVERTISEMENT
Sial bagi Portugal, duet penyerang Rusia, Dmitry Poloz dan Fedor Smolov, sama-sama mengandalkan hal yang menjadi titik lemah Pepe dan Fonte: kecepatan dan penempatan posisi. Jika hal tersebut dibiarkan, lini belakang Portugal bisa berada dalam bahaya.