Selamat Tinggal Pendidikan Gratis di Norwegia

Rostya Putri
Master Student in Globalisation and Sustainable Development, Norwegian University of Science and Technology (NTNU), UGM Alumna (Politics and Government Studies)
Konten dari Pengguna
4 Februari 2023 6:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rostya Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi demonstrasi mahasiswa di depan gedung Universitas Sains dan Teknologi Norwegia. Sumber: Dokumentasi Perhimpunan Pelajar Indonesia-Trondheim.
zoom-in-whitePerbesar
Aksi demonstrasi mahasiswa di depan gedung Universitas Sains dan Teknologi Norwegia. Sumber: Dokumentasi Perhimpunan Pelajar Indonesia-Trondheim.
ADVERTISEMENT
Norwegia, negara yang berlokasi di Eropa Utara dengan penduduk 5 juta jiwa terkenal memiliki sistem pendidikan berkualitas tinggi. Kampus terbaik di Norwegia seperti Universitas Oslo, Universitas Bergen, Universitas Sains dan Teknologi Norwegia, Universitas Arktik Tromsø, dan Universitas Stavanger, telah melahirkan insinyur, dokter, dan peneliti yang terus menciptakan inovasi yang berdampak bagi masyarakat Norwegia dan dunia.
ADVERTISEMENT
Untuk mengakses pendidikan di Norwegia, mahasiswa tidak perlu bergantung dengan ketersediaan beasiswa, karena Norwegia menerapkan sistem pendidikan gratis untuk program sarjana ataupun magister bagi siswa lokal maupun internasional.
Saat ini, Norwegia menjadi rumah bagi setidaknya 13 ribu mahasiswa internasional dari seluruh dunia dan dua pertiganya berasal dari luar Uni Eropa (UE).
Mahasiswa hanya perlu membayar uang administrasi semester sejumlah 600 NOK atau Rp 890 ribu rupiah dan kesempatan bekerja sampingan 20 jam per minggu dengan kisaran upah 175 NOK atau Rp 259 ribu per jam.
com-Ilustrasi Lulus Kuliah Foto: Shutterstock
Namun sangat disayangkan, di pertengahan tahun 2022 pemerintah Norwegia mulai memperkenalkan skema kuliah berbayar untuk semua mahasiswa yang berasal dari luar Uni Eropa (UE), Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), dan Swiss.
ADVERTISEMENT
Menteri Ola Borten Moe mengatakan bahwa siswa dari negara-negara non-EU/EEA harus membayar biaya sekolah karena siswa Norwegia melakukan hal yang sama sehingga gagasan ini hadir atas alasan kesetaraan.
Tentunya rencana ini telah dikritik berbagai pihak sebagai kebijakan diskriminatif yang menargetkan mahasiswa terutama yang berasal dari Global South.
Beberapa pihak seperti organisasi mahasiswa dan akademisi mengatakan bahwa proposal itu tidak adil karena akan membuat akses global ke pendidikan tinggi semakin tidak merata, terutama dengan mengecualikan siswa dari negara-negara dunia Selatan–Afrika, Asia, dan Amerika Latin–yang memiliki peluang ekonomi yang lebih kecil untuk mendanai pendidikan tinggi mereka.
Apalagi Norwegia dikenal sebagai negara dengan biaya hidup paling mahal di dunia.
Aksi demonstrasi mahasiswa di Kota Trondheim. Sumber: Dokumentasi Perhimpunan Pelajar Indonesia-Trondheim.
Meskipun didesak oleh banyak pihak, kabar terbaru mengatakan bahwa pemerintah tetap melanggengkan kebijakan ini. Dalam konferensi perguruan tinggi Norwegia pada 10 Januari 2023, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, Ola Borten Moe, mengatakan bahwa keputusan "telah diambil", dan harus diterima.
ADVERTISEMENT
Sebagai tindak lanjut atas kebijakan ini, Universitas Stavanger dan dan Inland Norway University of Applied Sciences telah mengumumkan biaya yang akan dikenakan kepada mahasiswa dari luar EEA dan Swiss dengan nominal 160.000 NOK atau Rp 237 juta rupiah per tahun untuk jenjang sarjana dan 250.000 NOK per tahun atau Rp 370 juta untuk jenjang magister.
Angka tersebut didasarkan pada biaya rata-rata pendidikan di Denmark, Swedia, dan Finlandia, di mana skema serupa sudah diterapkan untuk mahasiswa internasional.
Di sisi lain, belum semua universitas di Norwegia mengumumkan besaran biaya kuliah yang akan diterapkan kepada mahasiswa untuk tahun 2023. Universitas Arktik Norwegia bekerja sama dengan Universitas Oslo, Universitas Bergen, dan Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) melalui tim gabungan masih merumuskan nominal biaya kuliah yang akan dikenakan kepada siswa internasional.
ADVERTISEMENT
Tentu saja pengenalan biaya kuliah ini dianggap tidak sensitif secara sosial maupun finansial. Kebijakan ini dikhawatirkan akan mengurangi kualitas pendidikan tinggi dan Norwegia akan kehilangan keragaman talenta, pengetahuan, potensi networking, kemitraan yang dibawa oleh siswa internasional.
Seharusnya Norwegia harus mempertahankan sistem pendidikan tinggi bebas biaya dan terus menjadi negara yang mengadvokasi pendidikan tinggi gratis secara global, menghormati hak asasi manusia dan mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 4 tentang pendidikan inklusif dan berkualitas setara.