Konten dari Pengguna

Deforestasi dan Konservasi Hutan di Kalimantan Timur

Rosyid Nurrohman
Saya adalah dosen administrasi bisnis di Universitas Mulawarman dengan minat dalam UMKM, Tekonologi digital, Ruang Publik dan Sumberdaya Manusia
22 September 2024 10:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rosyid Nurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kalimantan Timur (Kaltim) adalah rumah bagi hutan tropis yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, isu deforestasi telah menjadi sorotan utama yang memengaruhi lingkungan, masyarakat lokal, dan bahkan ekonomi jangka panjang di wilayah ini. Penebangan liar, ekspansi pertanian, serta pembangunan infrastruktur yang masif termasuk proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) telah mempercepat hilangnya hutan di Kaltim.
Gambar 1: Dampak Deforestasi di Kalimantan Timur, Sumber : diolah penulis
Gambar ini menunjukkan dampak nyata dari deforestasi di Kalimantan Timur, di mana lahan hutan yang luas telah ditebang untuk ekspansi perkebunan kelapa sawit dan pembangunan infrastruktur. Pada periode 2019-2021, Kalimantan Timur kehilangan sekitar 121.840 hektar hutan akibat aktivitas ini, dengan sekitar 1,2 juta hektar lahan dialihkan untuk perkebunan kelapa sawit. Selain itu, sektor pertambangan batu bara, yang menyumbang 70% dari pendapatan daerah, turut memperburuk deforestasi. Kehilangan ini tidak hanya mengancam populasi spesies langka seperti orangutan yang telah menurun hingga 50% dalam 60 tahun terakhir, tetapi juga berkontribusi sekitar 12% terhadap emisi karbon nasional, mempercepat perubahan iklim .
Gambar 2 : Dampak deforestasi dan perubahan penggunaan lahan di Kalimantan Timur antara tahun 2019 dan 2021. Sumber : Diolah penulis
Deforestasi: Mengapa Harus Menjadi Perhatian?
ADVERTISEMENT
Kalimantan Timur memiliki sejarah panjang terkait dengan penggundulan hutan. Penebangan liar, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, serta pengembangan sektor tambang telah menciptakan tekanan besar terhadap ekosistem hutan tropis di wilayah ini. Meskipun industri ini memberikan kontribusi ekonomi, kerugian lingkungan yang ditimbulkan tidak dapat diabaikan.
Deforestasi di Kaltim memicu kerusakan serius pada keanekaragaman hayati, dengan banyak spesies endemik yang terancam punah. Hutan tropis adalah paru-paru dunia yang berfungsi menyerap karbon dan menjaga keseimbangan iklim global. Hilangnya hutan berarti hilangnya kemampuan untuk menyerap karbon dioksida (CO2), yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Dampak deforestasi juga terasa oleh masyarakat lokal yang bergantung pada hutan sebagai sumber mata pencaharian. Kehidupan komunitas adat yang selama berabad-abad telah menjaga kelestarian hutan kini terancam oleh hilangnya sumber daya alam yang menopang keberlangsungan hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Tantangan Pembangunan dan Proyek IKN
Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur membawa janji-janji besar, termasuk konsep pembangunan berkelanjutan dan kota hijau. Namun, rencana ambisius ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampak terhadap hutan dan ekosistem di sekitarnya. Perluasan infrastruktur yang masif untuk pembangunan kota baru dapat memperburuk deforestasi jika tidak dikelola dengan bijak.
Meskipun pemerintah telah menyatakan komitmen untuk menciptakan ibu kota yang ramah lingkungan, masih ada keraguan mengenai implementasi konkret dari janji-janji tersebut. Tanpa regulasi ketat dan pengawasan yang jelas, ada risiko bahwa proyek IKN justru dapat mempercepat degradasi lingkungan di Kaltim.
Pentingnya Perlindungan Hutan dalam Agenda Hijau
Perlindungan hutan tropis di Kalimantan Timur harus menjadi prioritas dalam upaya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan konservasi. Salah satu cara efektif untuk melakukannya adalah dengan memperkuat regulasi terhadap aktivitas yang berisiko merusak hutan, seperti penebangan liar dan ekspansi perkebunan. Penguatan kebijakan ini harus diikuti dengan penegakan hukum yang tegas dan transparan.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan teknologi untuk pengelolaan hutan yang lebih baik, seperti pemantauan satelit dan drone, dapat membantu mendeteksi aktivitas ilegal sejak dini. Keterlibatan masyarakat lokal, terutama komunitas adat, dalam perlindungan hutan juga harus ditingkatkan. Mereka adalah penjaga asli yang memiliki pengetahuan mendalam tentang bagaimana hutan dapat dilestarikan tanpa merusak ekosistemnya.
Mengintegrasikan Ekonomi Hijau
Solusi lain yang dapat ditawarkan adalah mengintegrasikan prinsip ekonomi hijau ke dalam strategi pembangunan di Kaltim. Misalnya, dengan mendorong pengembangan ekowisata, yang memungkinkan pelestarian hutan berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal. Ekowisata dapat menjadi sektor unggulan yang memberikan dampak ekonomi positif tanpa merusak lingkungan.
Selain itu, pengembangan industri pertanian berkelanjutan, seperti agroforestri, juga bisa menjadi bagian dari solusi. Agroforestri memungkinkan masyarakat bercocok tanam di sekitar hutan tanpa harus merusak ekosistem hutan itu sendiri, menciptakan peluang ekonomi sambil tetap menjaga kelestarian alam.
ADVERTISEMENT
Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan
Di tengah ambisi pembangunan dan modernisasi, perlindungan hutan di Kalimantan Timur harus menjadi bagian integral dari agenda hijau pemerintah. Konsep keberlanjutan harus lebih dari sekadar jargon politik harus diterapkan secara nyata dalam kebijakan, perencanaan, dan implementasi di lapangan.
Kalimantan Timur memiliki potensi besar sebagai pusat pembangunan hijau di Indonesia, terutama dengan adanya proyek IKN yang diklaim akan mengedepankan prinsip kota hijau. Namun, janji ini hanya bisa terwujud jika kita serius menjaga keseimbangan antara pembangunan dan konservasi. Pada akhirnya, masa depan Kaltim dan keberlanjutan lingkungan global tergantung pada bagaimana kita bertindak sekarang untuk melindungi hutan tropis yang tersisa.