Konten dari Pengguna

Pfand dan Cara Orang Jerman Mendaur Ulang Wadah Minuman

5 November 2018 0:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roy Sidharta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pfand dan Cara Orang Jerman Mendaur Ulang Wadah Minuman
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi sampah plastik botol di laut (Foto: Pixabay)
Bagi kita di Indonesia, wadah minuman dalam kemasan botol plastik, botol kaca atau kaleng tidaklah berharga, sehingga seringkali sehabis meminumnya kita akan langsung membuang ke tempat sampah.
ADVERTISEMENT
Celakanya lagi karena tidak ada harganya, banyak yang membuangnya sembarangan sehingga pemandangan tumpukan sampah botol dan kaleng menjadi hal yang lazim di Indonesia. Tidak sedikit pula sampah botol dan kaleng ikut terbuang ke sungai-sungai hingga kemudian berakhir di lautan kita.
Tetapi benarkah botol dan kaleng minuman itu tidak memiliki harga? Kalau memang tidak, lantas kenapa para pemulung masih memungutnya? Tidak jarang kita menemui tukang barang bekas yang dengan senang hati menampungnya atau menukarkan dengan abu gosok khusus botol kaca.
Kondisinya berbeda dengan di Jerman. Di sana, botol dan kaleng minuman tadi sangat berharga dalam arti ada nilai uangnya sehingga mendorong peningkatan jumlah orang Jerman untuk mendaur ulang botol bekas minuman mereka. Bahkan menjadi salah satu sumber penghidupan bagi beberapa orang untuk membantu perekonomian rumah tangga mereka.
ADVERTISEMENT
Saking berharganya, ada juga yang tergoda untuk melakukan tindakan kriminal, seperti yang terjadi di Kota Cologne di mana seorang pria berhasil memanipulasi secara ilegal mesin deposit daur ulang botol dan kaleng sehingga mendapatkan € 44 ribu. Atau yang lebih gila lagi, seorang pria di Kota Bochum melalui modus operandi yang nyaris sama berhasil meraup € 1,2 juta. Kedua orang itu tentunya berhasil ditangkap dan diadili.
Apa sebenarnya yang menyebabkan orang-orang Jerman sampai begitunya menghargai botol dan kaleng minuman? Semua ini disebabkan oleh sebuah sistem daur ulang yang diterapkan Pemerintah Jerman yang disebut dengan Pfandsystem atau kalau diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia artinya ‘sistem deposit’.
Pfand dan Cara Orang Jerman Mendaur Ulang Wadah Minuman (1)
zoom-in-whitePerbesar
Botol-botol plastik dengan simbol Pfand (Foto: Yustinus Seto)
ADVERTISEMENT
Ordonansi Kemasan
Bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung ke Jerman, maka akan dibingungkan dengan sistem Pfand (dibaca Pe-fan) ini, karena pada akhirnya sistem ini akan memengaruhi harga minuman yang kita beli di toko dan memaksa kita untuk menanam dalam kepala tambahan harga untuk deposit dengan harga sebenarnya.
Untuk di toko besar seperti supermarket, biasanya akan tertera di rak jumlah Pfand-nya dengan posisi di bawah harga asli, meskipun ukuran hurufnya kecil. Tapi kalau kita beli di toko kelontong atau toko kecil di pinggir jalan, maka harga deposit tidak akan ditulis.
Sistem Pfand Jerman pertama kali diberlakukan pada tahun 2003, namun dalam kenyataannya sistem ini sudah mulai dipersiapkan di tahun 1991 melalui ‘Ordonansi Kemasan’ (Verordnung über die Verwertung und Vermeidung von Verpackungabfällen) yang menetapkan bahwa jika pangsa pasar nasional kemasan minuman isi ulang turun di bawah tingkat 72% di tahun 1991, maka deposit wajib dikenakan pada kemasan minuman yang tidak dapat diisi ulang apa pun.
ADVERTISEMENT
Bingung? Jangan! Cerita sederhananya begini; Jerman merupakan salah satu di antara sekian banyak negara di dunia yang bisa dikatakan ‘menggandrungi’ yang namanya daur ulang sampah. Termasuk di antaranya adalah mendorong agar produksi wadah minuman yang terbuat dari polyethylene terephthalate (jenis plastik yang disingkat PET), gelas dan kemudian seiring waktu aluminium, untuk dapat digunakan kembali.
Dalam hal ini, Jerman telah menyusun berbagai kebijakan dan ketentuan untuk mendorong para produsen minuman agar dapat memasok produk mereka dalam wadah yang dapat digunakan kembali, baik plastik maupun botol kaca yang dapat diisi ulang.
Perkiraan waktu itu, rata-rata pengisian ulang untuk PET adalah 25 kali sedangkan untuk kaca hingga 50 kali. Dengan demikian, diharapkan bahwa proses penggunaan kembali wadah-wadah minuman tadi dapat membantu mengurangi emisi CO2 rata-rata per botol yang beredar karena lebih sedikit botol baru yang harus diproduksi.
ADVERTISEMENT
Di akhir 1980-an, produksi dan penggunaan wadah minuman yang bisa digunakan kembali ini mulai menunjukkan adanya penurunan. Untuk mengantisipasi penurunan lebih lanjut, maka ordonansi tadi disusun dan alhasil apa yang kemudian diperkirakan terjadi.
Di tahun 1997, untuk pertama kali pangsa pasar untuk wadah minuman yang bisa digunakan kembali mengalami penurunan menjadi 71,33 %, sehingga sesuai dengan Ordonansi Kemasan tadi, maka sistem deposit perlu diterapkan.
Tidak mudah memang untuk menerapkannya, karena perkara ini kemudian masuk menjadi isu hangat di ranah politik karena penerapan sistem deposit ini dianggap meningkatkan biaya investasi dari para vendor dan pengecer.
Kewajiban untuk menerapkan sistem ini dapat dijadikan sebagai ancaman bagi industri yang waktu itu tengah berjuang untuk memenuhi target wadah minuman yang dapat digunakan kembali. Namun akhirnya di tahun 2003, sistem ini dapat diterapkan dan dalam perjalanannya telah beberapa kali mengalami perubahan.
ADVERTISEMENT
"Di tahun 2003, semua orang mengeluh mengenai sistem deposit ini. Tapi jika Anda coba menyingkirkannya saat ini, maka akan diprotes,” jelas Frank Welle dari Fraunhofer Institute for Process Engineering and Packaging.
Cara Kerja Sistem Pfand
Secara sederhana Pfand bekerja bagaikan siklus. Diawali dengan para produsen minuman yang mengisi produk mereka ke dalam botol atau kaleng. Wadah-wadah ini kemudian dijual ke para vendor dan pengecer yang membayar deposit kepada produsen tadi. Nah, hasil dari pembayaran deposit tadi kemudian dikenakan kepada para konsumen dalam bentuk biaya tambahan.
Berapa biaya yang perlu dibayar sebagai deposit? Sebelum menjawab pertanyaan itu, perlu diklarifikasi dulu bahwa sistem Pfand tidak berlaku untuk semua jenis wadah botol. Deposit hanya dikenakan pada kemasan dengan volume isi antara 0,1 hingga 3 liter.
ADVERTISEMENT
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Jerman, pemilihan untuk kisaran isi volume ini disebabkan karena untuk ukuran di bawah 0,1 liter dan di atas 3 liter dipandang tidak memenuhi standar komersil mesin pengembalian wadah minuman yang beredar di pasar dan tidak juga ekonomis untuk memproduksi mesinnya.
Adapun cakupan jenis minuman yang dikenakan desposit adalah bir (beralkohol maupun tidak), air mineral (mencakup antara lain air putih, air bersoda, air putih dengan rasa, air beroksigen), minuman ringan berkarbonasi maupun tidak, dan minuman campuran beralkohol.
Jenis minuman yang tidak termasuk di dalam ketentuan itu antara lain seperti minuman jus buah, susu, minuman diet (berlaku hanya untuk bayi anak-anak saja) anggur, anggur sparkling, dan minuman beralkohol lainnya.
ADVERTISEMENT
Kenapa terjadi pemisahan jenis minuman ini? Kementerian Lingkungan Hidup Jerman menjelaskan bahwa biaya tinggi dari sistem pengembalian dan deposit hanya dibenarkan ketika volume pasar cukup tinggi untuk membuat pembentukan sistem yang efisien dan komprehensif atau partisipasi dalam satu kemungkinan.
Hal ini berlaku untuk jenis minuman yang tercantum di Ordonansi Kemasan, yaitu bir, air mineral, minuman ringan, dan minuman beralkohol campuran, yang bersama-sama memegang bagian terbesar dari pasar minuman.
Sedangkan bagi produk-produk yang tadi disebutkan tidak dikenakan deposit, hal ini disebabkan karena produk-produk tadi memiliki fitur khusus yang akan menyebabkan ketidakseimbangan antara manfaat lingkungan dan biaya membangun sistem pengembalian dan deposit. Khusus untuk minuman diet, alasan yang dikemukakan adalah adanya perhatian terhadap kebutuhan nutrisi khusus bagi bayi dan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Kembali ke masalah harga tadi, yang dikenakan untuk deposit adalah sebagai berikut:
- Botol gelas bir yang dapat digunakan kembali ukuran 0,33 – 0,5 liter harga depositnya adalah € 0,8 sen;
- Botol gelas air yang dapat digunakan kembali ukuran 0,75 – 1 liter dikenakan € 0,15 sen;
- Botol plastik yang dapat digunakan kembali adalah sebesar € 0,15 sen;
- 1 kerat botol bir berisikan 20 botol dikenakan deposit sebesar € 3,10; dan
- 1 botol jenis sekali pakai adalah sebesar € 0,25 sen.
Pengenaan harga yang lebih mahal untuk botol jenis sekali pakai bertujuan untuk mendorong para konsumen untuk memilih produk-produk wadah minuman yang dapat digunakan kembali.
ADVERTISEMENT
Mengapa wadah minuman sekali pakai tidak dilarang saja produksinya oleh Pemerintah Jerman ketimbang memungut € 0,25 sen? Untuk ini, tangan Jerman terikat dengan ketentuan yang berlaku di Uni Eropa karena penerapan larangan macam itu akan menciptakan gangguan terhadap pasar internal Uni Eropa.
Pfand dan Cara Orang Jerman Mendaur Ulang Wadah Minuman (2)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu bentuk mesin pengembalian deposit (Foto: Yustinus Seto)
Jadi bagi mereka yang miliki wadah minuman sesuai dengan kriteria-kriteria di atas, maka bisa menukarkannya di toko-toko terdekat yang memiliki mesin pengembalian botol.
Pada dasarnya, sejak 2006, semua toko yang memiliki mesin pengembalian wadah minuman diwajibkan untuk menerima semua jenis wadah minuman meskipun barangnya tidak dibeli di toko yang sama. Namun demikian, toko tidak diwajibkan untuk menerima kaleng minuman apabila toko itu tidak menjual minuman kaleng.
ADVERTISEMENT
Cara pengembaliannya pun tidaklah sulit, kita tinggal memasukkan satu per satu botol/kaleng ke dalam mesin pengembalian wadah minuman yang tersedia dan kemudian mesin akan mencoba membaca barcode yang tertera pada plastik segel.
Bagi wadah-wadah yang bisa digunakan kembali maka kemudian mesin akan menyimpannya, sedangkan untuk jenis sekali pakai, mesin akan langsung mencabiknya. Sebelum memasukkan botol/kaleng ke dalam mesin, pastikan bahwa wadah-wadah itu memiliki lambang Pfand yaitu gambar botol dan kaleng dengan panah yang mengarah ke kiri. Kalau lambang itu tidak ada, maka mesin akan menolaknya.
Mesin akan menghitung secara otomatis botol-botol yang memenuhi persyaratan. Sehabis selesai mendaur ulang, maka kemudian kita tinggal memencet tombol atau layar yang tertulis Pfandbon dan keluarlah bon hasil penjumlahan wadah minuman yang telah kita daur ulang.
ADVERTISEMENT
Bon itu kemudian dapat kita tukaran di kasir. Ada 2 hal yang bisa kita lakukan, kita bisa menukarkannya dengan uang tunai atau membeli produk-produk di toko itu sesuai dengan nominal yang tertera.
Pfand dan Cara Orang Jerman Mendaur Ulang Wadah Minuman (3)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengumpulkan botol (Foto: Pixabay)
Mengais Rezeki dari Pfand
Apalah artinya uang sen? Itulah yang ada di benak banyak orang Jerman ketika di tahun 2003 sistem Pfand pertama kali diterapkan. Tetapi bagi para tuna wisma, alkoholik dan pencandu narkoba, sistem ini memberikan harapan bagi mereka untuk bertahan hidup dan bahkan bagi para alkoholik, ini adalah cara murah untuk bisa menenggak kembali bir atau minuman keras lainnya sehingga mengumpulkan botol/kaleng pfand menjadi rutinitas mereka untuk bertahan hidup.
Tempat sampah umum yang dapat ditemui rata-rata di kota besar di Jerman menjadi tempat favorit bagi mereka untuk mengais rezeki. Sehingga dalam sekejap, melihat orang memeriksa isi tempat sampah bukanlah menjadi pemandangan yang aneh.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan penulis waktu di Berlin, para pengumpul Pfand atau dalam bahasa Jermannya ‘Pfandsammler’ ini rata-rata dibekali oleh perlengkapan seperti lampu senter, tongkat kayu/besi pendek untuk mengakas sampah dan tentu kantong atau tas besar di mana salah satu yang menjadi favorit adalah tas biru besar yang diperjualbelikan oleh salah satu perusahaan mebel terkemuka dari Swedia atau troli belanja.
Jangan salah, meskipun pekerjaan ini memiliki kaitan dengan tempat sampah, bukan berarti bahwa mereka dekil dan lusuh pakaiannya. Sebaliknya, tidak jarang mereka berpakaian selayaknya kita sehari-hari.
Bahkan di Bandara Tegel, Berlin, penulis beberapa kali memperhatikan para pengumpul Pfand memeriksa tempat sampah di bandara itu dengan berpakaian perlente sambil membawa koper besar untuk menampung botol dan kaleng yang mereka temukan sehingga terkesan selayaknya seorang pengusaha yang akan melakukan perjalanan. Hal itu sengaja memang mereka lakukan, supaya tidak menarik perhatian dan menghindari petugas keamanan bandara.
ADVERTISEMENT
Kembali fokus ke masalah ketahanan hidup tadi. Kemudian tidak butuh waktu lama bagi khalayak lainnya untuk ikutan mengais rezeki dari Pfand. Tepatnya di tahun 2005, di saat itu angka pengangguran di Jerman meningkat drastis dan bahkan sempat melampaui 12%. Sehingga kemudian membuat para pengangguran bersamaan dengan para pensiunan yang uang pensiunnya kecil terlihat semakin banyak mengumpulkan botol dan kaleng pfand di tempat umum.
“Ini adalah gejala dari sistem sosial yang tidak memadai yang berjuang untuk mengatasi meningkatnya jumlah orang lanjut usia dan pengangguran," ungkap Sabine Werth, Kepala Berliner Tafel, sebuah organisasi nirlaba yang mendistribusikan makanan kepada kaum tuna wisma sebuah wawancara dengan Der Spiegel.
Secara tidak langsung, praktik pengumpulan Pfand mendorong tumbuhnya gejala sosial lainnya menjadikan kegiatan ini popular di kalangan usia lanjut yaitu memberikan mereka ‘sebuah tujuan’ dalam hidup. "Untuk generasi yang lebih tua itu memberikan rasa tujuan," jelas Werth. "Mereka melihatnya sebagai sebuah alasan untuk keluar dari rumah dan berhubungan dengan orang-orang."
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, kondisi telah berubah. Para tunawisma semakin tergeser. Alban Knecht, seorang sosiologis yang menerbitkan sebuah penelitian mengenai para pengumpul pfand ini, dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle menjelaskan bahwa para pengumpul Pfand kini sebagian besar adalah pensiunan atau penerima kesejahteraan, yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Praktik ini cukup mendapatkan dukungan dari masyarakat di kota-kota besar Jerman. Sebagai langkah suportif, penulis juga seringkali ikut dalam kebiasaan orang-orang Berlin khususnya mereka yang pulang dari clubbing dengan meletakkan botol atau kaleng yang telah selesai diminum di bawah tempat sampah dengan harapan dapat memudahkan pekerjaan para pengumpul Pfand itu kalau besok paginya tidak keburu dibersihkan oleh BSR, perusahaan pengelola sampah milik kota Berlin.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi juga dimanfaatkan untuk membantu para pengumpul pfand, salah satunya adalah situs internet , aplikasinya tersedia di Google Play atau App Store wilayah Jerman, yang menawarkan bagi mereka yang ingin ‘membuang’ botol untuk dapat mencari calon pengumpul dan mengatur jadwal pengambilan barangnya.
Seberapa besar sih sebenarnya jumlah bisnis pengumpulan Pfand ini? Berdasarkan laporan Deutsche Welle, diperkirakan setiap tahunnya terdapat 720 juta botol seharga 25 sen yang belum dikembalikan. Sehingga terdapat botol-botol sejumlah sekitar € 180 juta yang belum di-pfand-kan.
Pfand memang telah membantu sebagian masyarakat Jerman untuk bisa bertahan hidup, meskipun demikian, kritik juga bermunculan dan tidak jarang ada yang menanggap bahwa ini merupakan salah satu indikator kegagalan sistem kesejahteraan sosial di Jerman.
ADVERTISEMENT
"Sistem Pfand secara umum adalah hal yang baik. Tetapi orang-orang yang berjalan di sekitar dan mengumpulkan botol bukanlah pengganti kesejahteraan sosial," kata Knecht yang juga menambahkan bahwa bertahan hidup dari pengumpulan botol saja tidak mungkin.
Terlepas dari pro dan kontranya, para pengumpul Pfand telah memberikan kontribusi terhadap tingginya angka daur ulang sebagaimana dilaporkan oleh Deutsche Welle untuk PET pada tahun 2015, mencapai 93,5%. Sedangkan untuk kaleng, the Guardian melaporkan bahwa angka daur ulangnya mencapai 99%. Mengingat tingginya angka daur ulang ini, mungkin ada baiknya wadah minuman di Indonesia bisa diberikan 'nilai' untuk menarik minat mendaur ulang khalayak luas.