Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah Tempe Mendoan, Gorengan Setengah Matang Asli Banyumas
9 Januari 2023 21:18 WIB
Tulisan dari Royyan Nomiashkhaf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika kebanyakan orang akan menyukai gorengan yang memiliki tekstur garing dan renyah, maka berbeda dengan gorengan yang satu ini. Gorengan ini sengaja dimasak setengah matang dengan tekstur yang sedikit lembek. Nama gorengan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Tempe Mendoan. Gorengan asli dari Kabupaten Banyumas ini sudah menjadi hidangan yang banyak disukai oleh kebanyakan orang meskipun berbeda dari kebanyakan gorengan lainnya. Jika berkunjung ke wilayah Banyumas, maka masih terasa kurang apabila belum mencicipi makanan ini. Tempe mendoan memiliki cita rasa yang sama seperti tempa pada umumnya, tetapi ukurannya lebih tipis, dengan ketebalan yang hanya sekitar 3 inci. Tempe mendoan biasa disantap sebagai camilan atau, bahkan menjadi lauk makan dengan ditemani nasi hangat.
ADVERTISEMENT
Tempe mendoan merupakan makanan olahan dari peragian atau fermentasi dari kacang kedelai. Tempe tersebut kemudian dilumuri dengan adonan basah dari tepung yang sudah diberi bumbu ataupun penyedap. Terdapat pula irisan daun bawang pada adonan yang memberikan aroma harum pada tempe mendoan. Tempe mendoan yang sudah dilumuri adonan selanjutnya digoreng di minyak yang panas, yang membuatnya berbeda dengan gorengan lainnya, tempe mendoan cukup dimasak tidak sampai matang, hanya setengah matang saja. Sampai kira-kira tempe sudah matang dan adonan tepung terlihat sedikit kekuningan. Tempe mendoan disajikan panas-panas dengan ditemani cabai rawit dan sambal kecap manis, yang membuat cita rasa tempe mendoan lebih bervariasi.
Sejarah Tempe Mendoan
Tempe mendoan berasal dari kata "mendo" yang berarti setengah matang dalam bahasa Jawa Banyumasan. Setengah matang tersebut diambil dari teknik dimasaknya tempe mendoan. Tempe mendoan digoreng setengah matang ternyata memiliki sejarah dibalik hal tersebut. Pada zaman dahulu tempe mendoan dibuat sebagai makanan cepat saji. Hal tersebut bertujuan untuk mempersingkat waktu pembuatan. Sehingga, waktu tidak habis terbuang untuk menunggu hingga tempe digoreng menjadi sangat kering.
ADVERTISEMENT
Tempe mendoan muncul ketika makanan berbahan baku kedelai yang bernama "tempe" mulai tumbuh dan banyak dikonsumsi di seputar Asia Tenggara, Wilayah China danIndocina. Kedelai dibawa oleh masyarakat Asia Tengah ketika bermigrasi ke Tenggara. Pada saat itulah tempe mendoan muncul dan menjadi kudapan yang nikmat untuk disantap. Tempe mendoan ternyata sudah ada dari satu abad. Pada awal tahun 1960-an tempe mendoan mulai menjadi komoditas ekonomis dan dikelola secara komersial dalam dunia kepariwisataan. Tempe mendoan bukan sekadar kudapan nikmat untuk menemai minum teh atau secangkir kopi, namun sudah menjadi ujung tombak dari pariwisata Kabupaten Banyumas.
Filosofi Orang Banyumas dan Tempe Mendoan
Bukan hanya sekadar gorengan setengah matang biasa, tempe mendoan ternyata merupakan makanan yang memiliki filosofi yang berkaitan dengan ciri orang Banyumas asli. Orang Banyumas dapat diumpamakan seperti tempe mendoan yang luwes dan kenyal. Sifat tersebut adalah spirit masyarakat Banyumas yang mampu dan berani untuk menyesuaikan diri. Tempe mendoan sebenarnya juga bisa disajikan secara kering dan garing. Sifat garing tersebut diibaratkan apabila ketikaberselisih, makaa berani untuk bertempur, bahkan sampai remuk. Kedua sifat tersebut sebagai penggambaran Orang Banyumas yang tecermin pada tempe mendoan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, filosofi dari tempe mendoan dapat dikaitkan dengan tekad para pahlawan yang berjuang untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Terbukti Orang Banyumas zaman dahulu banyak yang menjadi tokoh di dunia diplomasi dan kemiliteran. Seperti, Jenderal Soedirman, Letnan Jenderal Soepardjo Rustam, Jenderal Gatot Subroto, Soesilo Soedarman, dan lain-lain.