Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Stop Self Blaming: Cara Memaafkan Diri Sendiri
6 Januari 2025 13:58 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kharisma Laila Nur Hidayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebiasaan menyalahkan diri sendiri atau self-blaming seringkali muncul setelah kita menghadapi kegagalan Atau suatu hal yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Meskipun mungkin terlihat seperti cara untuk bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan, self-blaming justru bisa berdampak negatif karena dapat menghambat kita untuk maju dan berkembang. Memaafkan diri sendiri adalah langkah penting untuk melepaskan diri dari rasa bersalah yang berlebihan dan menciptakan kedamaian batin.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Self-Blaming?
Self-blaming adalah kebiasaan untuk menyalahkan diri sendiri atas segala hal yang tidak berjalan sesuai rencana, meskipun sering kali kita tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas situasi tersebut. Self-blaming juga merukan salah satu masalah mental dimana seseorang seringkali mudah menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi, padahal hal tersebut di luar kontol diri kita dan sepenuhnya bukan salah kita. Jika dibiarkan, self-blaming dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, hingga rasa tidak berharga. Oleh karena itu, penting untuk mengenali batas tanggung jawab diri sendiri dan belajar melepaskan hal-hal yang di luar kontrol kita. Kita harus mencoba untuk menerima bahwa hal-hal yang terjadi di luar kontrol merupakan suatu hal yang lumrah. Tidak semua hal bisa kita kendalikan, termasuk hasil akhir yang akan terjadi.
ADVERTISEMENT
Mengapa Kita Terjebak dalam Self-Blaming?
1. Perfeksionisme
Keinginan untuk selalu menjadi sempurna membuat kita cenderung menyalahkan diri ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi apabila ada hal-hal yang belum sempurna adalah hal yang sangat wajar.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan yang kritis atau pengalaman masa lalu bisa memperburuk kebiasaan self-blaming. Entah dari faktor pola asuh sejak kecil atau bahkan kejadian-kejadian yang menyebabkan trauma contohnya saja seperti pelecehan seksual.
3. Kesulitan Menerima Ketidaksempurnaan
Kita sering merasa harus mengontrol segala hal, seakan-akan segala hal yang terjadi dalam hidup kita ini adalah tanggung jawab kita sendiri, padahal ada beberapa hal yang seringkali terjadi luar kendali kita. Ketika kita mengalami kegagalan atau menghadapi kejadian yang tidak sesuai dengan harapan, seringkali hal ini berujung pada kebiasaan menyalahkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Cara Memaafkan Diri Sendiri?
1. Stop Berpikir Negatif
Langkah pertama adalah mengenali kapan kita mulai menyalahkan diri sendiri dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif. Tanyakan kepada diri kita sendiri “Apakah ini benar-benar kesalahanku?” Atau “Apakah saya punya kendali atas apa yang terjadi? Atau hal ini terjadi di luar kendali saya?” beberapa hal terjadi di luar kendali kita, jadi jangan langsung menyimpulkan bahwa segala hal yang terjadi ada kesalahan kita.
2. Fokus pada Pembelajaran
Alihkan perhatian dari kesalahan ke apa yang bisa dipelajari dan diperbaiki di masa depan. Berhenti Berandai-andai Seperti “Kalau saja aku...” hal tersebut sangat menbuang-buang waktu dan justru akan memperburuk pikiran dan berujung overthinking. Ingat, kamu hidup di saat ini, bukan di masa lalu. Apa yang sudah terjadi, biarkan terjadi. Fokus pada langkah ke depan.
3. Praktikkan Self-Compassion
ADVERTISEMENT
Perlakukan diri sendiri dengan kasih sayang dan pengertian, sebagaimana kita memperlakukan teman dekat yang sedang kesulitan. And try to romanticize your life, hidup ini indah untuk di nikmati. Pahami dan sayangi dirimu sendiri sebelum kamu melakukan hal tersebut kepada orang lain, karena pada dasarnya orang yang paling mengerti dan peduli terhadap dirimu adalah dirimu sendiri. Karena tidak semua orang akan melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan kepadanya. Jangan pernah lupa untuk bangga kepada diri sendiri atas apa yang telah kamu lewati, seringkali kita hanya berfokus pada pencapaian pencapaian besar hingga kita melupakan bahwa ada hal hal sederhana yang lebih bermakna yang bisa kita banggakan dari diri kita sendiri.
4. Bicara dengan Orang Lain
ADVERTISEMENT
Berbicara dengan teman atau seorang profesional bisa membantu kita melihat situasi dengan perspektif yang lebih sehat. Utarakan apa yang kamu rasakan, apa yang kamu pendam, apa yang membuat kamu merasa terjebak. Mengutarakan apa yang kamu rasakan kepada orang lain atau bahkan orang yang profesional akan sangat membantu kita untuk keluar dari masalah yang kita alami, salah satunya yaitu self blaming
Memaafkan diri sendiri adalah langkah pertama untuk melepaskan beban emosional yang kita pendam. Dengan berhenti menyalahkan diri dan fokus pada perbaikan, kita bisa mulai menjalani hidup dengan lebih ringan dan bahagia. Jangan biarkan self-blaming menghalangi potensi terbaikmu untuk menjadi lebih bersinar di masa depan. Not everything in life goes as planned, some things are simply out of our control. So, let’s start forgiving ourselves for the things we couldn’t change. Love yourself, embrace your journey, and keep moving forward toward a brighter future!
ADVERTISEMENT