Konten dari Pengguna

21 April: Wanita dan Kreativitas

Rahman Tanjung
Widyaiswara Ahli Madya BKPSDM Kabupaten Karawang, Dosen STIT Rakeyan Santang Karawang
22 April 2021 11:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahman Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanggal 21 April kemarin, saya yakin hampir seluruh masyarakat Indonesia khususnya kaum wanita tahu bahwa hari itu adalah hari Kartini.
ADVERTISEMENT
Hari kartini merupakan salah satu hari nasional yang ditetapkan pertama kali oleh Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno melalui Kepres RI no.108, tanggal 2 Mei 1964, yang juga menetapkan R.A Kartini sebagai salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Tanggal 21 April ditetapkan menjadi Hari Kartini mengacu pada hari kelahiran beliau pada 21 April 1879.
Ilustrasi Hari Kartini (Sumber: www.freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hari Kartini (Sumber: www.freepik.com)
Kartini seorang pahlawan wanita nasional Indonesia yang memiliki nama lengkap Raden Adjeng Kartini adalah pelopor kebangkitan wanita di Indonesia, khususnya kaum pribumi. Beliau mencoba menerobos kebiasaan tradisi yang pada waktu itu dirasakan cukup mengekang kaum wanita.
Dengan tekad dan keinginannya yang kuat serta berbagai kondisi yang menimpanya, Kartini terus berupaya untuk memajukan status atau derajat wanita pribumi, bahkan tidak hanya itu saja, Kartini juga berjuang dalam menanggapi masalah-masalah sosial yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Salah satu karya monumental dari Kartini adalah buku yang berjudul, "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang dalam beberapa sumber berita menyebutkan judul asli buku tersebut adalah Door Duisternis tot Licht yang secara harfiah dapat diartikan dengan “Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
Namun, tahukah anda bahwa 21 April ternyata bukan hanya diperingati sebagai hari Kartini. Tanggal tersebut secara internasional juga diperingati sebagai World Creativity and Innovation Day (WCID) atau Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia.
WCID ditetapkan pada 25 Mei 2001 di Toronto, Kanada yang digagas oleh Marci Segal, seorang tokoh wanita dari Kanada, yang waktu itu sedang mempelajari kreativitas pada tahun 1977 di Pusat Studi Kreativitas Internasional pada State University of New York College
Sosok Marci Segal (sumber: www.linkedin.com)
Ketika muncul tajuk tentang Kanada dalam Krisis Kreativitas di National Post, Marci Segal memutuskan untuk mengadakan Hari Kreativitas dan Inovasi Sedunia. Sebab menurutnya di saat krisis, akan mendorong orang untuk menggunakan kemampuan alaminya dalam menghasilkan ide baru, membuat keputusan baru, mengambil tindakan baru, dan mencapai hasil baru, untuk membuat tempat yang lebih baik di dunia untuk hidup.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman situs en.wikipedia.org, bahwa WCID tanggal tanggal 21 April secara global telah ditetapkan oleh PBB dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kreativitas dan inovasi dalam pemecahan masalah sehubungan dengan memajukan tujuan pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang juga dikenal sebagai "tujuan global". Hari itu dibuat dengan resolusi PBB 71/284 dengan dukungan dari 80 negara. Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia pertama dirayakan pada tanggal 21 April 2018.
Tujuan dari peringatan WCID tersebut adalah untuk mendorong pemikiran multidisiplin kreatif di tingkat individu dan kelompok yang, menurut laporan khusus tentang ekonomi kreatif oleh UNESCO, UNDP, dan UNOSSC, telah "menjadi kekayaan sejati bangsa di abad ke-21.
Urusan Dapur, Sumur, dan Kasur
Mungkin anda pernah mendengar dan masih mendengarnya sampai dengan saat ini, di mana ada sebuah stigma yang menyatakan bahwa tugas wanita hanyalah urusan dapur, sumur dan kasur semata.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan tersebut, wanita harus bisa masak agar kelak dapat menyenangkan dan melayani suami serta anak-anaknya dalam menyediakan masakan. Wanita juga harus bisa mencuci, membersihkan serta menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yang baik dalam hal memberikan kepuasan batin bagi suaminya dan juga memberikan keturunan
Pemikiran tersebut bila dinilai pada zaman sekarang yang serba modern dan penuh kebebasan, tentunya sudah tidak relevan lagi. Wanita saat ini mempunyai hak yang sama juga dengan pria dalam beberapa hal.
Melalui pemikiran-pemikiran dari RA.Kartini yang telah banyak membawa perubahan tentang pandangan orang-orang terhadap wanita pribumi, mulai dari masyarakat Belanda sampai dengan tokoh-tokoh nasional Indonesia saat itu, telah memberikan semangat bahwa seorang wanita mampu melakukan semua hal dengan sendiri bukan hanya pekerjaan rumah tangga tapi juga pekerjaan para pria.
ADVERTISEMENT
Dengan semangat juang dan pemikiran-pemikiran Kartini tersebut, kini kaum wanita Indonesia tidak lagi merasa terkekang, atau terbelenggu oleh tradisi. Paradigma wanita saat ini tidak hanya identik dengan seputar sumur, dapur dan kasur semata. Wanita Indonesia mempunyai kesempatan untuk maju dan berkembang, sama halnya dengan kaum pria di Indonesia.
Saat ini kaum wanita juga memiliki kesempatan seperti hal nya kaum pria, di mana wanita perlu pendidikan yang tinggi. Bukan kah wanita adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak, sehingga apabila wanita memiliki pendidikan yang tinggi, maka akan mampu mencetak generasi yang berpendidikan juga dengan ilmu yang dimilikinya.
Namun, tentunya dengan mengedepankan prinsip positive thinking, saya sendiri berpendapat bahwa stigma orang tua zaman dahulu yang menyatakan wanita tidak terlepas dari urusan dapur, sumur dan kasur tidak dapat dikatakan sepenuhnya salah.
ADVERTISEMENT
Prinsip dapur, sumur dan kasur tersebut bisa jadi merupakan suatu pakem bagi kaum wanita yang kelak akan menjadi istri untuk melayani suaminya dengan baik sebagai bentuk bakti, penghormatan dan cinta kasih kepada suami. Namun, tentu saja istri juga dapat mempunyai beragam peran lain di luar urusan dapur, sumur dan kasur tersebut.
Walaupun istri memiliki posisi tinggi di suatu organisasi atau perusahaan, walaupun istri memiliki jabatan penting di kantor tempatnya bekerja, tetapi di rumah ia tetap menjadi istri yang memiliki kewajiban khidmah kepada suaminya.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut, Wanita justru dituntut agar bisa kreatif dan inovatif. Dengan waktu dan tugas yang diembannya, wanita juga perlu berkarya, tetapi tidak meninggalkan kodratnya sebagai perempuan yang memiliki naluri untuk mendampingi suami dan mengasuh anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Di zaman yang modern ini, dalam era 4.0 bahkan menuju 5.0, menuntut wanita agar tidak ketinggalan zaman dan menjawab tantangan untuk melakukan penyesuaian dengan kondisi yang ada sekarang. Dengan kreativitas dan inovasinya, wanita dapat berkarya, baik di rumah maupun berkreasi, bekerja di mana pun tempatnya, sesuai dengan minat dan bakat.
Inovasi dan kreativitas bukan hanya milik pria saja, wanita juga bisa berpikir serta bertindak kreatif dan inovatif, sehingga dapat mewarnai pembangunan negara ini dengan lebih baik. Bahkan salah satu prioritas utama SDGs (Sustainable Development Goals) adalah kesetaraan gender, yang menegaskan bahwa negara tidak bisa menjalankan pembangunan berkelanjutan kalau perempuan tertinggal di belakang.
Dengan kreativitas yang dimilikinya, wanita dapat tampil up to date, mempunyai kemampuan yang istimewa, mandiri dan percaya diri dalam berbagai hal, pantang menyerah dan mampu bekerja sama, baik dalam keluarganya maupun tempat kerjanya.
ADVERTISEMENT
Wanita Kreatif Mewujudkan Generasi Kreatif
Peran wanita cukup penting bagi bangsa dan negara ini. Wanita bisa menyebabkan suatu negara maju atau hancur. Karena wanita merupakan ibu suatu generasi, di mana setiap tingkah laku dan perbuatannya dapat berpengaruh pada peradaban.
Wanita harus menjadi sosok yang istimewa, kreatif, inovatif, percaya diri serta berjalan sinergis bersama kaum pria, sehingga akan menjadi kekuatan besar yang memastikan terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul yang dapat membawa negaranya ke peradaban yang lebih baik.
Wanita yang tangguh dapat mendorong terciptanya bangsa yang tangguh, pun demikian dengan wanita yang kreatif akan mendorong terciptanya bangsa dan generasi yang kreatif. Hal tersebut sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh RA. Kartini, yang menyatakan, "sampai kapanpun, kemajuan perempuan itu ternyata menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa"
ADVERTISEMENT
Dengan semangat kreativitas dalam diri seorang wanita, bisa memberikan dampak yang baik bagi bangsa ini untuk lebih maju dan berkembang. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Marci Segal, "kreativitas adalah percikan kehidupan, vitalitas yang membangkitkan keinginan untuk meningkatkan dan mengubah status quo-secara bermakna, bertanggung jawab, bijaksana, dan berdampak"
Dari tanggal 21 April tersebut, yang merupakan hari penting dan memiliki makna khusus, di mana dua tokoh nasional dan dunia tersebut adalah wanita. Maka, dengan memaknai semangat dari keduanya, wanita Indonesia dan wanita-wanita di seluruh dunia dituntut untuk kreatif dan inovatif.
21 April Hari Kartini, 21 April Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia
Ilustrasi R.A. Kartini. Foto: Shutter Stock