ASN, Indonesia dan Ikatan Cinta

Rahman Tanjung
Widyaiswara Ahli Madya BKPSDM Kabupaten Karawang, Dosen STIT Rakeyan Santang Karawang
Konten dari Pengguna
10 April 2021 9:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahman Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi PNS Foto: Antara/Rahmad
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PNS Foto: Antara/Rahmad
ADVERTISEMENT
Malam itu, sehabis menunaikan Shalat Isya, tadinya saya berniat untuk menonton tayangan liga Inggris, tapi sepertinya gak jadi deh, soalnya sudah keduluan istri yang tampak serius menonton sebuah sinetron.
ADVERTISEMENT
Saya pun iseng bertanya pada Istri, sinetron apa yang sedang dia tonton, “Ikatan Cinta Yah, emang Ayah gak tahu, banyak yang nonton loh,” jawab istri saya. Padahal setahu saya, dia itu jarang sekali nonton sinetron, jadi membuat saya penasaran dan saya pun ikut menemaninya menonton, kebetulan ada pisang goreng hangat buatan istri tercinta.
Sinetron Ikatan Cinta adalah sebuah tayangan sinetron di salah satu TV Swasta Indonesia yang saat ini lagi nge-hits dan banyak ditonton oleh masyarakat Indonesia, bahkan tidak sedikit yang larut dalam jalan ceritanya. Bahkan berdasarkan beberapa sumber sinetron ini pernah meraih rating tertinggi di akhir bulan Januari 2021.
Pemeran Sinetron Ikatan Cinta, sumber : Instagram @ikatancintaofficiall
Sinetron ini menceritakan tentang kehidupan pasangan Aldebaran yang diperankan oleh Arya Saloka dan Andini yang diperankan oleh Amanda Manopo. Tapi di sini saya tidak akan bercerita lebih jauh tentang sinetron tersebut, karena kalau anda ingin tahu cerita setiap episodenya, anda bisa mendapatkannya di channel entertainment pada laman kumparan.com yang menyajikan sinopsis ceritanya setiap hari.
ADVERTISEMENT
Dari sinetron Ikatan Cinta ini sebenarnya banyak hal-hal yang dapat kita ambil hikmahnya, di mana menurut saya hal tersebut memiliki keterkaitan dengan salah satu fungsi yang diemban oleh ASN dan lebih jauh lagi dengan Indonesia.
ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
Sosok Al dan Andin memang menjadi karakter utama dalam sinetron Ikatan Cinta yang dapat menghidupkan jalan cerita dan membuat penonton setianya terbawa ke dalamnya. Namun, ketika Al dan Andin bertengkar atau berselisih paham, ada karakter gadis kecil bernama Reyna yang mampu kembali membuat mereka tersenyum dan menyatukan ikatan cintanya kembali, bahkan sosok Reyna ini sering menjadi penawar atas masalah-masalah yang terjadi di antara beberapa karakter yang ada di sinetron ini.
ADVERTISEMENT
Peran sosok Reyna tersebut yang selalu berhasil membuat para tokoh saling bersatu, saling mencinta dan bisa menguatkan ikatan cinta dari Al dan Andin, menurut saya juga melekat dalam diri ASN, karena berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Manajemen ASN, pada pasal 10 disebutkan bahwa salah satu fungsi dari ASN adalah sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Dari fungsi tersebut, dijelaskan dalam pasal selanjutnya (pasal 11), bahwa ASN bertugas untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Seorang ASN di tengah-tengah kemajemukan masyarakat Indonesia, diharapkan mampu menjadi perwakilan pemerintah dalam hal merekatkan dan mempersatukan masyarakat Indonesia.
Dengan fungsi yang melekat tersebut, ASN diharapkan mampu menjadi teladan dalam menyikapi setiap tindakan-tindakan yang dapat memperkeruh atau merusak persatuan dan kesatuan bangsa, misalnya tidak menyampaikan serta menyebarkan ujaran-ujaran kebencian (hate speech) yang terkait dengan SARA dan tetap menjaga integritas, loyalitas terhadap bangsa dan negara serta tetap memegang teguh Pancasila, UUD 1945 dan memegang teguh prinsip Bhineka Tunggal Ika.
ADVERTISEMENT
ASN juga dituntut untuk memiliki jiwa korsa yang baik, hal ini terkait juga dengan betapa pentingnya membangun dan menegakkan kedisiplinan, rasa kebanggaan ASN, menghindari munculnya ego sektoral, ego institusional, ego kedaerahan serta ego kepentingan pribadi yang dapat menjadi sumber-sumber pemecah persatuan dan kesatuan bangsa.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa, sejalan juga dengan salah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang PNS berdasarkan PP Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS, yaitu kompetensi Sosio Kultural.
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
ADVERTISEMENT
Bahkan untuk mempersiapkan ASN yang dapat menjalankan fungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa, dalam pelaksanaan Latsar CPNS, terdapat mata diklat terkait wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara, yang di dalamnya bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai cinta tanah air dan bela negara dalam diri setiap CPNS.
Ikatan cintanya Indonesia
Bila dibandingkan dengan negara lain, Indonesia dikenal sebagai negara yang majemuk dengan keragaman suku, budaya, agama, dan bahasa yang cukup tinggi. Di samping itu, masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang sangat ramah.
Namun terkadang, sering kita mendengar beberapa kasus yang terjadi di negeri ini yang disebabkan oleh perbedaan pandangan, SARA yang menyebabkan kerusuhan dan perpecahan di kalangan masyarakat.
Kita dapat menengok ke belakang, beberapa kasus seperti kerusuhan Sampit antara Etnis Madura dan Dayak pada 2001, kerusuhan Poso yang terjadi di akhir 1998 dan tahun 2000, serta kasus SARA yang terkadang muncul saat pelaksanaan pemilihan umum. Kasus-kasus tersebut tentunya dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa serta dapat merusak citra masyarakat Indonesia yang dikenal ramah dan memegang teguh semboyan Bhineka Tunggal Ika.
ADVERTISEMENT
Kita sebagai masyarakat Indonesia, baik yang berperan sebagai PNS, pengusaha, penegak hukum, masyarakat biasa atau apa pun peran yang kita punyai saat ini, harus bersama saling bahu-membahu dalam menjaga serta memelihara persatuan dan kesatuan Indonesia.
Terkadang masyarakat kita terjebak dengan adanya perbedaan di antara mereka, padahal justru dengan perbedaan dan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia akan mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia, bukan malah menjadi penyebab terpecah belahnya persatuan dan kesatuan bangsa. Karena kita semua pasti tahu, bahwa salah satu sila dari pancasila adalah persatuan dan kesatuan Indonesia.
Saya jadi teringat ungkapan salah satu proklamator kita, yaitu Bung Hatta dalam majalah Daulat Ra’jat tahun 1932, yang di dalamnya menjelaskan bahwa : “Dengan persatuan kita maksud persatuan bangsa, satu bangsa yang tidak dapat dibagi-bagi. Di pangkuan bangsa yang satu itu boleh terdapat pelbagai paham politik, tetapi kalau datang marabahaya yang menimpa pergerakan, di sanalah tempat kita menunjukkan persatuan hati. Di sanalah kita harus berdiri sebaris. Kita menyusun ’persatuan’ dan kita menolak ’persatéan’.”.
ADVERTISEMENT
Saya sependapat dengan pernyataan tersebut, karena persatuan yang kita inginkan bukanlah persatean, di mana sate yang biasa kita makan dalam satu tusukannya adalah jenis daging yang sama. Sate ayam isinya adalah daging ayam semua, begitu juga dengan sate kambing yang isi semuanya adalah daging kambing.
Keragaman identitas pada masyarakat Indonesia tak akan berubah hanya karena persatuan, karena jika keragamanan tersebut sirna, justru dapat menghilangkan prinsip persatuan. Persatuan dapat terwujud karena terbentuk dari keberagaman.
Dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, nampaknya kita dapat belajar dari sinetron Ikatan Cinta, sebagaimana yang disampaikan oleh Arya Saloka pemeran Al yang dikutip oleh kumparan.com edisi 4 April 2021, “bahwa Belajar dari Ikatan Cinta, hidup punya fase naik dan turun. Tapi, fase tersebut jangan membuat kita jadi lupa untuk berbuat baik terhadap sesama
ADVERTISEMENT
Hidup kita yang naik-turun, terkadang muncul perselisihan karena perbedaan, tetapi kita harus tetap berusaha untuk saling menghargai, menghormati dan berbuat baik kepada sesama, karena kita adalah masyarakat Indonesia, yang memiliki ikatan cinta yang kuat yang dilandasi semangat Bhineka Tunggal Ika.
Kuncinya adalah menerima dan menghargai perbedaan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dengan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa kita, maka untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah dengan adanya sikap saling menghargai perbedaan yang ada.
Apa pun keyakinan agama yang kita anut, semuanya tetap mengedepankan nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan, karena salah satu anjuran dalam agama adalah menerima perbedaan serta tetap mengedepankan toleransi, demi terciptanya persatuan dan kesatuan.
Dalam Islam, setiap muslim dianjurkan untuk menerima perbedaan dan jangan terpecah belah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13, yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” serta dalam Q.S Ali-Imron ayat 103, yang artinya, “dan berpeganglah kalian semua pada tali Allah ‘agama islam’ dan janganlah bercerai berai
ADVERTISEMENT
Jika hanya perbedaan politik, perbedaan cara pandang kita dalam memilih pemimpin, atau karena perbedaan SARA, jangan sampai merusak perdamaian atau merusak persatuan. Oleh karena itu dengan menerima dan menghargai perbedaan yang ada ini, bisa menjadi kunci tetap terjalinnya ikatan cinta antara seluruh masyarakat Indonesia.
Sebagai penutup mari kita simak penggalan lirik lagu OST. Sinetron Ikatan Cinta berikut, ”aku merindu, kuyakin kau tahu, tanpa batas waktu, kuterpaku, aku meminta, walau tanpa kata, cinta berupaya”.
Sebagai masyarakat Indonesia kita pasti tahu bahwa kita pasti saling merindukan adanya kedamaian, persatuan dan kesatuan bangsa ini, sehingga kita sebagai warga negara Indonesia, dengan rasa cinta yang tanpa batas waktu dan walaupun tanpa kata atau tanpa harus diucapkan, kita harus yakin, dengan rasa cinta tersebut kita tetap akan berupaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
ADVERTISEMENT