Konten dari Pengguna

Gagal Hari Ini, Sukses Esok Hari

Rahman Tanjung
Widyaiswara Ahli Madya BKPSDM Kabupaten Karawang, Dosen STIT Rakeyan Santang Karawang
25 Januari 2025 10:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahman Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Seseorang Mengalami Kegagalan (sumber: pexels.com/Nathan Cowley)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Seseorang Mengalami Kegagalan (sumber: pexels.com/Nathan Cowley)
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda merasakan kegagalan yang begitu besar, hingga ingin menyerah? Misalnya saja itu terjadi saat Anda gagal mendapatkan pekerjaan yang diimpikan, gagal membangun bisnis, atau bahkan gagal mempertahankan hubungan yang penting dalam hidup Anda.
ADVERTISEMENT
Kegagalan sering kali terasa seperti titik akhir, padahal sebenarnya, itu adalah bagian dari perjalanan hidup yang tak terhindarkan. Tidak peduli seberapa besar rasa sakitnya, kegagalan bisa menjadi momen paling berharga jika kita mau melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.
Mungkin Anda bisa membayangkan sebuah kisah inspiratif dari seorang penemu terkenal, Thomas Alva Edison. Ketika ditanya tentang ribuan kegagalannya sebelum berhasil menciptakan bola lampu, ia dengan tenang menjawab, "Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil." Dari kisah Edison, kita dapat belajar bahwa kegagalan bukanlah lawan dari kesuksesan, melainkan jembatan untuk mencapainya.
Memahami Kegagalan
Lalu, bagaimana Anda mendefinisikan sebuah kegagalan tersebut? Kegagalan bisa diartikan sebagai keadaan di mana hasil yang diharapkan tidak tercapai.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam pekerjaan, pendidikan, bisnis, atau hubungan. Namun, yang sering kali kita lupa adalah bahwa kegagalan adalah bagian dari suatu siklus kehidupan yang alami. Setiap orang, dari tokoh terkenal hingga orang biasa, pernah mengalaminya.
Dalam buku berjudul “Gagal Bukan Berarti Sia-Sia” karya Teo Sutan (2016), dikatakan bahwa salah satu penyebab seseorang mengalami kegagalan, karena tujuannya yang tidak tercapai. Selain itu seseorang akan merasa kecewa pada hasil yang telah didapatkan karena usahanya tidak dihargai dan diremehkan oleh banyak orang.
Maka, kegagalan jangan kita pahami sebagai musuh, melainkan sebuah pelajaran yang berharga. Ketika kita gagal, kita dipaksa untuk mengevaluasi, menganalisis, dan memperbaiki diri.
ADVERTISEMENT
Misalnya, seorang pengusaha yang gagal meluncurkan produk baru, dapat belajar lebih banyak tentang kebutuhan pasar dan memperbaiki strateginya di masa depan. Selain itu, kegagalan juga mengajarkan ketangguhan mental dan kemampuan untuk menghadapi tekanan, yang semuanya diperlukan untuk mencapai kesuksesan.
Bukankah dalam siklus manajemen yang didefinisikan oleh sejumlah tokoh terkenal, seperti Henry Fayol, G.R. Terry, Koontz dan O'Donnell, hingga tokoh manajemen dalam negeri seperti Hani Handoko, manajemen selalu dimulai dari proses perencanaan (planning) dan diakhiri dengan pengendalian (controlling)? Fungsi pengendalian ini merupakan proses pemantauan yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua kegiatan berjalan sesuai rencana.
Dengan kata lain, jika ada kegagalan dalam pelaksanaan rencana, hal tersebut harus menjadi bahan koreksi dan evaluasi untuk memperbaiki kekurangan. Proses ini dilakukan agar kesalahan yang sama tidak terulang di masa depan. Oleh karena itu, sebuah kegagalan sebenarnya adalah pelajaran berharga yang dapat menjadi pijakan untuk meraih keberhasilan di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Kisah Inpiratif
Mungkin Anda bisa berkomentar bahwa yang saya tuliskan di atas hanya omong kosong saja atau sekadar ucapan motivasi. Namun, Anda bisa menyimak beberapa kisah nyata yang terjadi pada tokoh dunia yang juga pernah mengalami kegagalan, namun akhirnya mereka membuktikan bisa memperoleh kesuksesan setelah mengalami beberapa kegagalan.
Contohnya adalah Colonel Sanders, pendiri KFC, yang ditolak lebih dari 1.000 kali ketika mencoba menawarkan resep ayam gorengnya. Meski terus-menerus menghadapi penolakan, ia tidak menyerah hingga akhirnya menciptakan salah satu merek makanan cepat saji terbesar di dunia. Hal serupa juga dialami oleh J.K. Rowling, penulis serial Harry Potter, yang menghadapi penolakan dari 12 penerbit sebelum akhirnya karyanya diterbitkan dan menjadi terkenal dan fenomenal.
ADVERTISEMENT
Ada lagi satu kisah yang sering saya sampaikan saat mengisi materi kuliah atau pelatihan, yaitu kisah Bernie Ecclestone, sang Bos balapan jet darat atau F1.
Melansir situs dailymail.co.uk dan bbc.com, diceritakan bahwa pada tahun 2010, Bernie Ecclestone yang sedang bersama kekasihnya, diancam di luar kantor F1 di London oleh empat penjahat yang mencuri jam tangan berharga £200,000 miliknya serta perhiasannya. Meskipun terluka dan matanya bengkak, Ecclestone segera menghubungi Hublot, produsen jam tangan resmi F1, dan malah menyarankan mereka menggunakan foto wajahnya yang bengkak untuk kampanye iklan.
Kampanye iklan tersebut menggunakan tagline "See what people will do for a Hublot" (Lihatlah apa yang orang akan lakukan untuk mendapatkan Hublot). Ecclestone sendiri menyampaikan bahwa ini adalah cara yang unik untuk menunjukkan keberanian dan mengkritisi kekerasan. Kisah tersebut menunjukkan bagaimana Ecclestone berhasil mengubah kegagalan yang menyakitkan menjadi peluang untuk mempromosikan produk dan menyampaikan pesan penting tentang keberanian dan ketahanan.
ADVERTISEMENT
Kisah-kisah di atas, tentunya dapat menunjukkan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, kegagalan adalah sebuah proses yang membentuk karakter, ketekunan, dan kreativitas. Para tokoh ini memilih untuk belajar dari pengalaman buruk mereka dan menjadikannya pelajaran yang berharga. Apa yang bisa kita pelajari dari mereka? Bahwa ketekunan dan keyakinan pada tujuan akhir adalah kunci untuk mengubah rintangan menjadi jalan menuju keberhasilan.
Mengubah Kegagalan Jadi Peluang
Kegagalan memang menyakitkan, tetapi tahukah Anda bahwa justru di balik rasa sakit itu tersembunyi peluang besar?
Langkah pertama untuk mengubah kegagalan menjadi peluang adalah dengan mengganti cara pandang Anda. Jangan melihat kegagalan sebagai akhir dari segalanya, tetapi sebagai proses belajar. Bayangkan saja, seperti sedang bermain game, kalau Anda kalah di level tertentu, bukankah Anda akan mencoba strategi baru untuk melewatinya?
ADVERTISEMENT
Setelah itu, evaluasi apa yang salah. Duduklah sejenak dan renungkan, "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik?" Dari situ, Anda bisa menemukan cara baru untuk menghadapi masalah. Misalnya, jika Anda gagal menjalankan bisnis, mungkin itu adalah kesempatan untuk melihat lebih dalam kebutuhan pelanggan atau memperbaiki produk Anda.
Jangan takut mencoba lagi dengan rencana yang lebih matang, kesempatan akan selalu ada bagi mereka yang mau terus berusaha. Yang paling penting, jangan lupa usahakan agar Anda bisa berada dengan orang-orang yang mendukung dan memotivasi. Dukungan mereka bisa menjadi bahan bakar semangat Anda untuk bangkit.
Manfaat Positif Kegagalan
Mungkin sulit untuk dipercaya, tapi kegagalan sebenarnya dapat membawa banyak manfaat positif. Pertama, kegagalan adalah guru terbaik untuk pengembangan diri. Ketika Anda gagal, Anda belajar menjadi lebih kuat secara mental dan emosional. Anda menjadi lebih sabar, lebih tangguh, dan lebih berani menghadapi risiko.
ADVERTISEMENT
Kedua, kegagalan juga memaksa Anda untuk berpikir di luar kebiasaan. Ketika rencana A tidak berhasil, Anda akan mencari rencana B, C, atau bahkan menciptakan cara baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Kreativitas Anda akan berkembang, dan solusi yang ditemukan sering kali jauh lebih baik daripada ide awal. Banyak inovasi besar lahir dari kegagalan, seperti penemuan Post-it Notes atau mesin sinar-X yang awalnya merupakan hasil eksperimen yang tidak sesuai harapan.
Dalam Konsep "black box thinking" menurut Matthew Syed dalam bukunya Black Box Thinking (2015), konsep tersebut adalah kemampuan untuk menerima kegagalan sebagai peluang belajar daripada sebagai hambatan. Syed menjelaskan bahwa kegagalan sering kali mengandung pelajaran berharga yang bisa digunakan untuk memperbaiki sistem atau cara kerja kita.
ADVERTISEMENT
Syed memberikan contoh dari industri penerbangan, di mana setiap kecelakaan pesawat diperiksa secara mendalam untuk menemukan penyebabnya. Data dari Black Box pesawat atau pita kaset dan pita suara dalam kokpit, digunakan untuk mengevaluasi apa yang telah terjadi dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Jadi, bisa dikatakan bahwa kegagalan bukanlah musuh. Ia adalah alat yang membantu Anda tumbuh menjadi versi terbaik dari diri Anda. Alih-alih takut gagal, kegagalan bisa kita jadikan sebagai batu loncatan untuk melompat lebih tinggi mencapai kesuksesan. Ingat, kesuksesan tidak datang kepada mereka yang tidak pernah gagal, tetapi kepada mereka yang tidak pernah berhenti mencoba.
Seperti yang pernah dikatakan Nelson Mandela, "Saya tidak pernah kalah. Saya hanya menang atau belajar." Jadikan kegagalan sebagai pelajaran, bukan alasan untuk berhenti. Temukan peluang di tengah rintangan, teruslah berjuang, dan percayalah bahwa Anda mampu mencapai apa yang Anda impikan.
ADVERTISEMENT