Manfaat Tindakan Range Of Motion pada Pasien Stroke

Prima Trisna Aji
Dosen spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Konten dari Pengguna
18 November 2022 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prima Trisna Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Purwokerto – Stroke atau disebut dengan CVA merupakan penyakit yang disebabkan oleh terjadinya pecah pembuluh darah pada otak. Kejadian ini terjadi dikarenakan banyak faktor, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Dari faktor internal disebabkan faktor dari dalam seperti kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi, komplikasi penyakit seperti DM dan penyakit jantung koroner juga menjadi faktor penunjang utama bagi pasien.
Pasien yang sudah mengalami serangan stroke harus mendapatkan perawatan secara intensif rawat inap di Rumah Sakit. Pasien Stroke di Rumah Sakit akan mendapatkan terapi farmakologis obat – obatan seperti : Suntikan Anti rtPA, Obat anti platelet, Obat anti koagulan, obat anti hipertensi dan Statin. Sedangkan untuk tindakan pembedahannya dilakukan dengan Operasi endarterektomi karotis dan Angioplasti.
Dosen Spesialis Medikal Bedah "Prima Trisna Aji" ketika mengajarkan praktek tindakan Range Of Motion/photo by : youtube source
Selain obat farmakologis pada pasien Stroke juga harus mendapatkan terapi latihan secara rutin. Salah satu latihan terapi yang harus dilakukan pada pasien Stroke adalah tindakan ROM. Tindakan ROM adalah “Range Of Motion” yaitu tindakan rentang gerak sendi pada pasien stroke yang bertujuan untuk mencegah kekakuan sendi, memperlancar sirkulasi darah, memperbaiki tonus otot, Meningkatkan stabilitas sendi dan Memperbaiki toleransi otot untuk menjalani latihan.
ADVERTISEMENT
Pada pasien stroke apabila ekstremitas tidak digunakan untuk bergerak atau latihan gerak sendi maka pada otot akan terjadi Atrofi otot. Atrofi otot adalah kondisi dimana otot mengalami penurunan masa pada otot manusia sehingga bentuk otot tersebut akan mengalami penyusutan. Disini selain penyusutan bentuk, pada otot juga akan mengalami disfungsi. Disfungsi merupakan dimana organ tubuh tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Untuk jenis latihan ROM sendiri ada dua yaitu Latihan ROM aktif dan latihan ROM Pasif. Latihan ROM aktif adalah dimana pasien ikut aktif atau menggerakkan tubuhnya secara mandiri sehingga disini peran perawat hanya memberikan instruksi serta pengawas saja. Sedangkan latihan ROM pasif adalah Perawat membantu pasien untuk menggerakkan anggota tubuh pasien stroke yang akan dilakukan latihan gerak sendi.
ADVERTISEMENT
Dosen Spesialis Medikal Bedah “Prima Trisna Aji” menyampaikan bahwa pada poasien Stroke apabila rutin melakukan latihan ROM atau latihan rentang gerak sendi secara berkesinambungan maka akan bisa meningkatkan tonsu otot pasien sehingga pasien akan bisa mendapatkan kemampuan maksimal ototnya kembali meskipunn dari berbagai kasus tertentu banyak pasien Stroke dimana kondisi otot tidak bisa kembali seperti normal sepenuhnya. Tetapi yang paling penting latihan ROM ini bisa mencegah komplikasi dari penyakit Stroke menjadi lebih parah kembali. *Red