Pendidikan Kesehatan Pasien sebelum Menjalani Operasi

Prima Trisna Aji
Dosen spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Konten dari Pengguna
29 Desember 2022 10:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prima Trisna Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Spesialis Medikal Bedah "Prima Trisna Aji" ketika menguji Skripsi tentang Pasien dikamar operasi/Foto : Dokpri
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Spesialis Medikal Bedah "Prima Trisna Aji" ketika menguji Skripsi tentang Pasien dikamar operasi/Foto : Dokpri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Solo – Pasien di Rumah Sakit ketika akan menjalani tindakan operasi banyak sekali ditemukan permasalahan yang terjadi. Masalah tersebut antara lain rasa ketakutan yang berlebihan, kecemasan akan tindakan operasi dan lain – lain. Menurut penelitian dari Prima Trisna Aji tahun 2020 bahwa pada pasien yang akan menjalani tindakan operasi kateteriasi jantung akan mengalami tingkat kecemasan yang tinggi dan berakibat pada peningkatan tanda – tanda vital terutama peningkatan tekanan darah. Padahal pada pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung di kamar operasi harus memiliki tanda – tanda vital yang baik termasuk tekanan darah, Heart rate, Respirasi, Saturasi Oksigen dan Keadaan Umum.
ADVERTISEMENT
Tak jarang banyak pasien yang harus ditunda menjalani tindakan operasi dikarenakan kondisi umum yang belum siap. Untuk itu tenaga medis harus memberikan pendidikan kesehatan pada pasien ketika akan menjalani operasi menuju kamar operasi. Tindakan operasi kepada pasien memerlukan edukasi supaya pasien dan keluarga pasien tidak mengalami ketakutan yang berlebihan. Ketakutan yang berlebihan pada pasien yang menjalani operasi akan memunculkan hormon yang merugikan tubuh. Hormon yang merugikan tubuh yaitu meningkatnya hormon kortisol yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah pada pasien. Sehingga akan memicu peningkatan tanda – tanda vital pada pasien yang abnormal.
Pendidikan kesehatan di kamar operasi merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang di dalamnya perawat sebagai perawat pendidik kepada pasien yang sedang menjalani persiapan, pelaksanaan hingga pasca dilakukan tindakan operasi. Hal ini penting dilaksanakan kepada pasien dan keluarga pasien supaya tidak ketakutan ketika akan menjalani tindakan operasi.
ADVERTISEMENT
Tujuan dilakukan pendidikan kesehatan di kamar operasi antara lain : untuk menjelaskan tindakan prosedur selama di kamar operasi, memudahkan pasien untuk beradaptasi selama di kamar operasi, mengatasi kecemasan pasien, memberikan pengetahuan kepada pasien tentang perawatan selama di kamar operasi, mengurangi risiko selama tindakan di kamar operasi, memudahkan tindakan selama di kamar operasi dan membuat pasien menjadi kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan di kamar operasi.
Sedangkan sasaran untuk pendidikan kesehatan di kamar operasi adalah pasien dan keluarga pasien. Keluarga pasien dilibatkan dalam pendidikan kesehatan dikarenakan keluarga pasien merupakan orang terdekat pasien yang akan mendampingi pasien selama menjalani rawat inap di Rumah Sakit dan ketika menjalani operasi di kamar operasi. Kedekatan pasien dan keluarga pasien akan mendorong percepatan waktu pemulihan kesembuhan bagi pasien.
ADVERTISEMENT
Pendidikan kesehatan di kamar operasi meliputi persiapan operasi seperti : persiapan fisik, persiapan psikologis dan persiapan operasi. Pemeriksaan fisik pasien meliputi pengukuran tekanan darah, suhu, heart rate, pernafasan, berat badan, tinggi badan, tingkat dan lokasi nyeri, pencukuran rambut yang akan dioperasi. Pada operasi khusus dilakukan persiapan kulit, dengan cara membersihkan kulit di area yang akan dioperasi : bethadine 10% dan alkohol 70%. Sedangkan kebersihan diri meliputi : Mencuci rambut, mandi H-1 sebelum operasi, pemasangan kandung kemih dan tes Alergi obat.
Persiapan Psikologis pasien meliputi mendapat penjelasan tentang prosedur dan perawatan selama operasi, paham tentang operasi hingga memberikan tanda tangan pada lembar persetujuan operasi, keluarga memberikan support kepada pasien, berdoa kepada Tuhan, mengenal petugas operasi yang akan menangani dan mengenal kamar operasi dan peralatannya.
ADVERTISEMENT
Untuk persiapan operasi yang harus dipersiapkan antara lain : Persetujuan operasi (Informed Consent) dan Biaya, Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan radiologi (Thorax, EKG jantung, foto tulang, CT Scan dll), Pemeriksaan laboratorium dan Penandaan sisi lokasi oleh petugas operasi dua sisi (bilateral), contoh : Lengan kanan, kaki kanan dll.
Sedangkan untuk perawatan pasien setelah operasi yang harus diperhatikan meliputi melakukan Pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, frekuensi napas dan nyeri. Melakukan edukasi posisi tidur pasien pada Bius total tanpa bantal dan Bius Lokal menggunakan bantal kepala ditinggikan 30’ – 45’ sampai 24 jam. Selanjutnya Tidur istirahat yang cukup, Minum yang cukup dan makan makanan bergizi secara bertahap (tinggi protein dan vitamin C), Minum obat sesuai jadwal, Jaga kebersihan luka operasi (Jangan kotor atau terkena air) dan Kontrol sesuai jadwal.
ADVERTISEMENT
Selain itu latihan juga harus dilakukan satu hari sebelum dilakukan operasi seperti latihan miring, latihan tungkai, latihan batuk dan latihan diafragma. Kemudian perawat melakukan penjadwalan pasien setelah dilakukan operasi seperti pada hari ke-0 belajar latihan miring kiri dan kanan, latihan hari pertama dengan latihan miring kiri miring kanan serta latihan berdiri dan berjalan di sekitar tempat tidur. Sedangkan latihan pada hari ke-3 adalah latihan jalan di sekitar ruangan.
Dosen Spesialis Medikal Bedah “Prima Trisna Aji” menyampaikan bahwa pada pasien yang habis menjalani tindakan operasi ada indikator kapan diperbolehkan makan dan minum. Pada pasien dengan pembiusan total boleh makan dan minum apabila sudah ditemukan pemeriksaan bising usus yang sudah kembali seperti normal kembali. Sedangkan untuk pasien dengan pembiusan lokal maka diperbolehkan untuk langsung makan dan minum kecuali dengan kondisi khusus, Ucap Prima kepada media online. *Red
ADVERTISEMENT