Konten dari Pengguna

Perang Israel-Palestina: Dendam yang Tak Kunjung Padam Selama Berabad-Abad

Khairul Azzam El Maliky
Novelis muda Indonesia yang juga sekaligus staf pengajar di sebuah Madrasah Aliyyah di Jatim yang menyukai artikel. Sudah 70 karya buku yang telah diterbitkan di play store. Penulis dapat disapa di posmail: [email protected].
20 Desember 2023 10:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khairul Azzam El Maliky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Reuters
ADVERTISEMENT
Oleh: Khairul Azzam El Maliky
Perang yang menyelimuti kedua bangsa ini tidak lain adalah bangsa Israel menagih janji Tuhan atas tanah yang diwariskan oleh Tuhan kepada nenek moyang mereka yaitu Abraham. Atas dasar itulah mereka mengklaim bahwa tanah Yerussalem adalah tanah nenek moyang mereka dan di atas tanah tersebut mereka mendirikan negara Israel, sehingga dengan secara membabi buta mereka menyerang bangsa Palestina. Ada beberapa hal lain yang menjadikan mereka tidak menyukai bahkan membunuh bangsa Palestina. Pertama karena mereka merasa sebagai anak cucu Nabi Ibrahim melalui jalur Ishak sehingga mereka jauh lebih pantas mengambil-alih tanah Yerusalem. Kedua mereka tidak ingin tanah yang dijanjikan oleh Tuhan dikuasai oleh Nabi Muhammad Saw. sebagaimana yang tertera dalam Qs. Al-Isra ayat 1, sehingga mereka mengusir kaum Muslimin Palestina dari kampung halamannya. Ketiga mereka tidak akan pernah mengakui kenabian Nabi Muhammad karena beliau bukan berasal dari kalangan Bani Israil.
ADVERTISEMENT
Bangsa Israil Sebagai Anak Turun Ishak
Menurut Kitab Perjanjian Lama dijelaskan kenapa Tuhan sampai bersumpah kepada Abraham akan memberkati Abraham dan anak turun Abraham adalah karena totalitas Abraham dalam taat kepada Tuhan. Bahkan ketika diminta menyembelih anaknya sekali pun. Demi cinta dan taat kepada Tuhan, cinta kepada anak tersayang ia kalahkan. Menurut versi Yahudi dan Nasrani, anak Abraham yang disembelih untuk diserahkan kepada Tuhan iu adalah Ishak. Sedangkan menurut Islam, itu adalah Ismail. Paling tidak ada dua hal minimal menurut penulis yang bisa menjadi semacam bukti kuat bahwa anak itu adalah Ismail bukan Ishak. Pertama, bukti historis. Singkat saja, Abraham dan Sarah ke Mesir dan kembali membawa hadiah dari Raja Mesir berupa seorang pembantu bernama Hajar. Terbukti, sampai usia lanjut Abraham dan Sarah belum juga mendapat keturunan. Sarah kemudian tahu diri. Ia sudah tua. Ia mengizinkan Abraham menikahi Hajar. Setelah menikahi Hajar, ternyata Hajar hamil, dan lahirlah Ismail. Abraham tentu sangat bahagia punya anak lelaki. Hal itu membuat Sarah cemburu. Sarah meminta Abraham agar membawa pergi Hajar dan anaknya. Tuhan meminta agar Abraham membawa mereka ke sebuah lembah yang tidak ada tanamannya. Itulah Mekkah.
ADVERTISEMENT
Teks Perjanjian Lama itu berbunyi, “menyerahkan anakmu yang tunggal.” Karena Ismail lahir duluan, anakmu yang tunggal berarti Ismail. Ketika itu belum lahir Ishak. Jadil Ismail masih anak tunggal. Anak satu-satunya. Jika yang dimaksud adalah Ishak, maka kalimatnya bukan anakmu yang tunggal, sebab Ishak sudah punya saudara. Barulah ketika nanti Ibrahim kembali ke Yerussalem, Tuhan memberi kabar gembira kepada Sarah, akan diberi anak lelaki. Dan itu adalah Ishak.
Peristiwa Isra Mikraj dan Membenarkan Berita Nabi Isa.
Alasan kedua adalah karena peristiwa agung yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw. yaitu Isra Mikraj. Menurut Tafsir Jalalain Qs. Al-Isra ayat 1 adalah “(Maha Suci) artinya memahasucikan (Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad saw. (pada suatu malam) lafal lailan dinashabkan karena menjadi zharaf. Arti lafal al-isra ialah melakukan perjalanan di malam hari; disebutkan untuk memberikan pengertian bahwa perjalanan yang dilakukan itu dalam waktu yang sedikit; oleh karenanya diungkapkan dalam bentuk nakirah untuk mengisyaratkan kepada pengertian itu (dari Masjidilharam ke Masjidilaksa) yakni Baitulmakdis; dinamakan Masjidilaksa mengingat tempatnya yang jauh dari Masjidilharam (yang telah Kami berkahi sekelilingnya) dengan banyaknya buah-buahan dan sungai-sungai (agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami) yaitu sebagian daripada keajaiban-keajaiban kekuasaan Kami….” Makna dalam ayat ini bukan berarti Tuhan memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw. agar menguasai atau merebut Tanah Yerusalem melainkan perintah Tuhan agar mengabarkan berita kedatangannya sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi Isa bin Maryam dalam Qs. Ash-Shaf ayat 6 dan Qs. Al-A’raf ayat 157. Hal ini membuktikan bahwa janji Allah dalam Kitab Taurat dan Injil mengenai berita kedatangan Nabi Ahmad (Muhammad) memang benar dan bukan suatu karangan. Makanya, karena orang-orang Yahudi takut jika suatu ketika Nabi ini kelak akan merebut tanah nenek moyang mereka dan menjadi raja atas mereka, lantas mereka berencana untuk membunuh Nabi Muhammad. Terbukti secara historis, ketika Nabi Saw. masih kecil dan ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib ke negeri Syam, seorang pendeta Bahira menyarankan agar nabi dibawa pulang ke Mekkah agar tidak disakiti atau malau dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Namun ketika pada masa dakwah, orang-orang Yahudi ekstrem justru menantang Nabi Saw. baik melalui jalur perdebatan maupun peperangan.
ADVERTISEMENT
Sampai Kiamat Bangsa Yahudi Tidak Akan Mengakui Kenabian Muhammad
Sampai kapanpun Bangsa Yahudi Israel tidak akan pernah mengakui kenabian Nabi Muhammad Saw. karena Nabi Muhammad bukan berasal dari kalangan mereka. Namun fakta mengejutkan bahwa alasan ini rasanya tidak dapat dibenarkan sepenuhnya karena bukan hanya Nabi Muhammad saja mereka memusuhi bahkan kepada Nabi Isa bin Maryam pun mereka tidak mengakui kenabiannya. Sejarah mencatat salah satu nabi yang menetap di tanah Palestina adalah Nabi Isa Alaihissalam. Nabi Isa lahir di Baitul Lahm atau Betlehem, Tepi Barat Palestina dekat Baitul Maqdis. Memang sejak kelahiran Nabi Isa, orang-orang Yahudi sudah menampakkan rasa tidak senang. Bahkan mereka mengolok-olok Maryam dan memfitnahnya telah berbuat zina. Sebab tidak diketahui siapa ayah dari nabi Isa. Dan ketika Nabi Isa telah dewasa dan mensyiarkan ajaran Tauhid, orang-orang Yahudi makin menampakkan permusuhan kepada Nabi Isa. Mengapa orang Yahudi memusuhi nabi Isa? Sebab mereka beranggapan bahwa Isa putra Maryam itu tidak layak menjadi nabi. Dan yang seharusnya menjadi nabi adalah dari golongan mereka. Mereka tak ingin orang-orang justru lebih memuliakan Isa. Hingga orang-orang Yahudi kala itu berupaya untuk membunuh Nabi Isa.
ADVERTISEMENT
Menurut Kumpulan Tanya Jawab Islam karya Alif Juman Azend dan Nur Hasyim dijelaskan "Orang-orang Yahudi menganggap bahwa mereka merasa bisa membunuh Nabi Isa Al Masih. Pada waktu itu orang-orang Yahudi merasa dengki terhadap Nabi Isa. Karena dalam pandangan mereka, Nabi Isa tidak lebih layak diangkat menjadi nabi. Mereka memandang Nabi Isa sebagai orang rendah karena waktu itu orang yang dianggap mulia adalah orang-orang yang dari kalangan raja Yahudi yang berpusat di Damaskus.
Begitupun yang mereka rencanakan terhadap Nabi Muhammad saw. yang tidak jauh berbeda dengan apa yang mereka rencanakan terhadap Nabi Isa bin Maryam. Mereka beranggapan bahwa yang paling layak menjadi nabi dan rasul adalah kalangan mereka sendiri, bukan Isa maupun Muhammad.
ADVERTISEMENT
Dalam Alquran telah diceritakan tentang kekejaman kaum Yahudi pada masa lalu, yaitu mereka dengan keji membunuh nabi yang diutus ke meraka. Jika membunuh nabi saja mereka bisa, apalagi warga biasa seperti yang terjadi di jalur Gaza sekarang ini. Dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 87, Allah SWT berfirman:
"Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami menyusulkan setelahnya rasul-rasul. Kami juga telah menganugerahkan kepada Isa, putra Maryam, bukti-bukti kebenaran, serta Kami perkuat dia dengan Ruhulkudus (Jibril). Mengapa setiap kali rasul datang kepadamu (membawa) sesuatu (pelajaran) yang tidak kamu inginkan, kamu menyombongkan diri? Lalu, sebagian(-nya) kamu dustakan dan sebagian (yang lain) kamu bunuh?"
Dalam Tafsir Tahilili Alquran Kemenag dijelaskan, bahwa Allah SWT telah menurunkan Taurat kepada Nabi Musa As, kemudian Allah SWT mengutus sesudahnya beberapa orang rasul yang datang silih berganti.
ADVERTISEMENT
Maka, setiap waktu selalu ada rasul yang menyampaikan agama Allah SWT. Dengan demikian tidak ada alasan bagi mereka untuk melupakannya, mengganti atau mengubah peraturan-peraturan yang telah ditetapkan Allah SWT.
Sesudah itu Allah SWT menyebutkan Nabi Isa As dalam ayat ini secara khusus di antara para rasul itu, dan menerangkan bahwa dia telah diberi mukjizat yang dapat membuktikan kebenaran kenabiannya. Kemudian Allah SWT menyebutkan pula bahwa Isa As telah diberi wahyu serta diperkuat dengan Rohulkudus (Jibril As), dan ketinggian akhlak.
Kemudian, di dalam ayat tersebut Allah SWT menjelaskan sikap orang-orang Yahudi, bahwa apabila datang utusan Allah SWT dengan membawa peraturan, yang tidak sesuai dengan kehendak hawa nafsu mereka, mereka bersikap sombong dan congkak terhadap utusan itu dengan cara berbuat sewenang-wenang dan berbuat keji di bumi, lalu sebagian dari para rasul itu mereka dustakan, seperti Nabi Isa dan Nabi Muhammad, dan sebagian lagi mereka bunuh seperti Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad Juga Keturunan Abraham
Mungkin orang-orang Yahudi lupa bahwa anak lelaki Nabi Ibrahim, Ismail yang dibawa ke Mekkah merupakan nenek buyut dari Nabi Muhammad Saw. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad juga berasal dari kalangan bangsa Israel-Palestina melalui garis keturunan Ibrahim dan Hajar. Atau mungkin, karena dendam yang telah terpendam selama berabad-abad dalam diri bangsa Israel terhadap Nabi Muhammad dan Tuhan (karena Tuhan) tidak memilih salah satu dari mereka sebagai nabi dan rasul, lantas sampai sekarang mereka terus memusuhi Nabi Muhammad walaupun beliau telah wafat dan tidak akan mengakui kenabiannya, kecuali bangsa Israel yang mau menerima cahaya Islam. Entah melalui jalur pernikahan maupun hidayah. []