Konten dari Pengguna

Game Online Membuat Remaja Candu?

rubino Naufal
Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta
5 Desember 2022 21:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rubino Naufal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Galleri pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Galleri pribadi
ADVERTISEMENT
Kecanduan adalah ketidakmampuan mental dan fisik untuk berhenti menggunakan bahan kimia, obat-obatan, aktivitas atau zat tertentu, meskipun berbahaya.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini menyebabkan disfungsi kronis pada sistem otak, di mana seseorang tidak dapat mengontrol penggunaan zat atau kegiatan dan bergantung padanya untuk bertahan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
1. Kenapa remaja mudah candu?
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami berbagai perubahan yang mendalam, baik fisik maupun psikis, pribadi, dan peran sosialnya di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pemuda tumbuh dan berkembang di zaman sekarang, mereka akan bersinggungan dengan banyaknya kemajuan teknologi yang memudahkan mereka untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Dengan kemudahan akses kepada informasi juga bisa berdampak buruk terhadap remaja-remaja jika tidak digunakan secara baik. isu terkait penggunaan game online banyak mendapat perhatian dari masyarakat luas. Game online adalah permainan yang dapat dimainkan oleh banyak orang secara bersamaan melalui jaringan internet. Sejak diperkenalkan, game online menjadi sangat populer dan mudah diakses. Game online dapat dimainkan di berbagai platform. Seperti komputer pribadi (personal computer), mesin permainan (alat permainan), dan smartphone.
ADVERTISEMENT
2. Apakah hanya negatif?
Game online juga memiliki dampak positif bagi pemainnya jika digunakan sebagai hiburan, hal ini dapat mengurangi stress bagi pemainnya. Dan juga game online dapat melatih sporitivitas bagi pemainnya, meningkatnya kreativitas, dan bisa juga membuat pemainnya untuk menyelesaikan masalah tertentu.
3. Kenapa remaja?
Masa remaja adalah dimana individu berada di periode ketidakstabilan, mayoritas remaja cenderung lebih mudah terjerumus terhadap hal-hal yang baru. Dan juga masa remaja berada di masa bermasalah. Maksudnya periode bermasalah adalah remaja kemungkinan mencoba hal baru yang berisiko membuat perilakunya berubah dan menjadi masalah. Akibatnya, remaja yang sudah kecanduan game online cenderung kurang tertarik dengan kegiatan lain, mereka juga merasa ada yang kurang jika tidak bermain game online, hal ini akan berdampak kepada remaja tersebut, contoh dampaknya adalah penurunan prestasi akademik, relasi sosial dan kesehatan. Contoh kasus dalam kecanduan game online adalah 10 anak asal Banyumas didiagnosis mengalami gangguan mental akibat game online dan harus mendapat terapi di RSUD Banyumas (Aziz, 2018).
ADVERTISEMENT
4. Menurut para ahli
Kardefelt-Winther (2017) pernah menjelaskan bahwa kecanduan hanya bisa melalui zat akditif yaitu alkohol, tembakau dan obat-obatan terlarang, yang masuk melewati darah dan menuju ke sistem otak. Namun, saat ini tidak hanya zat adiktif yang membuat kecanduan tetapi juga bisa kegiatan yang membuat seseorang menjadi ketergantungan, baik secara fisik maupun psikologis.
World Health Organization (2018) mendefinisikan kecanduan game online termasuk sebagai gangguan mental yang dimasukan kedalam International Classification of Deseases (ICD-11). Hal ini ditandai jika seseorang medahulukan gamenya dari kegiatan yang lain. Sebuah penelitian membuktikan bahwa remaja menghabiskan waktunya bermain game lebih dari dua jam dalam sehari, atau lebih dari 14 jam dalam seminggu bahkan ada juga yang sampai 55 jam dalam seminggu.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh Jap, Tiatri, Jaya, & Suteja (2013) mengungkapkan bahwa 10,15% remaja di Indonesia tekena penyakit kecanduan game online. Artinya 1 dari 10 remaja terkena kecanduan game online. Fenomena ini sangat memprihatinkan bagi masa depan, karena itu kita harus mencari solusi untuk mengurangi penyakit kecanduan game online ini.
Menurut saya solusi yang paling mudah adalah melalui parenting/pola asuh. Mulai dengan membuat anak menjadi produktif dengan melakukan berbagai aktivitas, tidak hanya terpaku kepada satu aktivitas, hal ini mungkin bisa mengurangi anak menjadi kecanduan dengan satu aktivitas.