Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.85.0
Konten dari Pengguna
IAIN Metro Gelar Seminar Internasional Perkuat Moderasi Islam
25 Februari 2018 11:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Ruchman Basori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Metro– IAIN menggelar Seminar Internasional “Islam Rahmatan Lil’alamin dan Launching "Student Mobility Program” di Gedung Serba Guna IAIN Metro pada Sabtu, (24/02). Dalam forum tersebut, pembicara Ruchman Basori, Kasi Kemahasiswaan Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menyampaikan berbagai permasalahan bangsa yang harus diselesaikan dari mulai disparitas pendidikan sampai Islam Rahmatan Lil’alamin.
ADVERTISEMENT
“Masalah pertama yang ada di Indonesia adalah terjadinya disparitas pendidikan di negara kita. Kedua, masalah sarana pendidikan, seperti kita lihat di Papua saat ini. Anak-anak banyak yang bersemangat untuk sekolah namun akses pendidikan di sana masih kurang memadai; ada juga permasalahan tentang siswa yang kelakuannya kurang ajar, merokok dan terjerumus narkoba,” terang Ruchman Basori.
Alumni UIN Walisongo ini menjelaskan, "Adanya dosen cerdas dan dapat membangun semangat mahasiswa dan mempunyai semangat intelektuak yg tinggi sangat diharapkan. Di samping itu perlunya inovasi tiada henti yang berasal dari pola pikir manusia yang berbeda.
Masalah selanjutnya adalah mengenai radikalisme yang melanda bangsa ini. Kelompok radikal kata Ruchman biasanys pemikirannya tertutup dan kerap menyalahkan pihak yg berbeda pemahamannya. "kelompok ini semangat beragamanya tinggi namun kurangcdidukung dg oemahaman agama yang cukup menyukai dan kadang hanya diperoleh dari liqo' tanpa mempelajarinya dari para ulama yanf otoritatif" jelasnya.
ADVERTISEMENT
“K.H. Mustofa Bisri, atau yang akrab disapa Gus Mus berkata, kelompok radikal itu baru belajar sampai bab ghdhob (marah) sudah berhenti, sudah merasa paling Islam, marah terus ke mana-mana, padahal setelah itu ada bab sabar, bab tawadhu, dll".
Ini menjadikan radikal pemikiran, kekejaman teroris itu luar biasa. Riset terbaru menunjukan yang terbunuh orang teroris itu 8 kali lipatnya adalah umat Islam. Makanya dalam membedakan mana yang haq dan mana yang batil itu harus berguru dengan yang paham agama bukan dari orang yang ilmunya hanya dari liqo'.” imbuhnya.
Ruchman Basori menegaskan untuk menjawab problem liberalisme, fundamentalisme, dan radikalisme, "Maka kembalilah kepada Islam kebangsaan yaitu Islam yang digali dari bumi Indonesia, yang difikirkan oleh ulama Indonesia yang kembali pada Al-Qur’an, Hadis, dan Qiyas. Menghargai budaya lokal karena Islam tidak hanya akidah saja melainkan ada tiga hal yaitu akidah, syariat dan tasawuf," tegas Ruchman.
ADVERTISEMENT
Ruchman Basori juga berpesan, “yang waras tidak boleh mengalah. Di media sosial minimal setiap hari kita harus membagikan berita yang baik-baik.” ujarnya.
Sementara itu Zaidi Hajazi, nara sumber lain dr Universitas Selangor merasa bangga bisa menjalin kerjasama denga ptkin di Indonesia.
Moderasi Islam juga menjadi spirit berislam di Malaysia katanya. "Kerjasama yang telah terbangun antara IAIN Metro dengan Universitas Selangor bisa untuk memperkuat moderasi Islam, kata profesor sosiologi ini.
Kerjasama ini penting kata Ida Umami Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IAIN Metro untuk membangun Islam yg moderat dan mengembangkan psndidikan, riset dan kemahasiswaan.
Seminar dibuka secara resmi oleh Suhairi Wakil Rektor I Bidang Akademik mewakiki Rektor, Zahdi Kabiro AUAK sejumlah Yudianto Wakil Dekan III FS, Nizarudin Wakik Dekan III Febi dan civitas akademika. [Lin/DN/Nas]
ADVERTISEMENT