Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
‘Si Beban’ Kelompok dalam Fenomena Social Loafing dalam Tugas Kelompok Mahasiswa
19 September 2023 13:50 WIB
Tulisan dari Rudin Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
‘Si Beban’ Kelompok dalam Fenomena Social Loafing dalam Tugas Kelompok Mahasiswa di Era Digital.
ADVERTISEMENT
Oleh : Efthariena, Sinta Tiara, Rudin Hidayat
Fenomena social loafing dalam tugas kelompok mahasiswa menjadi semakin meresahkan di era digital, di mana komunikasi kelompok terjadi melalui aplikasi. Artikel ini menguraikan fenomena social loafing, mengidentifikasi penyebabnya, dampaknya, serta memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini dalam konteks pendidikan tinggi. Fenomena ini perlu diatasi untuk memastikan pengalaman belajar yang adil dan efektif bagi semua mahasiswa.
Tugas kelompok adalah bagian integral dari pengalaman pendidikan tinggi, dirancang untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi dan pemecahan masalah. Namun, dengan berkembangnya teknologi dan era digital, fenomena social loafing menjadi semakin umum. Social loafing terjadi ketika sebagian anggota kelompok cenderung berkontribusi minimal dalam pengerjaan tugas kelompok, sementara yang lainnya bertanggung jawab secara maksimal. Dalam artikel ini, kita akan membahas fenomena social loafing, mengidentifikasi penyebabnya, dan menggambarkan dampak negatifnya dalam konteks pendidikan tinggi.
ADVERTISEMENT
Penyebab Fenomena Social Loafing:
Komunikasi Melalui Aplikasi: Era digital memungkinkan komunikasi kelompok melalui aplikasi pesan dan platform kolaborasi online. Namun, komunikasi ini seringkali bersifat asinkron, sehingga mahasiswa yang kurang bertanggung jawab dapat dengan mudah menghindari tanggung jawab mereka.
Keterbatasan Pengawasan Dosen: Dosen memiliki keterbatasan dalam memantau aktivitas kelompok secara langsung dalam lingkungan digital. Hal ini memungkinkan mahasiswa yang melakukan social loafing untuk tidak terdeteksi dengan mudah.
Kurangnya Rasa Kepemilikan: Beberapa mahasiswa mungkin merasa kurang memiliki tugas kelompok karena tidak terlibat dalam perencanaan awal atau pembagian tugas. Ini dapat mengurangi motivasi mereka untuk berkontribusi.
Dampak Negatif Fenomena Social Loafing:
Ketidakadilan: Fenomena social loafing menciptakan ketidakadilan dalam kelompok kerja sama. Mahasiswa yang bertanggung jawab secara maksimal merasa tidak adil karena mereka harus menanggung beban kerja yang lebih besar, sementara yang lainnya hanya "menitipkan absensi."
ADVERTISEMENT
Kualitas Pembelajaran yang Terpengaruh: Tugas kelompok seharusnya menjadi peluang bagi semua anggota kelompok untuk belajar dan berkontribusi. Namun, dengan adanya social loafing, pembelajaran menjadi tidak efektif karena sebagian besar anggota kelompok tidak terlibat secara aktif.
Stres dan Konflik Kelompok: Fenomena ini dapat menyebabkan stres dan konflik dalam kelompok. Anggota yang bertanggung jawab secara maksimal mungkin mengalami stres berlebihan, sementara yang lainnya merasa frustrasi karena merasa diabaikan.
Mengatasi Fenomena Social Loafing:
Pembagian Tugas yang Jelas: Dosen perlu membantu kelompok dalam pembagian tugas yang adil dan jelas di awal proyek. Ini memastikan bahwa setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama.
Komunikasi Terbuka: Mendorong komunikasi terbuka antaranggota kelompok adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Mahasiswa harus merasa nyaman untuk mengungkapkan masalah dan kesulitan mereka kepada dosen atau anggota kelompok lainnya.
Evaluasi Berkala: Dosen dapat melakukan evaluasi berkala terhadap progres kelompok. Jika terdapat social loafing, dosen dapat memberikan bimbingan atau tindakan koreksi yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan:
Fenomena social loafing dalam tugas kelompok mahasiswa menjadi semakin meresahkan di era digital. Ini memiliki dampak negatif pada kualitas pembelajaran mahasiswa dan menciptakan ketidakadilan dalam kelompok kerja sama. Dalam rangka mengatasi masalah ini, perlu kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Dengan langkah-langkah seperti pembagian tugas yang jelas dan komunikasi terbuka, kita dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa dalam tugas kelompok di era digital.