Konten dari Pengguna

Mencicipi Mie Daging Sapi Buatan Muslim Hui Tiongkok

Rudy Chen
Penulis adalah orang Indonesia yang sudah tinggal di Beijing sejak tahun 2015.
14 Juni 2022 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rudy Chen tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mencari makanan halal adalah salah satu kendala yang dipusingkan oleh umat Muslim saat berwisata ke Tiongkok. Sebenarnya, menemukan makanan halal di Tiongkok tidak sesulit yang dibayangkan. Dengan populasi Muslim lebih dari 23 juta jiwa, Tiongkok bahkan memiliki lebih banyak pengikut Islam ketimbang negara-negara Arab lainnya. Alhasil, sebagian kuliner Tiongkok dipengaruhi oleh budaya Islam, dan berkembang ke arah yang tidak kita sadari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Seperti di manapun di dunia ini, restoran Muslim di Tiongkok mengedepankan standar halal. Biasanya, restoran halal wajib mendapatkan sertifikasi halal dari Komisi Urusan Etnis dan Agama. Tidak ada menu babi dan alkohol yang disajikan, dan daging-daging yang dihidangkan berasal dari hewan yang disembelih sesuai prosedur Islam.
Sebut saja kuliner khas etnis Hui, yang merupakan etnis minoritas yang menganut agama Islam di Tiongkok. Etnis Hui—umumnya berbasis di provinsi Ningxia dan menyebar di provinsi Gansu, Qinghai, Xinjiang, dan Tibet—amat menyukai mi daging sapi dan domba. Masakan mereka disebut qingzhen (清真) yang berarti kebenaran murni, yang juga dapat diartikan sebagai halal. Dalam bahasa Mandarin, kata qing juga sebuah homofon bagi warna biru kehijauan, sehingga biasanya restoran-restoran halal di Tiongkok memiliki papan nama dengan warna itu, yang berarti makanan yang mereka sajikan halal.
Restoran mie daging sapi muslim Hui di Beijing. Foto dokumentasi pribadi
Tak lama yang lalu, saya mengunjungi sebuah restoran halal di Beijing, yang khusus menjual mie daging sapi. Restoran ini dikelola langsung oleh muslim Hui, yang aslinya berasal dari Hezhou, sebuah kota di provinsi Gansu, Tiongkok. Logo qingzhen atau halal terpampang jelas di papan nama restoran. Pelayan yang dipekerjakan di restoran ini semuanya merupakan muslim Hui, di mana pelayan wanita berjihab dan pelayan pria memakai kopiah berwarna putih. Dekorasi interior restoran ini dipengaruhi oleh unsur-unsur Islam—hiasan berbentuk kubah masjid, dinding yang bertuliskan ayat-ayat Al-quran.
ADVERTISEMENT
Restoran mempekerjakan muslim Hui sebagai karyawan. Foto dokumentasi pribadi
"Sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan terima kasih darimu" demikian salah satu ayat Al-quran yang tertulis di dinding restoran tersebut. Sejalan dengan bunyi ayat Al-quran tersebut, restoran ini menyajikan mie gratis untuk fakir miskin.
Salah satu ayat Al-Quran yang tertulis di dinding restoran. Foto dokumentasi pribadi
Menu yang ditawarkan tidaklah banyak, andalan mereka tentu saja mie daging sapi yang terdiri dari mie buatan tangan ditambah sop bening yang dikombinasikan dengan irisan lobak dan potongan daging sapi. Ditambah lagi minyak cabe, membuat seporsi mie ini terasa maknyus di lidah. Seporsi mie dengan tambahan daging sapi ini dihargai 25 Yuan.
Seporsi mie daging sapi dihargai 25 Yuan. Foto dokumentasi pribadi
Singkat cerita, makanan halal di Tiongkok kebanyakan sajian hangat dibuat sepenuh hati. Pilihan dagingnya kebanyakan adalah daging sapi dan daging domba, dengan rasanya yang sangat variatif.
ADVERTISEMENT