Konten dari Pengguna

Infrastruktur Kaltim sebagai Sarana Membangun Peradaban Ibu Kota Negara

Dr. Rudy Mas'ud, SE
Calon Gubernur Kalimantan TImur, Anggota DPR RI periode 2019-2024, Kader Partai Golkar
29 Oktober 2024 8:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Rudy Mas'ud, SE tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) terlihat dari Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (13/09/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) terlihat dari Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (13/09/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ada guyonan banyak orang: "Jika dalam perjalanan anda ketiduran di mobil, itu berarti anda masih di Kalsel atau Kaltara. Tapi kalau anda terbangun dari tidur nyenyak anda, berarti anda sudah sampai di Kaltim".
ADVERTISEMENT
Kenapa anda terbangun dari tidur nyenyak ketika masuk Kaltim? Karena jalan di Kaltim masih banyak yang rusak. Terutama jalan provinsi dan jalan nasional. Anda bisa mencobanya. Anda jalan dari Samarinda ke Bontang atau ke Kutim. Atau dari PPU ke Paser. Anda akan menemukan banyak Jalan yang rusak. Apalagi kalau anda jalan dari Kubar ke Mahakam Hulu, jalannya masih tanah. Masyarakat Mahakam Hulu terpencil dan terisolir dari Kaltim.
Ini menjadi masalah bersama. Masalah masyarakat Kaltim, terutama pemerintahan daerahnya. Kata kuncinya, ada gak keberpihakan kepada mereka?
Masyarakat perlu jalan agar hidupnya tidak terisolir. Pembangunan infrastruktur jalan tidak saja akan memudahkan mereka untuk bisa tersambung dan terkomunikasi dengan masyarakat di kabupaten lainnya. Ini juga akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi buat mereka, masyarakat yang mendapatkan akses jalan itu.
ADVERTISEMENT
Kalau jalan Kubar sampai Mahakam Hulu dibangun, maka perekonomian Mahakam Hulu akan tumbuh. Panjangnya cuma sekitar 120 KM. Biaya per-KM hanya 4-5 M. Paling besar butuh total anggaran 500 M. Sementara APBD Kaltim itu di atas 20 T. Tentu, sangatlah mampu. Ini hanya soal keberpihakan. Kalau pemerintah berpihak kepada rakyat, maka akan ada pertumbuhan dan kemajuan.
Jangan sampai ada silpa (sisa anggaran yang dikembalikan ke negara, dalam hal ini pemerintah pusat) yang terlalu besar, sementara rakyat masih membutuhkan. Kalau terpaksa ada silpa, mesti ditekan sekecil mungkin. Kalau silpa besar, ini berarti kelola anggarannya yang bermasalah. Rakyat yang dirugikan.
Bagaimana membangun jalan nasional yang rusak? Ini hanya perlu kemauan, keseriusan dan kemampuan berkomunikasi serta berdiplomasi dengan pemerintahan pusat. Kalau proses ini dijalankan dengan baik, serius dan intens, maka tidak akan terlalu sulit. Apalagi, Kaltim sudah jadi IKN. Dukungan pemerintah pusat kepada Kaltim akan jadi prioritas.
ADVERTISEMENT
Target yang harus dikejar adalah bagaimana pertama, semua kabupaten dan kota di Kaltim terhubung satu dengan yang lain dengan jalan yang layak dan memadai. Kedua, semua jalur kabupaten dan kota di Kaltim tembus ke IKN. Kalau ini kita kerjakan, maka Kaltim akan mengalami percepatan yang luar biasa. Percepatan dalam semua aspek, di antaranya percepatan untuk kemajuan ekonomi, budaya, layanan kesehatan, sektor pendidikan, usaha manufaktur, juga UMKM dan lainnya. Dari sini juga investasi akan banyak yang masuk ke Kaltim.
Setelah lalu lintas udara lancar dengan program wifi gratis di setiap kelurahan dan desa, lalu jalur darat memadai dan tembus semua akses kabupaten dan kota hingga IKN, maka otomatis peradaban akan bangkit di Kaltim. Sudah waktunya hadirnya IKN di Kaltim kita jadikan sebagai berkah yang mampu mendorong percepatan menuju Kaltim dengan peradaban yang maju pesat.
ADVERTISEMENT