Desain Besar Olahraga Nasional: Kebangkitan Ekonomi dan Martabat Bangsa

Akbar Mia
ASN Kemenpora yang juga seorang adventurir. Menyukai kegiatan luar ruang, hiking, beladiri dan olahraga, terutama Aikido, jogging dan memanah. Alumnus program pascasarjana UI konsentrasi Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan
Konten dari Pengguna
28 Juni 2021 16:37 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
”Manfaatkan Peluang Pengembangan Industri Olahraga dan Pariwisata Olahraga sebagai Pendongkrak Ekonomi Nasional.” (Arahan Presiden Joko Widodo dalam peringatan Hari Olahraga Nasional, 9 September 2020)
Ilustrasi: Pegiat olahraga golf sedang berlatih (Foto: dok. pribadi)
Masyarakat Indonesia dan Olahraga
ADVERTISEMENT
Diketahui bahwa frekuensi masyarakat Indonesia dalam berolahraga berada pada tingkat yang cukup rendah. Laporan Kemenpora Tahun 2019 menyebutkan angka partisipasi penduduk Indonesia yang berolahraga sebesar 31%. Terlebih lagi, pengamatan sekilas mengisyaratkan bahwa partisipasi masyarakat dalam berolahraga belum merata, kebanyakan masih terpusat di kota-kota besar.
Meskipun frekuensi berolahraga masyarakat meningkat selama masa pandemi tetapi data yang dihimpun oleh Prasetyo (2013) menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia saat ini masih kurang menyadari akan pentingnya hidup sehat. Hal ini terjadi karena kurangnya animo/minat dan apresiasi masyarakat terhadap olahraga. Padahal di masa pandemi seperti sekarang ini, berolahraga merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan untuk menjaga kebugaran dan imunitas tubuh.
Hasil Susenas tahun 2010 menunjukkan bahwa partisipasi penduduk berumur 10 tahun ke atas dalam melakukan olahraga mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Peningkatan partisipasi olahraga hanya terjadi dari tahun 2000 sebesar 22,6 persen menuju tahun 2003 menjadi sebesar 25,4 persen. Dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 partisipasi penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4 persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,8 persen pada tahun 2009.
ADVERTISEMENT
Kajian mendalam yang dilakukan oleh Ma’mun (2016) memperlihatkan bahwa permasalahan utama pembangunan olahraga nasional bertumpu pada tiga muara, yaitu: pertama, rendahnya daya saing sistem pembinaan dan pengembangan olahraga; Kedua, rendahnya presentase angka partisipasi masyarakat dalam olahraga (olahraga belum menjadi gaya hidup aktif yang sehat atau healthly active lifestyle); dan, ketiga, terpinggirkannya program olahraga pendidikan.
Berdasarkan data laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, sebesar 33,5 persen populasi masyarakat Indonesia dinyatakan kurang aktivitas fisik. Hal ini menjadi salah satu penyebab dikeluarkannya kampanye GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Diharapkan kampanye GERMAS ini dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Gaya hidup sehat berarti angka harapan hidup yang semakin baik pula, selain juga kesehatan, kebugaran dan imunitas yang terjaga terutama di masa pandemi seperti sekarang ini, yang pada akhirnya berdampak pula pada produktivitas yang tetap tinggi.
ADVERTISEMENT
Bonus Demografi: Tantangan dan Harapan Dunia Olahraga Indonesia
Berbicara mengenai produktivitas, tidak bisa tidak, akan sering terkait dengan pembahasan mengenai “Bonus Demografi”, yang sering diperbincangkan belakangan ini. Merujuk pada UNFPA (United Nations Fund for Population Activities, sekarang menjadi UNPF, United Nations Population Fund) Bonus Demografi adalah pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, di mana proporsi usia kerja 15-65 tahun lebih besar daripada non usia kerja. Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS) definisi Bonus Demografi merujuk pada fenomena penambahan jumlah penduduk usia kerja yang membawa keuntungan bagi perekonomian. Dengan kata lain, Bonus Demografi adalah fenomena ketika jumlah masyarakat usia produktif lebih banyak daripada non produktif.
Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami masa Bonus Demografi pada tahun 2030-2040. Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Pakar hukum pembangunan ekonomi UKI Dhaniswara K Harjono menyatakan kepada wartawan, “Kita akan dihadapkan pada persoalan masa depan. Antara lain, bonus demografi pada 2030 dan puncaknya pada 2040. Artinya jumlah usia produktif komposisinya akan jauh lebih besar. Kita perlu solusi untuk mengantisipasi bonus demografi ini dengan meningkatkan lapangan kerja,”.
ADVERTISEMENT
Jumlah penduduk yang besar tersebut juga memiliki implikasi terhadap dunia olahraga Indonesia. Banyaknya jumlah penduduk, terlebih pada usia produktif, seharusnya direncanakan dan dikelola agar dapat melahirkan bibit-bibit unggul calon atlet berpotensi yang kelak akan mengharumkan nama negara di kancah kompetisi olahraga antar negara. Semakin banyak penduduk Indonesia yang berolahraga, maka makin banyak pula olahragawan yang berpotensi dikembangkan menjadi atlet nasional Indonesia.
Olahraga dan Kebangkitan Ekonomi
Daron Acemoglu dan James A. Robinson dalam penelitiannya, yang kemudian diterbitkan dalam bentuk buku, menemukan bahwa negara-negara kaya dapat menjadi kaya karena penduduknya membentuk masyarakat di mana pemerintahnya bertanggung jawab dan responsif terhadap penduduknya dan di mana sekelompok besar penduduk dapat mengambil keuntungan atas kesempatan-kesempatan ekonomi yang muncul. Berdasarkan rumusan yang sama, selaiknya Indonesia dapat pula menjadi negara yang kaya. Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara kaya, baik dari segi kekayaan alam, alias sumber daya alam, maupun sumber daya manusianya.
ADVERTISEMENT
Menurut Chandra Anugrah Pakpahan, penelitiannya menunjukkan bahwa Bonus Demografi akan mengubah piramida/perbandingan antara penduduk usia produktif dan penduduk usia non produktif. Dalam hal ini, penduduk usia produktif akan semakin meningkat dan penduduk usia non produktif semakin menurun. Dampak dari Bonus Demografi, salah satunya adalah beban ketergantungan semakin menurun. Jika angka ketergantungan semakin menurun maka akan berdampak juga terhadap kemampuan untuk produksi barang dan jasa untuk mendapatkan pendapatan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan modal untuk mendukung produksi. Modal adalah salah satu faktor produksi, ketika modal bertambah akan memberikan dampak positif, karena dapat mengembangkan atau membuka usaha yang baru. Hal ini berlaku baik pada modal berupa sumber daya manusia maupun berupa sumber daya alam. Bonus Demografi merupakan kondisi di mana modal berupa sumber daya manusia dalam kondisi berlimpah.
ADVERTISEMENT
Pentingnya sumber daya manusia ini antara lain terlihat dalam G20 Labour and Employment Ministers Meeting (G20-LEMM), yaitu pertemuan para Menteri Tenaga Kerja G20, yang menelurkan deklarasi meliputi upaya untuk mendorong pembentukan masa depan pekerjaan yang berpusat pada manusia (Shaping a Human-Centered Future of Work).
Pembangunan nasional tentu saja harus melingkupi berbagai aspek, termasuk di antaranya pembangunan keolahragaan. Terlebih dunia olahraga pun memilik potensi untuk menunjang perekonomian bangsa. Sejak beberapa tahun belakangan, pembahasan mengenai industri olahraga ramai diperbincangkan, karena memiliki potensi yang besar.
Khususnya di Indonesia, salah satu titik tolak terangkatnya sektor industri olahraga adalah ketika diselenggarakannya ajang Asian Games dan Asian Paragames di Jakarta dan Palembang pada tahun 2018. Industri olahraga nasional memang memiliki prospek cerah. Akan tetapi, berbagai kegiatan industri olahraga di tanah air, baik produk dan jasa keolahragaan belum digarap secara optimal. Pengembangan jasa olahraga yang biasa disebut pariwisata olahraga, masih jauh di bawah yang diharapkan. Padahal pengembangannya masih sangat terbuka lebar. Tidak hanya pemasukan devisa dari para pelaku olahraga yang akan berkompetisi, tapi juga dari para calon penonton, pendukung, maupun pihak-pihak lainnya yang tertarik dengan ajang olahraga yang diselenggarakan.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara puncak Hari Olahraga Nasional XXXVII tahun 2020 dari Istana Bogor, Jawa Barat, menyampaikan, "Peluang pengembangan pariwisata olahraga (sport tourism) ini semakin besar pasca pandemi nanti. Masyarakat akan lebih memilih berolahraga dan berwisata di alam terbuka, di alam bebas."
Diketahui Indonesia tengah berupaya untuk bisa memenangkan penawaran tuan rumah penyelenggara Olimpade, multiajang olahraga terbesar sejagat, tahun 2032. Salah satu keseriusannya ialah dengan membentuk komite khusus persiapan penawaran pemenangan tuan rumah multiajang olahraga terbesar di dunia tersebut. Terlepas dari berhasil atau tidaknya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara Olimpiade tahun 2032, industri olahraga, terutama dengan pariwisata olahraganya, terbukti dapat meningkatkan perekonomian Indonesia tidak hanya di pusat, namun juga sampai ke berbagai daerah di penjuru Indonesia. Ditambah dengan potensi sumber daya manusia yang dibawa Bonus Demografi, bukan tidak mungkin Indonesia sedang menyongsong era kebangkitan ekonomi baru.
ADVERTISEMENT
Mohammad Amien Rais mengemukakan bahwa kemakmuran bersama bagi seluruh rakyat Indonesia dapat dicapai apabila Indonesia dibebaskan dari perangkap korporatokratik yang menguras kekayaan Indonesia. Hal ini bisa dilakukan dengan cara: menjaga perdamaian di seluruh wilayah Indonesia, menjaga stabilitas politik nasional, mengatasi permasalahan besar bangsa seperti illegal logging, NAPZA, perjudian, dan menguatkan citra politik Indonesia di panggung internasional, sebagai negara yang cepat belajar dan cukup baik melaksanakan demokrasi, serta menunjukkan pelaksanaan HAM yang baik.
Dengan pencapaian atas hal-hal tersebut, maka Indonesia akan dapat memasuki era kebangkitan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh rakyatnya. Kebangkitan yang ditunjang oleh pembangunan di berbagai sektor, termasuk di antaranya sektor olahraga, dengan industri olahraga sebagai ujung tombaknya. Keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 tentunya dapat menjadi batu pijakan yang sangat baik untuk mengembangkan industri olahraga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah Kementerian Pemuda dan Olahraga menyusun Desain Besar (Grand Design) Olahraga Nasional sebagai acuan arah tujuan dunia olahraga dan keolahragaan Indonesia, baik pada bidang olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, maupun industri olahraga itu sendiri.
Ilustrasi: Pemandangan salah satu sudut desa Linggarjati yang pernah menyelenggarakan Tour de Linggarjati. Potensi alam Indonesia sangat besar untuk menopang pariwisata olahraga (Foto: dok. pribadi)
Indonesia EMAS
Pada tahun 2045, Negara Kesatuan Republik Indonesia akan menyentuh usia kemerdekaan yang ke 100. Pada usia yang dipandang oleh sebagian pihak sebagai usia emas, diharapkan suatu negara mampu untuk mencapai tujuan dan keinginan rakyat menuju Indonesia yang lebih maju dan berkembang. Presiden Indonesia, Joko Widodo dan wakil presiden, Ma’ruf Amin, mencanangkan tahun 2045 sebagai tahun “Indonesia Emas.” Pada tahun ini negara Indonesia diharapkan mampu mencapai tujuan dan kesejahteraan, bekerja dengan serius serta unggul dalam berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
Upaya untuk mencapai atau pun menuju Indonesia Emas 2045 perlu usaha dan kerja keras yang signifikan. Tahun itu merupakan periode pertengahan abad ke-21 yang ditandai dengan berbagai situasi yang menantang dan sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, dapat mengacu pada beberapa cara. Pertama, mendorong kualitas penduduk di sektor pendidikan dan kesehatan. Kedua, membuka lapangan kerja yang produktif dengan mengembangkan keahlian tenaga kerja. Ketiga, memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai komoditas untuk membuka lapangan kerja.
Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia 2045, dibutuhkan penguatan kebijakan kependudukan. Pengendalian kuantitas dan kualitas penduduk merupakan hal yang sangat penting, sebagaimana juga dengan kebijakan yang disesuaikan kondisi kependudukan setiap provinsi. Hal ini sejalan dengan berbagai pemikiran mengenai Bonus Demografi dan bagaimana cara memanfaatkannya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dalam menjalankan misi dan mewujudkan tujuannya, Desain Besar (Grand Design) Olahraga Nasional menggunakan prinsip-prinsip Excellence (Unggul), Measurable (Terukur), Accountable (dapat dipertanggungjawabkan), dan Systematic and Suistainable (Sistematis dan Keberlanjutan) yang dapat disingkat menjadi EMAS. Sehingga istilah Indonesia EMAS dapat memiliki arti ganda, yaitu Indonesia emas merupakan kondisi di mana bangsa Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam mengatasi berbagai persoalan di tanah air, selain juga merujuk pada EMAS yang merupakan prinsip-prinsip Desain Besar Olahraga Nasional.
Target Jangka Menengah dan Panjang Desain Besar Olahraga 2021-2045 (Gambar: dok pribadi)
Penyusunan Desain Besar Olahraga Nasional itu sendiri telah merujuk kepada visi Presiden Indonesia, yang sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, dirumuskan dalam kalimat “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
ADVERTISEMENT
Diharapkan desain besar tersebut dapat menjadi arah baru dalam cara bertindak dan cara untuk membangun aspek sumber daya manusia yang sehat, bugar dan produktif serta memiliki daya saing yang baik hingga membawa keharuman bangsa dan negara. Dalam jangka panjang, diharapkan olahraga dapat juga mendukung pembangunan di bidang ekonomi, sosial, pariwisata, ketahanan bangsa, dan membangun karakter bangsa (nation and character building).
Bonus demografi Indonesia yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 hingga 2040, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar tujuan besar tersebut dapat dicapai. Baik mimpi Indonesia emas dalam artian kekuatan dan kebanggaan bangsa, maupun Indonesia EMAS dalam artian prinsip pengejawantahan Desain Besar Olahraga Nasional akan dapat diwujudkan apabila momentum yang ada dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sekaligus seluruh sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam, dikelola dengan baik sesuai dengan tahapan yang telah disusun.
Ilustrasi Tahap Implementasi dan Evaluasi Keberhasilan SDI (Gambar: dok pribadi, diambil dari draft Desain Besar Olahraga Nasional)
Sport Development Index (SDI) yang merupakan alat ukur kesehatan dan kebugaran masyarakat menuntut adanya koordinasi, sinergi dan kerja sama yang baik dari semua tingkat pemerintahan, sehingga tujuan “Mewujudkan Indonesia Bugar” sebagai langkah awal menuju prestasi olahraga Indonesia yang lebih baik, dapat dicapai.
ADVERTISEMENT
Pencapaian Indonesia EMAS merupakan wujud keberhasilan Indonesia dalam mengimplementasikan perencanaan yang telah disusun dan diuraikan dengan jelas di dalam Desain Besar Olahraga Nasional. Indonesia EMAS adalah prosesi pentasbihan Indonesia sebagai pemenang. Pemenang, tidak hanya dalam artian berhasil meraih tujuan yang telah dicanangkan, tetapi juga dalam artian berhasil mengonsolidasikan seluruh elemen di dalam bangsa Indonesia untuk bersama-sama bergerak mencapai tujuan tersebut.
Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda. Berpikir, berlatih dan berusaha lebih keras serta pantang menyerah.
Sumber
1. Draft Desain Besar Olahraga Nasional, Revisi 1, 27 April 2021
2. Undang-undang No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
3. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional
ADVERTISEMENT
4. Wijaya, Cahyo Satria, You Are What You Think, You Are What You Believe: Hidup Bahagia dengan Berpikir dan Berperasaan Positif, Bright Publisher, Cetakan 1, 2018
5. Acemoglu, Daron & James A. Robinson, Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity and Poverty, Paperback Edition, Profile Books, 2013
6. Rais, Mohammad Amien, Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia!, Yogyakarta, PPSK Press, 2008
7. Howell, Jon P and Dan L. Costley, Understanding Behaviors for Effective Leadership, Prentice Hall, 2001
8. https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2020/10/12/menata-dan-mengelola-olahraga-di-indonesia-sebuah-tinjauan-singkat/
9. https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/26/120300723/4-anggapan-masyarakat-tentang-olahraga-dan-faktanya-menurut-dokter?page=all
10. https://www.jawapos.com/kesehatan/05/11/2019/sepertiga-masyarakat-indonesia-kurang-olahraga-dan-rentan-sakit/
11. https://www.bappenas.go.id/files/9215/0397/6050/Siaran_Pers_-_Peer_Learning_and_Knowledge_Sharing_Workshop.pdf
12. https://www.jawapos.com/ekonomi/02/01/2021/tahun-2021-jadi-momentum-persiapan-hadapi-puncak-bonus-demografi/
13. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jcc/article/view/31971
14. https://money.kompas.com/read/2019/08/30/172800826/bonus-demografi-modal-peningkatan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia?page=all
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3801800/olahraga-bisa-dilakukan-di-mana-saja-begini-contohnya
15. https://www.dream.co.id/sport/5-gerakan-olahraga-yang-bisa-dilakukan-dimana-saja-200129s.html
16. https://phinemo.com/wisata-olehraga-indonesia-potensi-baru-pariwsata/
17. https://kominfo.go.id/content/detail/21223/ayo-olahraga-di-mana-saja-dan-kapan-saja/0/artikel_gpr
18. https://swarakampus.com/web/2020/08/04/wacana-generasi-muda-menuju-indonesia-emas-2045/
19. https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2020/09/28/tantangan-kependudukan-indonesia-emas-tidak-mudah/
20. https://nasional.sindonews.com/read/357116/18/kerja-keras-menuju-indonesia-emas-2045-1615115002
21. https://sport.detik.com/sport-lain/d-5541283/keppres-panitia-pencalonan-indonesia-tuan-rumah-olimpiade-2032-terbit
22. https://www.antaranews.com/berita/2077646/indonesia-dalam-peta-pencalonan-tuan-rumah-olimpiade-2032