Konten dari Pengguna

Industri Olahraga, Perekonomian Nasional dan Presidensi G20 Indonesia

Akbar Mia
ASN Kemenpora yang juga seorang adventurir. Menyukai kegiatan luar ruang, hiking, beladiri dan olahraga, terutama Aikido, jogging dan memanah. Alumnus program pascasarjana UI konsentrasi Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan
7 Maret 2022 11:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengembangkan Industri Olahraga yang mendukung pembinaan dan pengembangan Olahraga nasional serta berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional” (Misi Desain Besar Olahraga Nasional)
ADVERTISEMENT
Sebagai sebuah industri, sejatinya industri olahraga juga memiliki kemampuan untuk mendukung perekonomian nasional Indonesia. Tidak hanya mampu menggerakkan perputaran rupiah, industri olahraga pun dapat mendatangkan devisa bagi Indonesia. Berbagai perhelatan olahraga seperti Tour de Singkarak, Bali Marathon, Jakarta Marathon, Festival Mentawai, Sungailiat Bangka Belitung Trail, Tour De Ijen, Tour de Bintan, dan yang termutakhir, balap motor MotoGP Mandalika, membuktikan betapa industri olahraga memiliki potensi besar bagi perekonomian Indonesia.
Industri Olahraga yang Menggoda
Dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, industri olahraga didefinisikan sebagai kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk produk barang dan/atau jasa. Sedangkan menurut Mutohir (2003) dalam Nugroho, 2019, industri olahraga adalah industri yang menciptakan nilai tambah dengan memproduksi dan menyediakan barang dan jasa yang berkaitan dengan peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam aktivitas olahraga, kompetisi olahraga, pelatihan, pesta olahraga, baik produk nyata maupun yang tidak nyata.
ADVERTISEMENT
Danang Aji Setyawan menyimpulkan Industri Olahraga sebagai proses mengolah barang dan jasa menjadi barang jadi ataupun setengah jadi dalam bidang olahraga dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat memenuhi kebutuhan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat kita lihat betapa industri olahraga memiliki spektrum yang sangat luas. Hampir semua produk barang dan jasa yang terkait dengan dunia keolahragaan, dapat dimasukkan dalam kategori industri olahraga.
Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui bahwa negara Swiss yang terkenal dengan produk jam, keju, coklat dan farmasinya, ternyata mendapat sumbangan PDB yang cukup besar dari sektor olahraga. Sekitar pertengahan tahun 2021, kantor Olahraga Federal Swiss menyampaikan laporan bahwa aktivitas yang berhubungan dengan olahraga di Swiss menyumbang CHF 22,2 miliar (USD 22,8 miliar) per tahun bagi ekonomi Swiss, atau senilai kurang lebih 1,7% dari PDB Swiss, sebanding dengan sektor peralatan mesin atau produk logam.
ADVERTISEMENT
Sementara di Indonesia sendiri, industri olahraga juga menyumbang pundi-pundi negara dalam jumlah yang cukup signifikan. Pada tahun 2011, saat kenaikan pariwisata nasional mencapai angka 8,9%, kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Sumatera Barat selaku tuan rumah Tour de Singkarak mengalami kenaikan hingga 13,2%.
Ilustrasi pembalap sepeda pada Tout de Singkarak tahun 2017. (Foto diambil dari https://www.bola.com/ragam/read/3683752/tour-de-singkarak-2018-resmi-dibuka-ratusan-pembalap-siap-jadi-yang-terbaik)
Pelaksanaan suatu acara olahraga di sebuah kawasan wisata, secara tidak langsung akan menggeliatkan dan mendongkrak ekonomi wisata daerah yang bersangkutan serta kawasan yang berdekatan. Inilah efek domino dari sport-tourism (pariwisata olahraga), yang merupakan salah satu bentuk industri olahraga. Peserta acara dan pendukung-pendukungnya, yang notabene berasal dari luar negeri, tentu akan membawa pemasukan devisa bagi negara dan lokasi sekitar penyelenggaraan. Belum lagi penonton yang berdatangan, lalu lintas barang pendukung perlombaan dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Penyelenggaraan MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, bahkan mencatat penggunaan rumah-rumah warga setempat sebagai tempat tinggal wisatawan maupun pekerja pendukung penyelenggaraan acara tersebut. Selain itu, sektor jasa lainnya seperti penjualan cendera mata, dan industri pengolahan makanan pun ikut terangkat.
Presidensi G20 Indonesia dan Pemulihan Perekonomian
Indonesia mengajukan tema “Recover Together, Recover Stronger” sebagai tema Presidensi G20 kali ini, sebagai suatu tanda untuk bamgkit bersama dari keterpurukan yang melanda dunia akibat pandemic Covid-19. Pandemi yang melanda dunia selama dua tahun terakhir, telah membuat banyak negara mengalami kemunduran ekonomi, sehingga banyak negara yang kemudian memulai fokusnya untuk pemulihan ekonomi. Ini yang menjadi salah satu fokus Presidensi G20 Indonesia, yaitu Transformasi Ekonomi dan Digital; yaitu pembangunan nilai-nilai ekonomi melalui teknologi digital, serta mendorong digitalisasi sektor-sektor yang menjadi mesin pertumbuhan baru.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan hal tersebut, Perpres Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional menyatakan bahwa bangkitnya Industri Olahraga akan memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Usaha Indonesia dalam memulihkan perekonomian sebagaimana yang menjadi salah satu fokus Presidensi G20 Indonesia, dapat ditopang salah satunya oleh Industri Olahraga. Sebagaimana disebutkan dalam Desain Besar Olahraga Nasional, industri dan pariwisata olahraga merupakan salah satu fokus pembangunan dunia keolahragaan yang dapat menunjang perekonomian negara dan berperan aktif mendukung pembinaan dan pengembangan Olahraga Prestasi secara nasional.
Posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 dapat menjadi momentum penguatan dan ekspansi industri olahraga Indonesia, misalnya dengan peningkatan promosi industri olahraga Indonesia. Terlebih momen Presidensi G20 Indonesia datang bersamaan dengan pergelaran MotoGP Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Perpaduan salah satu perhelatan olahraga internasional terbesar yang diselenggarakan Indonesia dengan Presidensi G20 Indonesia, dapat menjadi momen untuk mengangkat industri olahraga Indonesia. Sebuah peluang emas yang mungkin tidak akan terulang lagi.
Pengunjung stand Museum Olahraga Nasional pada Kemenpora Expo 2022, Jakarta, 1 s.d. 6 Maret 2022. (Foto: Istimewa)
Sepantasnya pengembangan industri olahraga dapat memanfaatkan momen Presidensi G20 Indonesia, agar industri olahraga Indonesia semakin maju dan berkembang, tidak hanya di pasar domestik juga pasar mancanegara, hingga pada gilirannya memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebaliknya, Presidensi G20 Indonesia yang salah satu fokusnya adalah transformasi ekonomi untuk mendukung pemulihan perekonomian, dapat mendorong industri olahraga sebagai salah satu sektor penopang pemulihan perekonomian, tidak hanya pada tingkat lokal, melainkan juga pada tingkat global. Dalam acara Annual Investment Forum 2022, Emmanuel Roman, CEO PIMCO yang merupakan salah satu manajer investasi terbesar dunia, menyatakan bahwa perekonomian beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, memiliki prospek jangka panjang yang baik didukung oleh berbagai faktor, termasuk demografi.
ADVERTISEMENT
Tantangan Industri Olahraga Indonesia
Pada tanggal 1 s.d. 6 Maret 2022 Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), melalui Asisten Deputi Industri dan Promosi Olahraga, mengadakan Kemenpora Expo 2022 di Mal Basuki Rahmat, Jakarta Timur. Terobosan Kemenpora dalam mendukung pengembangan industri olahraga Indonesia, patut kita hargai. Meskipun secara umum masih terlihat cukup sepi pengunjung, namun kegiatan ini dapat dipandang sebagai sebuah upaya pengenalan berbagai produk olahraga ke tengah masyarakat.
Di sisi lain, kenyataan bahwa animo masyarakat terhadap industri olahraga masih cukup rendah, menunjukkan bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan keolahragaan masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam memajukan dan mengembangkan industri olahraga nasional. Sejauh ini Desain Besar Olahraga Nasional menetapkan peta jalan industri olahraga dalam bentuk target capaian dukungan dunia usaha pada cabang olahraga unggulan Olympic Games dan Paralympic Games. Kita belum melihat penjabaran peta jalan industri olahraga yang lebih mendetail dengan mencakup produk olahraga dalam negeri, sentra-sentra industri olahraga, maupun industri barang dan jasa lainnya terkait dunia keolahragaan Indonesia.
Backdrop yang terpasang di panggung utama Kemenpora Expo 2022, Jakarta, 1 s.d. 6 Maret 2022 (Foto: Dok pribadi)
Menurut Setyawan (2017), dalam Nugroho, 2019, upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan industri olahraga adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
a. Pemerintah membantu para pengusaha dan calon pengusaha untuk memberikan informasi mengenai bantuan dana perbankan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan modal sehingga mampu bersaing dengan perusahaan asing.
b. Meningkatkan sumberdaya manusia di Indonesia.
c. Mengoptimalkan trik pemasaran produk.
d. Mempererat jaringan usaha dan kerja sama usaha.
e. Membentuk mental usaha dan kewirausahaan yang kuat.
Irawadi Hanafi, pengamat olahraga, mencatat bahwa secara umum Indonesia memiliki potensi pengembangan industri olahraga yang baik, namun demikian beberapa hal hal yang menjadi kendala bagi pengembangan industri olahraga Indonesia, yaitu atmosfer yang belum atau masih rendah, sarana dan prasarana olahraga belum tersedia dengan baik dan masif, networking para pelaku bisnis olahraga yang masih minim, dan penguasaan teknologi pun belum mendukung.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, juga mengingatkan bahwa Industri Olahraga perlu melakukan transformasi digital sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika yang terjadi akibat adanya akselerasi digitalisasi. Menurut Menko Perekonomian, secara global, industri sporting goods atau perlengkapan olahraga juga tertekan selama pandemi Covid-19. Perusahaan pakaian olahraga mengalami penurunan pendapatan 29% pada semester I 2020 dibandingkan 2019, tetapi relatif lebih tangguh dibandingkan industri pakaian jadi lainnya yang turun 55%. Sementara itu, pangsa penjualan online mengalami peningkatan selama pandemi. Aplikasi fitness online, alat olahraga individu seperti sepeda dan peralatan lari, serta e-sport mengalami peningkatan intensitas penggunaan yang signifikan.
Tantangan-tantangan ini merupakan hal-hal yang harus bisa dijawab dan dihadapi industri olahraga agar dapat memberikan kontribusi signifikasi terhadap perekonomian Indonesia, bahkan mungkin perekonomian global. Nugroho (2019) mencatat bahwa meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi industri olahraga, namun industri olahraga Indonesia tetap memiliki peluang dan kekuatannya sendiri yang dapat memungkinkannya berkembang dan berkontribusi sebagaimana yang termaktub di dalam Desain Besar Olahraga Nasional.
ADVERTISEMENT
Ke depan, perlu adanya sinergi berbagai pihak untuk mengembangkan industri olahraga, baik dari pemerintah, swasta, para pelaku industri olahraga, pegiat dan penggiat olahraga, serta pihak-pihak lainnya. Desain Besar Olahraga Nasional telah melangkah maju dengan menetapkan posisi industri olahraga dalam peta keolahragaan Indonesia dan kontribusinya pada perekonomian. Perlu dibuat peta jalan yang lebih spefisik, jelas dan terukur, yang melingkupi berbagai aspek dan pelaku industri olahraga, agar industri olahraga Indonesia dapat berkembang dan berkontribusi sebagaimana yang kita harapkan bersama.
Referensi:
1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
2. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional
3. Sigit Nugroho, Dr., M.Or, Industri Olahraga, UNY Press, 2019
ADVERTISEMENT
4. Danang Aji Setyawan, Upaya Meningkatkan Industri Olahraga, Universitas PGRI Semarang, 2017
5. https://ekonomi.bisnis.com/read/20211208/9/1475301/berikut-5-fakta-penting-presidensi-g20-indonesia, Maria Elena, 8 Desember 2021, diakses pada tanggal 28 Januari 2022, jam 15.00
6. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3469/presidensi-indonesia-g20-2022-momentum-branding-indonesia-di-dunia-internasional, Siaran Pers Kemenko Bidang Ekonomi, 19 November 2021, diakses pada tanggal 31 Januari 2022, jam 19.30
7. https://www.uny.ac.id/id/berita/prospek-sport-tourism-sebagai-penghasil-devisa-negara, diakses pada tanggal 2 Maret 2022, pukul 10.30
8. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_242422.aspx, diakses pada tanggal 2 Maret 2002, pukul 14.30
9. Muliawan D. Hadad, Industri Olahraga, Potensi Yang Menjanjikan, ditayangkan pada https://detiksulawesi.com/opini/industri-olahraga-potensi-yang-menjanjikan/, diakses pada tanggal 4 Maret 2022, pukul 10.00
10. https://id.wikipedia.org/wiki/Tour_de_Singkarak, diakses pada tanggal 4 Maret 2022, pukul 10.00
11. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4637054/sirkuit-motogp-mandalika-dongkrak-devisa-dan-ekonomi-daerah, diakses pada tanggal 4 Maret 2022, pukul 10.30
12. https://www.suara.com/bisnis/2022/03/04/164043/untung-berlipat-warga-di-sekitar-sirkuit-mandalika-sewakan-rumah-hingga-rp1-juta-per-hari, diakses pada tanggal 4 Maret 2022, jam 17.00
ADVERTISEMENT
13. https://ekon.go.id/publikasi/detail/3056/menko-airlangga-transformasi-digital-industri-olahraga-dan-peningkatan-prestasi-olahraga-harus-tetap-beriringan-di-masa-pandemi, diakses pada tanggal 6 Maret 2022, pukul 15.00
14. Irawadi Hanafi, Catatan Tentang Industri dan Olahraga, https://mediaindonesia.com/opini/423879/catatan-tentang-industri-dan-olahraga, diakses pada tanggal 6 Maret 2022, pukul 17.00