Jadilah Solusi Masalah, Bukan Sumber Masalah

Akbar Mia
ASN Kemenpora yang juga seorang adventurir. Menyukai kegiatan luar ruang, hiking, beladiri dan olahraga, terutama Aikido, jogging dan memanah. Alumnus program pascasarjana UI konsentrasi Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan
Konten dari Pengguna
25 Juli 2023 15:04 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rambu bertuliskan masalah dan solusi sebagai ilustrasi pemecahan masalah. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Rambu bertuliskan masalah dan solusi sebagai ilustrasi pemecahan masalah. Foto: Pixabay.com

Seri The Art of Leadership

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap kita akan selalu menghadapi berbagai hal dalam kehidupan, terutama masalah. Karena sejatinya hidup merupakan kumpulan dari pilihan-pilihan, maka tentunya pilihan-pilihan tersebut akan mengakibatkan konsekuensi. Tidak jarang konsekuensi tersebut muncul dalam bentuk masalah yang timbul akibat pilihan yang diambil.
ADVERTISEMENT
Dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan, pemimpin dan para pengikutnya pun tidak terhindar dari menghadapi masalah. Masalah adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan berorganisasi, di mana banyak individu berada di dalamnya, dan adanya tujuan atau sasaran yang akan diupayakan untuk diwujudkan.
Terdapat beberapa tipe orang saat menghadapi masalah. Beberapa di antaranya ada orang yang suka menganalisa, tetap santai, menyenangkan orang lain, pasif, melarikan diri dari masalah, pengeluh, hingga pengkritik.
Tipe-tipe tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing. Namun seorang pemimpin yang baik selaiknya mampu mengatur dirinya sendiri dalam proses pemecahan masalah.
Dalam upaya mencari solusi atas masalah yang dihadapi organisasinya, seorang pemimpin juga perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang mungkin menyertai permasalahan yang ada. Aspek-aspek yang mungkin menyertai permasalahan misalnya ketidakjelasan, banyaknya tujuan, kompleksitas, dan kedinamisan.
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang dihadapi mungkin saja dirasakan namun tidak didapat kejelasan mengenai letak permasalahan yang sebenarnya. Diperlukan kejelian dan kecermatan sang pemimpin untuk dapat melihat dan menganalisis permasalahan secara utuh.
Banyaknya tujuan juga dapat membuat pencarian solusi permasalahan semakin rumit karena semakin banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, sebagaimana juga kompleksitas dari permasalahan yang dihadapi. Efek dari tiap-tiap alternatif solusi perlu dipertimbangkan baik-baik.
Perubahan situasi dan kondisi yang sangat dinamis juga merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena setiap saat situasi dan kondisi dapat berubah, yang dapat pula berarti perlu mengubah solusi yang akan dipergunakan, terlebih pada saat menghadapi masa krisis.
Berikut langkah-langkah penyelesaian masalah yang dapat dipergunakan dalam proses mencari jalan keluar.
ADVERTISEMENT

1. Identifikasi dan Menemukan Penyebab Masalah

ilustrasi. Foto: Shutterstock
Langkah paling awal dalam menghadapi masalah adalah menyadari adanya permasalahan dan kemudian mengindentifikasi permasalahan yang ada. Kumpulkan semua informasi yang relevan dengan meminimalkan bias agar proses identifikasi masalah dapat berjalan lancar.
Dalam melakukan identifikasi masalah, biasanya salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melalui brainstorming, untuk mengumpulkan seluruh aspek dan informasi untuk kemudian dipilah agar dapat diketahui titik masalah dengan lebih akurat.

2. Mendefinisikan Masalah

Pada langkah ini perlu dikumpulkan seluruh informasi secara spesifik, dan dilakukan validasi dengan memisahkan antara fakta dengan pendapat. Proses identifikasi dilakukan dengan memeriksa secara menyeluruh pelanggaran yang terjadi dalam permasalahan tersebut, misalnya apabila ada norma atau aturan yang dilanggar.
ADVERTISEMENT
Data-data yang sudah divalidasi akan membantu untuk menentukan titik permasalahan dengan akurat untuk selanjutnya mulai merancang proses pencarian solusinya.

3. Mengembangkan Alternatif Solusi

Di tahap ini, proses brainstorming juga dapat memainkan peran penting untuk mencari alternatif-alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi. Alternatif solusi yang dibahas sebisa mungkin juga mempertimbangkan berbagai tujuan organisasi, termasuk tujuan jangka menengah dan jangka panjang.

4. Evaluasi dan Memilih Solusi

Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Untuk setiap permasalahan yang terjadi, bisa saja pilihan solusi yang tersedia berjumlah lebih dari satu atau bahkan cukup banyak. Untuk itu perlu ditelaah setiap alternatif solusi yang ada, untuk melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Minimalkan kemungkinan bias yang mungkin ada, bisa juga dengan mengaitkan dampaknya kepada pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya seperti pelanggan, rekan kerja, dan lain-lain, serta kesesuaian dengan situasi dan kondisi terkini.
ADVERTISEMENT
Sebelum benar-benar diputuskan, alternatif solusi yang akan dipilih, kadang perlu dievaluasi ulang mengenai kemungkinan keberhasilannya dan dampak yang mungkin timbul.
Dalam mengambil keputusan-keputusan, terutama keputusan memilih solusi, seorang pemimpin dapat melakukan pengambilan keputusan secara personal (sendirian) maupun secara berkelompok dengan melibatkan pengikut-pengikutnya. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Terdapat beberapa metode pemecahan masalah yang dapat digunakan, yaitu creative problem-solving method, decision tree method, delphi technique, fishbone diagram, dan lain-lain

5. Konsesus Keputusan

Karena keputusan yang diambil akan memengaruhi organisasi secara umum, maka sepatutnya penetapan keputusan tersebut dilakukan melalui konsensus, agar setiap pihak yang terlibat, yaitu pemimpin dan para pengikutnya, memiliki rasa memiliki yang sama terhadap permasalahan yang dihadapi dan solusi yang dipilih.
ADVERTISEMENT
Meskipun mungkin tidak semua pihak menyetujui pilihan solusi yang diambil, namun secara umum konsensus dapat membuat semua orang yang terlibat merasa memiliki andil dalam pengambilan keputusannya. Melalui konsensus juga dapat diketahui sikap para pengikut atau anggota organisasi lainnya.

6. Implementasi

Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Implementasi solusi yang dipilih, kadang tidak serta merta menyelesaikan masalah yang dihadapi. Perlu adanya tindak lanjut dan evaluasi atas solusi yang diimplementasikan.
Pengamatan terhadap implementasi akan menghasilkan feedback atau umpan balik yang berguna dalam memperbaiki keputusan yang diambil dan dalam mengambil langkah antisipasi menghadapi permasalahan lainnya yang mungkin timbul di kemudian hari.
Dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu permasalahan, seorang pemimpin perlu mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada untuk mengumpulkan informasi selengkap dan seakurat mungkin, agar alternatif solusi yang dihasilkan juga dapat bersifat lebih menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tidak jarang sang pemimpin juga harus melakukan inovasi dalam menghadapi permasalahan yang timbul. Inovasi dapat menjadi aspek yang memperkuat sebuah organisasi untuk terus bertahan. Terlebih apabila inovasi sudah menjadi budaya kerja organisasi, yang kemudian dapat menjadi kekuatan bagi organisasi untuk terus memberikan inovasi terbaik.
Dalam dunia yang disruptif seperti saat ini, perkembangan yang terjadi sangat cepat dan dinamis. Budaya kepemimpinan pun turut mengalami perubahan. Apabila dulu pemimpin selalu dipandang sebagai pusat problem solving, era sekarang telah menghadapi berbagai perubahan.
Generasi saat ini tidak lagi melulu memandang ke arah sang pemimpin untuk meminta solusi atas permasalahan yang dihadapi, melainkan seringkali mereka datang ke sang pemimpin dengan sudah membawa tawaran alternatif solusi yang bisa diambil. Dunia digital memegang peranan yang sangat penting dalam perubahan ini.
ADVERTISEMENT
Pemimpin saat ini tidak lagi melulu menjadi problem solver alias pemecah masalah, melainkan telah mengalami pergeseran. Banyak pemimpin yang saat ini lebih berperan sebagai penggali solusi.
Namun demikian, sebagai seorang pemimpin tetap harus berada pada relnya. Kalaupun tidak lagi menjadi sosok problem solver utama atau satu-satunya, minimal sang pemimpin tidak menjadi sosok problem maker, alias pembuat masalah.