Konten dari Pengguna

Kepemimpinan Efektif, Ini 5 Perilaku yang Dipraktikkan

Akbar Mia
ASN Kemenpora yang juga seorang adventurir. Menyukai kegiatan luar ruang, hiking, beladiri dan olahraga, terutama Aikido, jogging dan memanah. Alumnus program pascasarjana UI konsentrasi Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan
22 Mei 2023 8:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pelatih sebagai pemimpin sebuah tim (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelatih sebagai pemimpin sebuah tim (Foto: pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seri The Art of Leadership
Karena kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan memengaruhi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka sebelum berusaha mengembangkan pengaruh, tentunya seorang pemimpin perlu menjaga pengaruh tersebut. Hal ini diperlukan karena titik utama upaya mencapai tujuan berasal dari pengaruh terhadap para pengikut. Dalam usaha memengaruhi pengikut untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan, para pemimpin biasanya mempraktikkan perilaku tertentu.
ADVERTISEMENT
Perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin akan memberikan efek atau pengaruh kepada pengikutnya, yang pada akhirnya akan berpengaruh pula pada pencapaian atau tujuan atau sasaran. Secara umum, apapun perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin akan memiliki dampak berupa perasaan, ekspektasi, persepsi, motivasi, termasuk juga kepuasan dan penolakan. Selain kepuasan dan penolakan, efek lainnya yang mungkin terpengaruh oleh perilaku yang dipraktekkan oleh pemimpin adalah kinerja, kehadiran dan pencapaian.
Terdapat beberapa tipe perilaku yang biasa ditunjukkan atau diterapkan para pemimpin, diantaranya:
1. Perilaku mendukung
Pemimpin yang mendukung (suportif), ditandai dengan pendekatannya melalui emosi, pelatihan dan waktu. Pemimpin yang mempraktikkan perilaku ini, menunjukkan kepedulian, pengertian, kebaikan, kepada pengikutnya. Mereka juga memperlihatkan sifat yang bersahabat, dan mendorong komunikasi dua arah.
ADVERTISEMENT
Perilaku mendukung ini antara lain ditunjukkan dengan dukungan sang pemimpin pada pengembangan diri pengikutnya, sehingga setiap pengikutnya memiliki kemampuan, perangkat dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas masing-masing dan mencapai sasaran yang ditetapkan.
Pemimpin yang mempraktikkan tipe perilaku ini biasanya menunjukkan rasa pengertian terhadap pengikutnya, mereka berorientasi membangun hubungan, dan memiliki kepedulian terhadap kepemimpinan umum, dalam artian sang pemimpin peduli terhadap proses regenerasi kepemimpinan di tengah para pengikutnya.
2. Perilaku mengarahkan
Pemimpin dengan perilaku yang mengarahkan, adalah tipe pemimpin yang memberikan tugas yang spesifik, dan menetapkan aturan bagi pengikutnya dalam mencapai sasaran. Tipe pemimpin seperti ini akan menjelaskan metode penyelesaian tugas, capaian kinerja, menetapkan sasaran, merencanakan dan mengoordinasikan tugas. Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, pemimpin dengan perilaku ini akan membentuk struktur. Sebagian orang menyebut pemimpin dengan perilaku seperti ini sebagai kepemimpinan instrumental atau kepemimpinan yang berorientasi tugas.
ADVERTISEMENT
Perilaku mengarahkan ini dianggap sebagai tipe pemimpin yang paling umum ada, dengan pendekatan perintah dan kontrolnya. Namun demikian, meskipun tipe pemimpin seperti ini menetapkan tugas yang spesifik, metode untuk menyelesaikan tugas dan sebagainya, perilaku pemimpin seperti ini tidaklah sama dengan tipe pemimpin diktator. Umumnya pemimpin dengan perilaku seperti ini sangat menghargai stabilitas dan akuntabilitas, melebihi fleksibilitas dan kreatifitas. Meskipun perilaku mengarahkan ini dapat menghasilkan konsistensi dan kecepatan sebagaimana juga kesiapan, namun secara umum perilaku ini juga menghasilkan situasi dimana rasa memiliki kurang dirasakan para pengikut, dan juga kurangnya daya adaptif.
3. Perilaku keterlibatan
Pemimpin dengan perilaku seperti ini biasanya melibatkan para pengikutnya dalam pengambilan keputusan. Sang pemimpin bahkan bisa saja menjadwalkan pertemuan pribadi atau kelompok untuk mengumpulkan masukan ataupun memberikan tugas yang spesifik kepada pengikut tertentu, untuk membentuk rasa memiliki pada sang pengikut.
ADVERTISEMENT
Konsep awal dari tipe ini ditemukan pada eksperimen Hawthorne pada tahun 1930-an, yang menunjukkan bahwa tipe atau perilaku ini dapat menjadi sangat efektif saat diterapkan pada lingkungan yang tepat. Dengan pemimpin yang menggugah, terlibat, dan mendukung partisipasi semua orang dalam pengambilan keputusan dan kerja, para pengikutnya pun merasa lebih baik, meningkatkan dorongan dan setiap orang merasa memiliki terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
Pemimpin yang melakukan perilaku seperti ini kadang disebut juga sebagai tipe kepemimpinan konsultatif, atau kepemimpinan demokratis, karena adanya kolaborasi yang baik antara pemimpin dengan pengikutnya. Meskipun model perilaku pemimpin ini dianggap sebagai salah satu yang terbaik, dengan kelebihan-kelebihannya seperti kemampuan untuk memberdayakan pengikut, pandangan yang luas, dan keingintahuan yang besar, model perilaku pemimpin ini pun memiliki kekurangannya sendiri seperti dapat memakan waktu yang lebih lama, sulit untuk diterapkan pada pengikut yang kurang terampil atau kurang tingkat pendidikannya, serta adanya kemungkinan konflik karena komunikasi yang kurang sesuai.
ADVERTISEMENT
4. Perilaku memberikan penghargaan atau hukuman (Carrot and Stick, Reward and Punishment)
Tipe pemimpin dengan perilaku seperti ini seringkali dikaitkan dengan tipe kepemimpinan transaksional. Pemimpin dengan perilaku ini biasanya memfokuskan pada hasil, dengan mengukur pencapaian pengikutnya dalam kaitannya dengan struktur organisasi atau komunitasnya. Sang pemimpin akan menetapkan kriteria atau pembagian pengikutnya sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemimpin yang melakukan perilaku ini meyakini bahwa pengikutnya harus dimotivasi dengan sistem pemberian penghargaan dan hukuman. Penghargaan yang diberikan dapat berupa uang, pujian atau lainnya baik yang terlihat atau tidak. Sedangkan hukuman dapat berupa teguran, pengurangan penghasilan, atau catatan perbaikan. Baik penghargaan maupun hukuman bisa diberikan sejalan dengan kinerja, ataupun keinginan pemimpin.
ADVERTISEMENT
Demikianlah perilaku pemimpin yang memberikan penghargaan atau hukuman ini kemudian memunculkan istilah tipe kepemimpinan transaksional, karena adanya pertukaran antara penghargaan atau hukuman dengan hasil kinerja pengikut atau bawahannya. Karena memfokuskan pada supervisi, organisasi dan kinerja kelompok untuk memantau hasil pencapaian sasaran, model kepemimpinan seperti ini disebut juga kepemimpinan manajerial.
5. Perilaku karismatik
Seringkali dikaitkan dengan kepemimpinan karismatik, model kepemimpinan ini didefinisikan sebagai model kepemimpinan yang ditandai dengan kualitas pribadi sang pemimpin itu sendiri. Pemimpin yang menggunakan perilaku karismatik bersandar pada kekuatan daya tarik dan daya persuasif sang pemimpin dan juga kemampuan komunikasinya yang terutama sekali sangat bernilai pada saat organisasi menghadapi krisis atau hambatan. Hal ini karena sang pemimpin memiliki kemampuan untuk terhubung pada orang-orang lainnya pada tingkat yang sangat dalam.
ADVERTISEMENT
Dengan kemampuan memotivasi, model pemimpin seperti ini mengetuk emosi para pengikutnya, membangun nuansa kepercayaan, semangat dan keinginan untuk mewujudkan sasaran yang bahkan melebihi diri para pengikutnya itu sendiri. Sang pemimpin menjadi inspirasi bagi para pengikutnya. Kharisma itu sendiri sebetulnya merupakan suatu proses, sebuah kualitas yang mengharuskan kita untuk mengubah visi menjadi suatu realitas yang dapat diwujudkan.
Umumnya pemimpin yang menggunakan perilaku karismatik memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kepribadian yang menarik, dan komitmen yang kuat yang mampu mengubah dan mendorong para pengikutnya. Sikap pemimpin karismatik yang penuh dengan semangat, welas asih, integritas, percaya diri dan kedewasaan, juga mendorong munculnya kesetiaan atau ketekunan, aksi dan kemampuan pemecahan masalah yang baik.
Karena model pemimpin seperti ini dapat memengaruhi atau menginspirasi orang lain dengan cara yang tidak dapat dijangkau pemimpin lainnya, model kepemimpinan ini seringkali disebut-sebut sebagai cara memimpin yang paling kuat atau ampuh.
ADVERTISEMENT
Perilaku-perilaku tersebut sejatinya tidaklah berdiri sendiri sendiri atau saling menegasikan, karena pada praktiknya seorang pemimpin dapat saja menerapkan perilaku yang berbeda pada saat, kondisi atau orang yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk dapat menggerakkan pengikut dan mencapai sasaran dengan efektif.
Karena kepemimpinan merupakan kemampuan, keahlian atau keterampilan, maka tidak heran sebagian pihak menyebut perilaku-perilaku pemimpin tersebut sebagai jenis-jenis atau tipe-tipe kepemimpinan. Hal ini dapat dipahami, karena aspek-aspek kepemimpinan yang sedemikian luas, sebagaimana juga spektrum keterampilan pendukung yang perlu dipelajari.