Konten dari Pengguna

Menebak Jawara Liga Champions 2018 Dengan Ikhlas

Rulli Rachman
mari bicara soal buku, kopi, bola, film dan engineering.
9 April 2018 18:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rulli Rachman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menebak Jawara Liga Champions 2018 Dengan Ikhlas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hari Minggu pagi kemarin hampir tak ada bedanya dengan hari Kamis pagi pekan lalu. Badan lesu, tak bersemangat, mata menahan kantuk kurang tidur. Persamaannya gampang sekali, karena Manchester City kalah. Kamis dini hari City dibabat Liverpool tiga gol tanpa balas di Anfield. Sedangkan sabtu malam kemarin, City harus mengakui keunggulan tetangganya (yang kali ini gantian berisik), Manchester United di kandangnya sendiri, Etihad Stadium. Kekalahan kedua ini yang agak menyesakkan. Karena pada babak pertama, City sebenarnya sudah unggul 2-0 atas MU. Saat itu City hanya berjarak 45 menit dari gelar juara. Sayang sekali, gelandang MU Paul Pogba yang bahkan terakhir kali mencetak gol itu pada bulan November tahun lalu sukses merusak pesta City. Dua gol dicetak Pogba dan satu gol dari Smalling menuntaskan comeback MU malam itu. Perih!
ADVERTISEMENT
Partai versus tetangga ini tadinya saya harapkan bisa menjadi pelipur lara setelah City dibuat tak bisa bernafas oleh Liverpool di Liga Champions. Saya pikir gelar juara yang kepagian bisa memompa semangat David Silva dan kawan-kawan untuk kembali menyambut Liverpool Selasa malam esok. Tapi takdir berkata lain. Dan kekalahan dari si tetangga ini sudah pasti sungguh menyakitkan rasanya. But show must go on. Hanya ada satu ganjalan. Berharap City menang di Etihad selasa besok itu sudah pasti. Cuma saya pikir, masih belum waktunya City melenggang ke tahap selanjutnya. Apalagi mengingat Mohamad Salah begitu moncer akhir-akhir ini. Maka yang bisa saya lakukan sekarang adalah membuat prediksi juara Liga Champions dengan ikhlas.
Saya prediksikan 4 klub yang akan bablas ke semifinal Liga Champions 2018 kali ini adalah Liverpool, Real Madrid, Barcelona dan Bayern Munchen. Oke memang malam kemarin Bayern 'cuma' menang 2-1 atas Sevilla. Dan ingat, tim besutan Montella ini yang sebelumnya menyingkirkan pasukan Mourinho. Tapi ingat juga, Bayern jauh lebih superior dibandingkan MU yang sekarang. Beda level bosss...
ADVERTISEMENT
Sementara adalah pekerjaan yang berat untuk City dan Juventus untuk membalikkan keadaan tertinggal 0-3. Lho kan masih ada juga AS Roma, siapa tahu mereka bisa bikin keajaiban. Ya bisa jadi. Cuma ada satu saran buat AS Roma, usahakan tidak mencetak gol bunuh diri (lagi). Itu saja.
Maka skenario laga semifinal adalah sebagai berikut. Yang pertama, Liverpool bertemu Barca, sementara Madrid bersua dengan Muenchen. Yang kedua, Barca versus seteru abadinya Madrid, dan Muenchen akan menjajal kemampuan Liverpool.
Kemungkinan skenario partai laga di poin pertama tentu sangat menarik. Karena pada masing-masing laga, akan muncul sebuah pembuktian. Liverpool akan dengan lantang bicara bahwa mereka bisa move on setelah ditinggalkan Coutinho. Tapi jangan buru-buru. Memang betul bahwa Pep Guardiola yang membawa Barca ke masa keemasannya dan gaya bermainnya ini yang sedang ia coba terapkan di Manchester City. Tapi Barca beda dengan City. Blaugrana punya sosok alien di dalamnya, makhluk hidup yang masih belum mau berhenti membuat orang-orang menggeleng-gelengkan kepala melihat aksi individualnya, Lionel Messi. Jadi, andaikan Salah dan Chamberlain bisa cetak gol di Nou Camp, dan juga bisa membuat si ‘Kutu’ mati kutu, maka tak ragu lagi bahwa Liverpool memang layak maju ke babak selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Di laga lain, James Rodriguez akan berusaha membuktikan pada Los Galacticos bahwa mereka salah telah melepaskan dirinya. Tapi sejarah dan statistik layak dievaluasi, bahwa pada beberapa partai terakhir, Real Madrid masih unggul di atas Bayern. Kesimpulannya, dari skenario pertama ini, yang akan melaju ke partai puncak (final) adalah Liverpool dan Real Madrid.
Kemungkinan skenario partai semifinal poin kedua juga tak kalah asiknya. Liverpool yang bertemu Bayern Muenchen tentu sayang untuk dilewatkan. Liverpool jelas punya modal yang kuat. Sang pelatih, Juergen Klopp tentu sangat mengenal karakter permainan dan tahu bagaimana mensiasati Bayern yang pernah jadi seterunya di Bundesliga. Andaikan Firmino dan kolega bisa menaklukkan kampiun Jerman tersebut, tiket partai final memang sewajarnya jadi hak mereka.
ADVERTISEMENT
Di laga lain, kembali kita akan menikmati laga bertajuk El Classico episode ke sekian yang mungkin tak kalah panjang dengan kumpulan episode sinetron Tersanjung. Panas, keras, rusuh adalah suatu keniscayaan. Walaupun di kubu Madrid sudah tidak ada bek asal Portugal, Pepe yang begitu fasih menghayati filosofi sepakbola tarkam; bola boleh saja lewat, orangnya jangan, laga ini tetap diprediksi sama brutalnya dengan pertemuan mereka pada laga semifinal Liga Champions musim 2010-2011 silam. Agak berat mengakuinya, tapi saya jagokan Madrid yang akan bablas ke final.
Kesimpulannya, dua tim yang akan bertarung memperebutkan gelar juara Liga Champions tahun ini di Kiev Ukraina adalah Liverpool dan Real Madrid. Ada satu faktor pendukung prediksi ini. Yakni bahwa kedua klub tersebut saat ini dalam kondisi nothing to lose. Mereka sudah tidak ada harapan untuk menggapai gelar juara Liga domestik di negara masing-masing, sehingga ajang Champions jadi target untuk dapatkan piala.
ADVERTISEMENT
Siapa juaranya?
Dengan ikhlas dan legowo saya mengucapkannya, Liverpool. Saya enggan menyaksikan seringai di wajah Ronaldo karena berhasil meraih hattrick jawara Liga Champions. Selain itu, apabila Liverpool yang keluar sebagai pemenang, ini merupakan torehan prestasi buat Mohamed Salah. Sudahlah tokcer dalam cetak gol, juara Champions pula. Apalagi jika hal ini terwujud, kita akan bebas dari pemandangan menjemukan saat gelar pemain terbaik selalu jatuh pada kedua makhluk, Messi atau Ronaldo. Bukan tak mungkin kali ini giliran Salah yang merebut predikat pemain terbaik.
Dan lagi, apa yang lebih menyenangkan daripada melihat seorang muslim yang bersinar di kancah internasional. Tentu saja, ada konsekuensi yang harus dihadapi Salah. Partai puncak Final Liga Champions 2018 akan digelar di Kiev, Ukraina pada hari Sabtu tanggal 26 Mei. Yang artinya pertandingan ini akan dilangsungkan saat malam bulan Ramadhan, bulan puasa. Kita di sini sih enak, tinggal duduk manis di depan televisi dan menjadwalkan ulang sholat tarawih di sepertiga malam terakhir.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Salah? Pertandingan akan dimulai pada pukul 21.45 waktu setempat yang artinya waktu setelah berbuka puasa. Jelas ini dilema buat pemain asal Mesir ini. Kalau ia santap makanan berat, usus di dalam perut masih belum cukup waktunya untuk mencerna makanan tersebut. Kalau ia hanya minum teh manis panas, ngemil kurma dan kolak pisang, apa cukup staminanya untuk bertanding? Entah lah, kita lihat saja nanti.
Tunggu dulu. Seharusnya akan ada skenario ketiga, yakni Liverpool bertemu Madrid dan Bayern berhadapan dengan Barcelona. Apa artinya? Final kepagian, itu saja. Dan apabila skenario ketiga ini yang terwujud, rasa-rasanya wajar kalau menyimpulkan bahwa kemungkinan juara Liga Champions lagi-lagi akan jatuh ke tangan Madrid. Yaa, nasib. 4 L. Loe lagi, loe lagi... Uugh… Membayangkannya saja saya mual. []
ADVERTISEMENT