Konten dari Pengguna

Apa Itu Upstream dan Downstream Akuntansi?

Rully Desthian Pahlephi
Penulis konten bisnis dan teknologi di Ukirama
26 Oktober 2024 11:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rully Desthian Pahlephi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi konsep upstream dan downstream akuntansi pada transaksi induk dan anak perusahaan (Sumber: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi konsep upstream dan downstream akuntansi pada transaksi induk dan anak perusahaan (Sumber: Freepik)
ADVERTISEMENT
Dalam dunia akuntansi, istilah upstream dan downstream digunakan untuk menggambarkan jenis transaksi yang terjadi antara perusahaan induk dan anak perusahaan. Kedua istilah ini memiliki peran penting dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan berpengaruh terhadap laba yang dilaporkan dalam kelompok usaha.
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai apa yang dimaksud dengan upstream dan downstream akuntansi, perbedaan di antara keduanya, dan bagaimana keduanya memengaruhi laporan keuangan.

Pengertian Upstream dalam Akuntansi

Dikutip dari website akuntansi, Ukirama, upstream dalam akuntansi bisnis merujuk pada transaksi penjualan dari anak perusahaan ke perusahaan induk, sehingga sering disebut sebagai arus “dari bawah ke atas.” Dalam transaksi ini, anak perusahaan menjual barang atau jasa kepada induk perusahaan. Dari sisi anak perusahaan, transaksi ini akan meningkatkan pendapatan, harga pokok penjualan (HPP), serta laba kotor mereka. Akan tetapi, keuntungan ini belum dapat diakui dalam laporan keuangan konsolidasi sebelum terjadi penjualan kepada pihak eksternal.
Transaksi upstream menunjukkan kontribusi anak perusahaan terhadap laba perusahaan induk, tetapi keuntungan yang belum terealisasi dari penjualan internal ini ditangguhkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Artinya, pengakuan keuntungan baru akan dilakukan jika barang yang dijual oleh anak perusahaan kepada induk akhirnya terjual ke pihak ketiga.
ADVERTISEMENT

Pengertian Downstream dalam Akuntansi

Sebaliknya, downstream menggambarkan penjualan dari perusahaan induk ke anak perusahaan, atau arus “dari atas ke bawah.” Dalam transaksi ini, perusahaan induk menjual barang atau jasa kepada anak perusahaan, dan hal utama yang diperhatikan adalah harga yang dikenakan. Jika harga jual sama dengan harga perolehan, tidak ada penyesuaian khusus yang diperlukan. Namun, jika perusahaan induk menjual dengan harga lebih tinggi, maka laporan keuangan konsolidasi perlu disesuaikan untuk mengeliminasi laba yang belum terealisasi.
Transaksi downstream tidak hanya berdampak pada laporan keuangan tetapi juga pada kepentingan pemegang saham. Eliminasi keuntungan yang belum terealisasi dilakukan agar laba induk tidak terlalu tinggi akibat transaksi internal. Proses ini memastikan transparansi dalam laporan keuangan konsolidasi sehingga mencerminkan posisi laba yang sebenarnya dalam kelompok usaha.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Laporan Keuangan Konsolidasi dalam Transaksi Upstream dan Downstream

Transaksi upstream dan downstream antara perusahaan induk dan anak perusahaan membutuhkan laporan keuangan konsolidasi yang menyeluruh. Laporan konsolidasi ini mengeliminasi keuntungan atau kerugian dari transaksi antar perusahaan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai posisi keuangan kelompok usaha secara keseluruhan. Dengan adanya eliminasi, laba dari transaksi internal tidak diakui secara berlebihan, dan laporan keuangan pun dapat merefleksikan kinerja yang lebih realistis.
Contoh Eliminasi dalam Laporan Konsolidasi: Jika seluruh persediaan hasil transaksi internal terjual dalam satu periode, maka angka penjualan dan HPP akan dihapus dalam jurnal eliminasi. Namun, jika persediaan dari transaksi upstream atau downstream belum terjual pada akhir periode, perusahaan induk perlu menyesuaikan nilai persediaan dan mengeliminasi keuntungan yang belum terealisasi. Ketika persediaan tersebut terjual di kemudian hari, keuntungan bisa diakui sesuai dengan jumlah sebenarnya yang diperoleh dari transaksi pihak ketiga.
ADVERTISEMENT

Perbedaan Upstream dan Downstream

Perbedaan antara upstream dan downstream mencakup arah transaksi, pengaruhnya terhadap laba, serta dampaknya pada laporan keuangan konsolidasi:
Arah Transaksi: Upstream adalah transaksi dari anak ke induk, sedangkan downstream dari induk ke anak perusahaan.
Pengaruh pada Laba yang Belum Terealisasi: Dalam transaksi downstream, perusahaan induk perlu mengeliminasi laba yang belum terealisasi pada laporan konsolidasi agar tidak terjadi pengakuan laba berlebih. Pada transaksi upstream, eliminasi dilakukan pada laba anak perusahaan sebelum barang tersebut dijual ke luar kelompok usaha.
Dampak Kepemilikan pada Laba Bersih: Dalam downstream, penyesuaian mengurangi laba pada laporan konsolidasi induk. Dalam upstream, laba baru bisa diakui dalam laporan induk setelah laba terealisasi dari pihak ketiga.

Contoh Kasus Penghitungan Laba Upstream dan Downstream

Agar lebih mudah memahami perhitungan upstream dan downstream, mari kita lihat contoh berikut:
ADVERTISEMENT
Contoh 1:
PT ABC, perusahaan induk, memiliki 75% saham pada PT XYZ. Pada akhir tahun, PT ABC melaporkan laba Rp150 juta, sementara PT XYZ Rp90 juta, dengan laba antar perusahaan yang belum terealisasi sebesar Rp30 juta.
1. Pendekatan Upstream
Karena laba belum sepenuhnya terealisasi, laba konsolidasi dihitung dengan mempertimbangkan bagian laba yang diakui setelah eliminasi:
Laba PT XYZ yang terealisasi: Rp60 juta (Rp90 juta - Rp30 juta).
Bagian PT ABC (75% dari Rp60 juta) = Rp45 juta.
Total laba konsolidasi PT ABC: Rp195 juta.
2. Pendekatan Downstream
Dalam kasus downstream, perusahaan induk perlu menyesuaikan laba dari transaksi internal:
Laba yang diakui PT ABC dikurangi, sehingga total laba bersih konsolidasi PT ABC adalah Rp187,5 juta.
ADVERTISEMENT
Contoh 2:
PT ABC membeli tanah senilai Rp100 juta pada bulan Januari dan menjualnya ke PT XYZ seharga Rp130 juta pada bulan Maret. Dalam hal ini, jurnal eliminasi dibutuhkan untuk mencatat keuntungan yang belum terealisasi.
Pada PT ABC:
Januari: Tanah Rp100 juta (debit), Kas Rp100 juta (kredit).
Maret: Kas Rp130 juta (debit), Tanah Rp100 juta (kredit), Keuntungan penjualan tanah Rp30 juta (kredit).
Pada PT XYZ:
Tanah Rp130 juta (debit), Kas Rp130 juta (kredit).
Ayat Jurnal Eliminasi dalam Konsolidasi: Keuntungan penjualan tanah Rp30 juta dieliminasi dalam laporan konsolidasi untuk memastikan nilai tanah yang dicatat sesuai dengan nilai sebenarnya, tanpa ada penggelembungan keuntungan.
Jadi, pemahaman mendalam terhadap upstream dan downstream dalam akuntansi sangat penting dalam memastikan transparansi dan akurasi laporan keuangan konsolidasi bagi perusahaan induk dan anak perusahaan.
ADVERTISEMENT
Kedua jenis transaksi ini tidak hanya berpengaruh pada pengakuan laba dalam kelompok usaha, tetapi juga memberikan gambaran keuangan yang realistis bagi para pemangku kepentingan.
Dengan adanya laporan konsolidasi yang akurat, perusahaan dapat menampilkan kondisi keuangan yang transparan serta sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku, sehingga keputusan bisnis dapat dibuat berdasarkan informasi yang lebih jelas dan realistis.