Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
BANTUAN WIRAUSAHA RUMAH ZAKAT MENUJU KEMANDIRIAN MASYARAKAT
18 Oktober 2017 13:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Rumah Zakat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta (18/10), salah satu program pemberdayaan yang dilaksanakan di Desa Berdaya Cakung, Jakarta Timur ialah pengembangan usaha dan bantuan ekonomi warga. Sebanyak 35 orang penerima manfaat mendapatkan bantuan modal dan sarana usaha dari Rumah Zakat. Sejak Februari 2017, beragam usaha mulai dijalankan oleh warga Cakung yang mendapatkan bantuan usaha tersebut. Sebagian besar membuka usaha makanan. Sebagian yang lain mulai menyediakan layanan jasa seperti menjahit juga membuat kerajinan tangan.
![BANTUAN WIRAUSAHA RUMAH ZAKAT MENUJU KEMANDIRIAN MASYARAKAT](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1508308209/Rohmiati_dan_suami_berjuang_untuk_mandiri_lewat_produksi_bakpau_hijau_yxrzrg.jpg)
“Di wilayah Jakarta ini masalah kemiskinan adalah salah satu hal yang menjadi permasalahan warga. Melalui bantuan ekonomi ini, kami ingin membantu warga agar bisa mandiri dan memiliki usaha sendiri,” ujar Jajam Sutrisman, Fasilitator Desa Berdaya Cakung.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar penerima manfaat bantuan ekonomi di wilayah Cakung, Jakarta Timur adalah orangtua dari siswa SD Juara. Hal ini merupakan sinergi yang dilakukan antara Kepala SD Juara dengan Jajam.
“Ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan kerja sama yang kami lakukan untuk memberikan bantuan kepada orang
tua siswa SD Juara. Agar selain anaknya terbantu melalui program Senyum Juara di SD Juara Jakarta ini, kami berharap
orang tua mereka juga bisa diringankan bebannya,” kata Ahmad Kosasi, Kepala SD Juara Jakarta Timur.
Salah satu penerima manfaat program ini adalah Nova Daniar Sumalatan. Sehari-hari, ia dan istrinya Fitria Sari berjualan
bakpau. Bakpau tersebut dibuat sendiri oleh Fitria. Di salah satu ruang kontrakan milik ibunya, Fitria mulai membuat adonan, membentuk, serta mengukus bakpau tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Nova mengambil bakpau dari orang lain. Namun, karena jarak yang cukup jauh, akhirnya Nova memutuskan untuk memproduksi sendiri bakpaunya. Setelah melakukan beberapa kali eksperimen, akhirnya, bakpau yang dibuat cukup bisa diterima oleh pelanggan. Selain dititipkan di warung-warung, tak jarang Nova dan Fitria mendapat pesanan bakpau untuk arisan, acara syukuran, dan acara lainnya.
“Ya awalnya sempat dapat protes dari pemilik warung yang dititipi bakpau dari kita. Ada yang bilang keras, kurang ini, kurang itu, dan sebagainya. Tapi setelah mencoba lagi, akhirnya orang-orang pada suka,” papar Nova.
Nova menambahkan, usahanya semakin berkembang setelah mendapatkan bantuan mesin adonan dari Rumah Zakat. Dengan mesin tersebut, proses produksi bisa semakin cepat dan mudah. Jumlah produksi harian pun bisa meningkat.
ADVERTISEMENT
Selain oleh dirinya sendiri, Fitria juga dibantu oleh dua orang tetangganya. Bagi pasangan suami istri ini, memberikan
pekerjaan kepada orang lain menjadi salah satu cita-citanya.
“Ya Alhamdulillah, sekarang kita juga suka ada yang bantuin. Kita terbantu karena proses produksi menjadi lebih cepat, mereka juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan,” kata Fitria.