Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Biaya yang Diperlukan jika Ingin Punya Rumah di 4 Kota Besar Indonesia
24 Oktober 2018 16:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Rumahku tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara terbesar dan terpadat di Asia Tenggara. Fokus pada infrastruktur, manufaktur, dan layanan telah membantu Indonesia mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 persen sejak satu dekade terakhir ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampaknya adalah makin mahalnya harga perumahan di kota-kota besar. Bagi Anda yang ingin tinggal di 4 kota besar berikut ini, jangan lupa siapkan biaya untuk mendapatkan rumah idaman tersebut seperti ulasan berikut ini.
1. Jakarta
Sumber:blogurbanindo.com
Terletak di pantai Utara Jawa, Jakarta memiliki area metro dengan penduduk lebih dari 30 juta orang. Terdiri dari lima kotamadya, namun sebagian besar investor lebih memilih membeli real estate di Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan.
Dua tahun lalu, harga rata-rata lahan di Jakarta Timur adalah Rp 7,9 juta per meter persegi; Rp 13,2 juta per meter persegi di Jakarta Barat; Rp 17,1 juta per meter persegi di Jakarta Selatan; dan Rp 18,7 juta per meter persegi di Jakarta Pusat. Tingginya harga lahan dan terbatasnya ketersediaan lahan di Jakarta, juga menjadi alasan bagi pengembang untuk fokus pada infrastruktur vertikal (dalam hal ini apartemen dan menara perkantoran).
ADVERTISEMENT
Namun, karena ketersediaan lahan di Jakarta Timur, masih ada ruang untuk proyek perumahan. Namun demikian, dilansir dari rumah123.com, permintaan properti di Jakarta pada dasarnya tidak pernah berhenti. Jika harga tanahnya saja seperti itu, setidaknya Anda harus menyiapkan budget Rp 1 miliar ke atas untuk sekadar mendapatkan rumah sederhana tipe 36/90.
2. Surabaya
Sumber: rumamini.blogspot.com
Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia. Tetapi pertumbuhan di kota Surabaya sekarang ini bahkan lebih tinggi dari Jakarta. Lebih dari 140 juta orang tinggal di Jawa dan mereka mulai melakukan urbanisasi. Banyak dari mereka sedang menuju ke Surabaya.
Kota ini secara historis merupakan pusat perdagangan. Karena itu, perusahaan bank, asuransi, dan pemain bisnis yang lain butuh fasilitas perdagangan global sebagai bagian utama dari ekonomi Surabaya. Meskipun dibandingkan dengan Jakarta, masih banyak lahan tersedia di Surabaya, para analis juga melihat harga tanah bisa naik dengan cepat di Surabaya, sementara lahan yang tersedia akan menjadi langka seiring waktu.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pengembang properti di Surabaya juga mulai fokus pada menara apartemen (infrastruktur vertikal), meskipun ini masih merupakan konsep yang agak baru untuk penduduk lokal di Surabaya. Pengembang mengatakan, permintaan apartemen di Surabaya saat ini hanya dapat didorong dengan menawarkan konsep super-blok (di mana apartemen terhubung ke mal).
Harga tanah di kota ini juga tak kalah dengan Jakarta, mulai dari Rp 8 jutaan hingga Rp 20 jutaan per meter persegi. Untuk pinggiran kota, Anda mungkin masih bisa menemuai harga rumah dikisaran Rp 700 jutaan, sedangkan di pusat kota sudah di atas Rp 1 miliar harganya untuk tipe standar luas tanah 90-100 meter.
3. Yogyakarta
Sumber: rumahdijual.com
Provinsi terkecil di Indonesia adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini adalah salah satu provinsi yang paling padat penduduknya. Yogyakarta adalah satu-satunya daerah di negara yang masih secara resmi diperintah oleh kesultanan pra-kolonial, yaitu Ngayogyakarta Hadiningrat. Ibu kotanya adalah Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Hidup di sini adalah damai dan khas dengan keramahan Jawa. Atmosfernya artistik. Pusat kota Malioboro dipenuhi dengan toko kerajinan yang dipenuhi tekstil batik, kulit, perak, dan musisi jalanan. Provinsi ini masih memimpin dalam seni tari tradisional, musik dan seni pewayangan tradisional yang disebut Wayang.
Selain itu Yogja terkenal sebagai kota pelajar yang membuat pertumbuhan ekonomi di sini banyak tergantung dari aktivitas mahasiswa yang kuliah, salah satu sektor ekonomi yang tumbuh pesat adalah sektor properti.
Pada 2014 saja, ada beberapa developer mengembangkan rumah mahal di sejumlah wilayah di DIY. Waktu itu, misalnya, Citra Grand Mutiara, mematok tipe termahal Alexandrite, dibanderol Rp 3,4 miliar dengan luas bangunan 372,3 meter persegi, dan luas tanah 343 meter persegi. Harga termurah, tipe Chester Deluxe luas tanah 128 meter persegi, dan luas bangunan 59 meter persegi. Kompleks perumahan ini nantinya dilengkapi Water Park.
ADVERTISEMENT
4. Bandung
Sumber: rumahminimalisexpo.blogspot.com
Dengan populasi sekitar 2,5 juta orang, Bandung sekarang duduk sebagai kota berpenduduk terbesar ketiga di Jawa Barat. Kota ini berkembang pesat dan menjadi salah satu kota yang paling menarik bagi orang asing di Indonesia untuk menetap.
Selain itu, peningkatan infrastruktur Bandung ditandai dengan rencana Light Rail Transit (LRT). Rencana LRT menjadi perubahan penting yang telah mulai membangun ekonomi Bandung karena kenyataan bahwa (jika berhasil dibangun) berfungsi sebagai moda transportasi termudah antara Jakarta dan Bandung.
Dampaknya juga makin terasa bagi sektor properti, khususnya bagi yang ingin tinggal dan membeli rumah di Bandung. Berdasarkan data dari Lamudi, sepanjang 2017, Bandung menjadi kota kedua yang paling banyak diincar oleh calon pembeli rumah setelah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Lamudi, rata-rata setiap bulannya ada sekitar 22.267 orang yang berminat untuk membeli rumah di Bandung. Area yang paling murah menjual rumah di Bandung berada di wilayah Arjasari, rata-rata harga rumah di sana dijual Rp 3,69 juta per meter persegi. Dengan harga tanah seperti itu, Anda perlu siap budget setidaknya Rp 800 juta ke atas untuk mendapatkan rumah tipe standar 36/90.