Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kita & Valentine
14 Februari 2020 17:29 WIB
Tulisan dari Rumail Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita (warga NU konservatif) pernah "bersitegang" dengan Muhammadiyah karena mendukung praktik islamisasi budaya seperti tahlilan, nyekar, dan bakar menyan, karena di mata warga puritan-modern hal itu merupakan kesyirikan.
ADVERTISEMENT
Syirik adalah dosa tertinggi dalam Islam, yang berarti tiada hukuman selain keabadian siksa di neraka.
Intelektual NU memiliki celah permisif terhadap praktik-praktik itu sehingga muncul upaya menyisipkan dimensi syariat agar tradisi yang dilakukan warga tradisional tersebut memiliki landasan hukum yang legitimatis (baca: halal di mata Allah, dan bahkan sunnah).
Tapi sebagian orang NU banyak yang tidak permisif dengan coklat, ucapan Natal, hingga "Selamat Hari Valentine", dan menutup segala "pintu tafsir" untuk perkara-perkara sejenis ini.
Baru sedikit saja mengurai tentang sejarah Natal menurut versi Kristen & Katolik, atau mitologi Valentin dari penelitian otoritatif, orang-orang macam saya langsung dicap aneh-aneh & diinsinuasi menggerogoti iman orang Islam dari dalam, agen zionis, dapat duit dari Yahudi, dan macam-macam.
ADVERTISEMENT
Padahal, yang membuat orang² Barat begitu membenci Islam dan semerbaknya Islamophobia di belahan bumi Eropa (ladang dakwah, sebenarnya) adalah watak ekstrimis ultra-konservatif.
Dan negara-negara Padang Pasir baru menyadarinya satu dekade terakhir berkat kebengisan Taliban, Al-Qaida, dan ISIS.
Kadang saya berpikir, apakah perlu Indonesia memiliki "musuh bersama" terlebih dahulu, porak-poranda terlebih dahulu, dan menyesal terlebih dahulu untuk menyadari ada yang salah di dalam tubuh umat Islam?!
Walhasil, kenapa saya meloncat sampai ke ISIS?
Karena orang-orang bengis macam mereka itu menyusup lewat ideologi-ideologi kesalehan di dalam kepala-kepala orang yang mencari agama sebagai "balsem" untuk mengurangi rasa sakit & pegal dalam menjalani hidup yang berat.
Saudi ternyata sudah sampai begini.