Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
War Takjil: Menjaga Toleransi dan Perputaran Ekonomi
8 Maret 2025 18:30 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muh Ruslim Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, tentunya sedang bersuka cita dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan tahun ini. Bulan di mana pahala dilipatgandakan oleh Allah Swt., serta berbagai kebaikan yang dapat kita raih di dalamnya. Selama sebulan penuh pula, kita diperintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa, yaitu menahan haus dan lapar serta dahaga mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, durasi pelaksanaan puasa berlangsung sekitar 13-14 jam lamanya, sejak masuk Imsak dan menjelang maghrib. Hal ini yang menjadikan momen berbuka puasa sangat dinantikan sebagai salah satu rangkaian ibadah puasa. Melepas rasa haus dan lapar dengan makan makanan dan minuman yang manis tentunya menjadi pilihan banyak orang.
Takjil, istilah umum untuk kudapan yang dimakan sesaat setelah berbuka puasa, biasanya berupa makanan manis seperti kolak pisang, sup buah, es campur, dan lain sebagainya sangat mudah kita temukan saat bulan puasa atau Bulan Ramadan tiba.
Para pedagang kecil memanfaatkan momentum Bulan Ramadan untuk mencari rezeki dengan menjual beraneka macam takjil sebagai hidangan buka puasa. Makanan dan minuman yang biasanya jarang kita temukan di hari-hari biasa, justru bermunculan di Bulan Ramadan. Momen inilah yang dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya bagi orang muslim yang berpuasa tetapi juga non muslim ikut berlomba-lomba mencoba berbagai jenis takjil yang tersedia.
ADVERTISEMENT
War Takjil yang berarti Perang Takjil, merupakan istilah yang populer digunakan sebagai gambaran kondisi perburuan takjil yang dilakukan antara orang muslim dan non muslim yang kerap kali muncul di media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Dalam beberapa potongan video pendek di media sosial juga memperlihatkan begitu antusiasnya orang-orang non muslim yang lebih cepat dalam berburu takjil dibanding orang muslim yang berpuasa. Namun, video tersebut justru mendapat respon lucu dan positif dari orang muslim itu sendiri di kolom komentar.
Keberadaan non muslim yang ikut ambil bagian dari perburuan takjil bersama orang muslim yang berpuasa, semakin menjaga toleransi antar umat beragama di Indonesia yang saat ini mengalami peningkatan. Misalnya pada tahun 2023, toleransi beragama di Indonesia mencapai 76,02% berdasarkan Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) yang salah satu bentuknya yaitu memberikan kesempatan kepada orang lain yang berbeda agama tanpa ada diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Dari sisi ekonomi, fenomena War Takjil ini akan membantu meningkatkan permintaan takjil di masyarakat selama Bulan Ramadan. Hal ini tentu akan berdampak pada meningkatnya penjualan takjil dari para pedagang yang memang memanfaatkan momen ini sebagai upaya mencari rezeki, sehingga perputaran ekonomi di masyarakat menengah ke bawah pun jauh lebih baik. Faktor-faktor yang mendukung peningkatan ekonomi pedagang di bulan puasa yaitu meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kue khas, meningkatnya permintaan masyarakat terhadap makanan dan minuman menjelang waktu berbuka puasa, dan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap aneka es.
Meningkatnya ekonomi para pedagang di Bulan Ramadan, bukan hanya teori semata, hal tersebut dapat terlihat dari kondisi ekonomi di Bulan Ramadan selama tiga tahun terakhir. Pada kuartal pertama tahun 2024, dengan adanya momentum Ramadan hasil survei Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau meningkat.
ADVERTISEMENT
Tahun 2023, data Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan belanja masyarakat mengalami akselerasi seiring dimulainya bulan Ramadhan di akhir Maret 2023. Indeks nilai belanja pada Maret 2023 mencapai 136,4 atau tertinggi sejak Januari 2023.
Situasi yang sama terjadi di periode Ramadhan 2022 yang berakhir di Bulan Maret. Indeks nilai belanja masyarakat pada Maret 2022 berada di level 159,9 atau level tertinggi selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Kehadiran non muslim yang berburu takjil saat sore hari juga menghadirkan suasana yang cukup unik, sebab mereka juga turut memeriahkan bulan Ramadan walaupun sebenarnya bulan Ramadan ini merupakan bulan puasa yang dikhususkan bagi umat muslim.
Fenomena War Takjil ini memberi contoh kecil tentang pentingnya menjaga toleransi di tengah-tengah masyarakat multikultural seperti Indonesia, jika kita mampu untuk saling menjaga dan menghargai satu sama lain. Pada akhirnya, Bulan Ramadan datang tidak hanya sebagai bulan yang memberikan banyak pahala dan kebaikan di dalamnya, tetapi juga sebagai bulan pembelajaran dan keberkahan bagi kita semua, terutama peningkatan ekonomi para pedagang takjil yang banyak kita jumpai selama Bulan Ramadan berlangsung.
ADVERTISEMENT