Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Udara Jakarta di Ujung Tanduk, Waktunya Bertindak untuk Masa Depan Bersih
11 November 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Russel Ho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Polusi udara di Jakarta telah menjadi masalah serius selama bertahun-tahun dan semakin mencuat ke permukaan sebagai krisis lingkungan yang mendesak. Sebagai kota metropolitan dengan aktivitas ekonomi yang tinggi dan padat penduduk, kualitas udara Jakarta pun memburuk yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, serta lingkungan. Perlu adanya langkah nyata dan komitmen bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menanggulangi masalah ini sebelum dampaknya tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
Sumber utama polusi udara di Jakarta berasal dari emisi kendaraan bermotor, pembangkit listrik tenaga batu bara, serta aktivitas industri. Kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin meningkat setiap tahun menjadi penyumbang terbesar gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO₂), dan partikel debu halus (PM2.5). Polusi ini semakin parah saat musim kemarau karena minimnya curah hujan yang dapat membersihkan udara. Selain itu, polusi udara lintas batas dari wilayah sekitarnya turut memperburuk situasi ibu kota.
Dampak polusi udara tidak bisa dianggap sepele. Berdasarkan penelitian, paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Bahkan, dalam kasus tertentu, polusi udara berisiko menyebabkan penyakit jantung dan kanker paru-paru. Anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit bawaan merupakan kelompok paling rentan terkena dampaknya. Selain itu, kualitas udara yang buruk juga dapat mengurangi produktivitas kerja karena tingginya angka sakit dan absensi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah DKI Jakarta telah berusaha mengatasi masalah ini dengan berbagai kebijakan, seperti perluasan penggunaan transportasi publik dan pemberlakuan uji emisi kendaraan. Namun, implementasi kebijakan tersebut masih menemui banyak tantangan, seperti rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan transportasi umum dan kurangnya infrastruktur penunjang. Selain itu, pembangkit listrik tenaga batu bara yang masih beroperasi di sekitar Jakarta menunjukkan bahwa transisi energi bersih belum sepenuhnya menjadi prioritas.
Langkah konkret yang bisa dilakukan meliputi penerapan transportasi berkelanjutan dan energi terbarukan. Pemerintah perlu mempercepat pembangunan moda transportasi massal yang ramah lingkungan, seperti MRT, LRT, dan bus listrik, agar masyarakat terdorong beralih dari kendaraan pribadi. Di sisi lain, pengendalian industri dan penerapan sanksi tegas bagi pelaku usaha yang melanggar batas emisi juga perlu diperkuat. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengurangi polusi, seperti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung kebijakan lingkungan.
Polusi udara di Jakarta adalah masalah kompleks yang tidak bisa diselesaikan secara instan. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat agar kualitas udara dapat diperbaiki dan kesehatan warga terjamin. Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya polusi udara dan pentingnya menjaga lingkungan harus terus digencarkan. Dengan komitmen dan langkah nyata, Jakarta dapat berubah menjadi kota yang lebih sehat dan layak huni, serta bebas dari ancaman polusi udara.
ADVERTISEMENT
Tindakan nyata harus dimulai dari sekarang. Penundaan hanya akan memperburuk keadaan dan mengorbankan kesehatan generasi mendatang. Mari bersama-sama wujudkan udara bersih untuk masa depan Jakarta yang lebih baik.