Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Intip Tari Apa Saja yang Tampil di Acara JIFOLK 2019
16 Juli 2019 14:22 WIB
Tulisan dari Rusti Dian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Java International Folklore atau JiFolk, merupakan satu rangkaian acara Festival Sindoro Sumbing yang diadakan di Alun-Alun Temanggung pada tanggal 12-14 Juli 2019. Setidaknya ada 19 kesenian yang tampil untuk memeriahkan acara JiFolk.
ADVERTISEMENT
Acara yang menitikberatkan pada pengenalan budaya Temanggung ini turut menghadirkan kesenian lain seperti Kethek Ogleng Wonogiri, Barong Bali dan Blora, Gandrung Banyuwangi, Saling Silang Bunyi NTT, SAS NTT, Unen Unen Rengel Tuban, Lengger Calung Banyumas, dan Patanjala Bandung. Selain itu, JiFolk juga menghadirkan seni bertaraf internasional seperti ASEAN Contemporary Dance dan Rodrigo Pareho, pesuling asal Spanyol.
Berikut tari tradisional asal Temanggung yang tampil pada saat JiFolk,
1. KUBRO SISWO
Memiliki kepanjangan "Kesenian Ubahing Badan lan Raga" yang berarti seni menggerakkan badan dan jiwa. Hal ini selaras dengan tiap gerakan yang dihasilkan oleh tarian tersebut. Dengan dipandu oleh satu kapten yang selalu meniup peluit, prajurit Kubra Siswa akan menari dengan gaya yang enerjik, genit, dan bersifat spiritual.
ADVERTISEMENT
2. JARAN KEPANG
Jaran Kepang merupakan tari khas dan kebanggaan Temanggung. Tarian ini menganut gaya Mataraman yang bisa dilihat dari langkah kaki para penarinya yang cenderung tinggi seperti kuda perang. Hal ini selaras dengan tujuan utama Jaran Kepang yang menitikberatkan pada jarannya (kuda), bukan pada penarinya.
3. SORENG
Diadopsi dari kisah Arya Penangsang dan para prajuritnya di Kadipaten Jipang Panulan. Gerakan dalam Tari Soreng ini didominasi oleh gerakan kaki seperti perang berkuda, gerakan bela diri, dan bersifat keprajuritan.
4. TOPENG IRENG
Memiliki kepanjangan "Toto Lempeng Irama Kenceng". Tarian yang memadukan syiar agama Islam dan gerakan pencak silat ini menjadi saksi bahwa pada saat penjajahan Jepang, para pribumi dilarang mempelajari pencak silat. Untuk mengelabui penjajah, prajurit keraton pun menggunakan musik sambil melakukan aktivitas pencak silat.
ADVERTISEMENT
5. GADIS TEGOWANUH
Tarian ini merupakan ciptaan Didik Nini Thowok, salah satu penari dan pegiat seni asal Temanggung. Bermula dari pengalanan masa kecilnya di Desa Tegowanuh, Kaloran. Ia melihat segerombolan gadis membawa klenting dan menuju sebuah sendang. Saat sedang asyik bercengkrama, tiba-tiba hujan turun. Para gadis ini pun ditolong oleh para pemuda yang sedang angon bebek.
6. WULANGGATHO
Tarian asal Temanggung ini sudah cukup jarang ditemui. Wulanggatho menggabungkan unsur islami, religius, nasionalisme, dan jenaka. Maka, gerakannya pun seperti sedang shalat dipadukan dengan gerakan kuda-kuda.
7. BANGILUN
Bangilun memiliki kepanjangan "Budaya Aliran Nenek Moyang Gerak Indah, Lestari, Untuk Nasional". Merupakan kesenian yang bertujuan untuk melakukan syiar agama Islam lewat kebudayaan. Pada zaman dulu, tarian ini biasa ditampilkan dalam upacara adat panen padi.
ADVERTISEMENT
Semoga di tahun 2020, acara JiFolk lebih baik lagi sehingga banyak masyarakat baik dari Temanggung maupun dari luar daerah yang ikut andil untuk memeriahkan acara tersebut.
Penulis: Rusti Dian