Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kita Indonesia, Kita Pancasila
25 November 2019 8:28 WIB
Tulisan dari Rusti Dian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beragam perbedaan yang ada di Indonesia, tak lantas menjadi alasan terjadinya perpecahan. Perbedaan seharusnya menjadi kekayaan yang patut kita banggakan. Bukan perkara mudah untuk sebuah negara dengan wilayah geografis yang luas dalam mempertahankan keberagaman. Perlu adanya semangat untuk bersatu serta menghilangkan sifat-sifat negatif yang mengganggu.
ADVERTISEMENT
Saya Rusti, saya penduduk Jawa asli. Sejak kecil, saya selalu dididik untuk mencintai alam, orang-orang di sekitar, menghormati baik yang kasat mata maupun tidak, dan masih banyak lagi. Falsafah Jawa pun selalu ditanamkan agar saya tak lupa akan budaya yang saya miliki sejak lahir. Pesan yang selalu terngiang di telinga dan pikiran saya hingga kini adalah “wong Jawa aja sampe ilang jawane”.
Seiring berjalannya waktu, saya pun dipertemukan dengan orang-orang yang bukan orang Jawa asli, bahkan orang-orang di luar Jawa. Saya yakin, mereka juga membawa kebudayaan masing-masing dalam diri mereka. Nyata adanya jika kebudayaan itu selalu melekat dalam diri seseorang dan menjadi identitas yang akan dibawa ke mana saja ia pergi. Maka dari itu, budaya menjadi satu hal krusial yang wajib untuk ditanamkan sejak kecil. Namun, jangan sampai kita menjadi orang yang etnosentris, yang mana menganggap bahwa budaya kitalah yang paling benar.
ADVERTISEMENT
Tajfel dan Truner mengatakan bahwa identitas sosial merupakan bagian dari self concept yang berasal dari persepsi keanggotaan dalam suatu kelompok. Konsep ini menjelaskan bagaimana perilaku setiap individu dalam kelompok maupun antarkelompok. Kita tahu bahwa keberagaman budaya yang ada di Indonesia ini harus dipertahankan. Kita harus menyingkirkan sifat-sifat buruk seperti etnosentris, prajudis, stereotip, maupun sifat lainnya yang mampu memicu tumbuhnya bibit-bibit intoleransi.
Identitas sosial kita adalah “Indonesia”. Negeri dengan segudang kekayaan di dalamnya baik suku, agama, ras, etnis, keanekaragaman sumber daya alam, dan masih banyak lagi. Hal ini tentu menjadi keunggulan dibanding negara-negara lain. Jangan sampai justru identitas diri yang negatif justru membuat identitas sosial yang berkembang menjadi negatif pula sehingga masyarakat menjadi tidak saling memiliki rasa toleransi terhadap kelompok yang berbeda.
ADVERTISEMENT