Kaulinan Barudak; Pembelajaran HOTS dan Keterampilan Abad 21

Konten dari Pengguna
7 Juli 2020 12:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Humas SMP Pasundan Rancaekek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cing cangkeling manuk cingkleung cineten, plos ka kolong bapa satar buleneng,” sepenggal lirik yang sering dinyanyikan oleh anak-anak saat bermain dari sekian banyak lagu yang mengingatkan lagi pada masa dahulu semasa kecil. Terdapat dua jenis permainan yang sering kita jumpai yaitu kakawihan(nyayian) dan dan kaulinan (permainan), kaulinan barudak atau permainan tradisional merupakan salah satu unsur budaya bangsa yang banyak tersebar di berbagai penjuru nusantara terutama pada masyarakat pedesaan sebelum ditemukan permainan modern.
ADVERTISEMENT
Saat ini ada sekitar 2600 permainan tradisional dari seluruh Indonesia yang berhasil di data oleh komunitas Hong sejak 2005 dan sekitar 360 diantaranya merupakan kaulinan barudak atau permainan tradisional. Data tersebut bisa saja bertambah, akan tetapi hanya sekitar 20% hingga 30% permainan yang masih dikenal masyarakat dengan kritisnya dikenal belum tentu dimainkan dan sisanya sudah punah atau terlupakan (PR,27-01-2019).
Permainan tradisional sesungguhnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak, selain tidak mengeluarkan banyak biaya dan bisa juga untuk menyehatkan badan atau juga permainan tradisional adalah sebagai olaraga karena semua permainan mengunakan gerak badan yang ekstra, permainan tradisional sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Para psikolog menilai bahwa sesungguhnya permainan tradisional mampu membentuk motorik anak, baik kasar maupun halus.
ADVERTISEMENT
Menarik untuk mendapat perhatian dari orangtua dan pihak sekolah, permainan tradisional yang saat ini bisa jadi tidak diminati dan sudah jarang dilakukan karena kehadiran games-games berbasis aplikasi. Padahal baik secara langsung atau tidak langsung bahwa permainan tradisional memiliki banyak manfaat yang baik untuk perkembangan anak karena fisik dan emosi anak terlibat langsung sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhannya.
Saat ini keberadaan dan perkembangan anak-anak generasi millenial yang lebih dibentuk oleh Era Aplikasi IT dan konsep instan, maka jelas sekali perbedaan signifikan dalam pembentukan kepribadian, perilaku dan kecerdasannya antara generasi zaman Old dengan generasi anak-anak zaman now.
Dengan tidak antipati dan menolak kecanggihan teknologi, mampukah sekolah memberikan gagasan, ruang dan waktu khusus untuk kembali lebih mengenalkan dan membumikan permainan-permainan tradisonal dalam preferensi para siswa terhadap mainan yang bergeser seiring perkembangan zaman dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Kegiatan siswa di sekolah bisa dikenalkan dalam bentuk ektrakurikuler atau program khas sekolah penguatan pembelajaran yang dimasukkan dalam muatan kurikulum pada mata pelajaran tertentu. Selain mengembangkan dan memperkenalkan kembali berbagai macam kaulinan barudak, pihak sekolah atau dinas pendidikan bisa mengadakan lomba kaulinan dan lagu urang lembur dalam lomba pasanggiri khas kaulianan barudak.
Dengan dikemas sesuai perkembangan jaman saat ini diyakini permainan tradisional ini masih layak memberikan manfaat dalam dunia pendidikan, bukan hal yang sulit jika dikenalkan kembali pada siswa siswinya. Jelasnya inti, spirit dan makna permainan tradisional memberikan manfaat dalam pembentukan aspek ASK yaitu sikap (Attitude), keterampilan (Skill), dan Pengetahuan (Knowledge).
Permainan tradisional bisa menjadi bagian dari pembelajaran yang berdasarkan High Order Thingking Skill (HOTS) dan keterampilan abad 21 (berkarakter, prinsip literasi dan kompetensi 4C : Critical Thinking, Creative, Communication, Collaborative) akan menambah nuansa indah dalam menciptakan anak didik yang berkualitas akan tuntutan lulusan berkarakter, kompeten dan inovatif.
ADVERTISEMENT
Oleh :
Asep Totoh Widjaya -Tim Humas SMP Pasundan Rancaekek