Konten dari Pengguna

Rutan Pekalongan Peringati Hari Ibu Ke-94 di Lapas Pekalongan

Rutan Pekalongan
Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Pekalongan. Jl. Rajawali No. 01, Kel. Panjang Wetan, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan
22 Desember 2022 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rutan Pekalongan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pekalongan – Sejumlah pegawai Rutan Pekalongan, Rupbasan Pekalongan dan tentunya Lapas Pekalongan mengikuti upacara Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-94 secara tatap muka di lapangan dalam Lapas Pekalongan pada Kamis (22/12) dimulai pukul 08.00.
Upacara Peringatan Hari Ibu Ke-94 Tahun 2022 di Lapas Pekalongan (doc. Rutan Pekalongan)
zoom-in-whitePerbesar
Upacara Peringatan Hari Ibu Ke-94 Tahun 2022 di Lapas Pekalongan (doc. Rutan Pekalongan)
Tak hanya pegawai, upacara juga diikuti seluruh WBP (Warga Binaan Pemasyarakata) Lapas Pekalongan. Dengan mempertimbangkan komitmen bangsa, kondisi dan isu-isu prioritas hingga saat ini PHI ke-94 tahun 2022 masih mengangkat tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” dengan capaian “equal partnership” untuk bersatu mencapai indonesia yang maju.
ADVERTISEMENT
Sebuah perjalanan panjang sejak Kongres Perempuan pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta, hari ini PHI telah menapaki usia ke-94 tahun. Pembina upacara mewakili Kepala Lapas Pekalongan, Haryadi selaku Kasie Bimgiat menuturkan sesuai dengan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati “Kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk perempuan dan laki-laki sudah dijamin sejak awal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Hal ini sesuai dengan target yang harus dicapai dalam tujuan pembangunan nasioal baik jangka menengah dan jangka panjang, maupun tujuan pembangunan berkelanjutan samapai dengan tahun 2030”.
“Nilai dan tujuan yang mendasari terbentuknya Kongres Perempuan pertama belum membawa kita sepenuhnya pada kesetaraan gender yang kita cita-citakan. Termasuk budaya patriarki yang masih mengakar hingga saat ini. Salah satu bentuknya adalah domestikasi perempuan yang membuat ruang gerak perempuan seolah terbatas pada ranah domestik dan fungs reproduktif.” Sambungnya.
ADVERTISEMENT