Insiden di Kamar Mandi (17)

Golda selalu menyukai pelajaran senam lantai sebab membuatnya terlihat seksi. Teman-temannya menyebutnya "manusia tanpa tulang" sebab dia bisa melakukan gerakan apa saja dengan baik dan meninggalkan decak kagum. Gerakan sulit seperti meroda sebanyak tiga kali berturut-turut hal yang mudah baginya. Sejak SMP dia sudah dimasukkan ke kelas pilates dan balet oleh ibunya. Sayangnya hari ini adalah hari pertama menstruasi. Perutnya sakit, tulang-tulangnya pegal, dan punggungnya seperti mau patah. Terpaksa dia meminta ijin untuk tidak mengikuti olahraga.

Di saat seperti ini dia membutuhkan sebatang rokok. Sekotak rokok disembunyikannya di bagian bawah wastafel kamar mandi lantai dua dengan cara melekatkannya dengan isolasi. Tidak banyak anak yang masuk kamar mandi itu karena letaknya tersembunyi. Sebenarnya itu kamar mandi lama. Sekolah sudah membangun kamar mandi baru di lantai dua dengan lebih banyak bilik toilet dan dilengkapi dengan kaca besar dan wastafel. Sementara kamar mandi lama ini hanya memiliki dua bilik toilet.

Golda segera berjalan ke sana saat semua teman-temannya sudah masuk ke hall basket. Dia harus meredakan sakit perutnya. Entah kenapa merokok sanggup membantunya. Sebenarnya tidak ada hubungan antara merokok dan sakit perut akibat menstruasi. Barangkali saat merokok Golda merasa tenang sehingga mampu mengontrol rasa sakitnya. Atau sebenarnya dia hanya ingin merokok, dan sakit yang mereda hanya semacam pembelaan baginya bahwa merokok ada gunanya.