Film Pulau Plastik: Perjalanan dan Catatan untuk Masa Depan

Rahmawati Putri
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
11 Mei 2021 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmawati Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pencemaran Lingkungan (Sampah Plastik)  Sumber : Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pencemaran Lingkungan (Sampah Plastik) Sumber : Freepik.com
ADVERTISEMENT
Film dokumenter Pulau Plastik menceritakan tentang pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh plastik sekali pakai. Yang akan hadir di bioskop Jabodetabek mulai 29 April hingga 8 Mei 2021. Sebelumnya, film yang tercipta atas kerja sama Visinema Pictures dengan Kopernik, Akarumput, dan Watchdoc sudah lebih dulu tayang di Bali pada 22 April lalu. Untuk saat ini, film dokumenter tersebut hanya tayang di bioskop Jabodetabek, Bali dan Bandung. Namun ke depannya, akan ditayangkan juga di platform digital.
ADVERTISEMENT
Film yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono dan Rahung Nasution ini menggabungkan jurnalisme investigasi dan budaya populer untuk menghadirkan pendekatan baru yang menyoroti tentang persoalan polusi sampah plastik yang masih menjadi PR besar Indonesia dari sisi ilmu pengetahuan, aktivisme jalanan, dan seni. Film ini juga hadir sebagai anjuran. Pulau Plastik mencoba memperlihatkan apa yang terjadi jika limbah plastik tak terkendali dan apa yang publik bisa lakukan untuk mencegahnya.
Dimulai dari sebuah perjalanan ketiga aktivis untuk melawan limbah plastik. Mereka adalah vokalis band Rock Navicula asal Bali, Gede Robi dan ahli biologi dan penjaga sungai asal Jawa Barat, Prigi Arisandi. Keduanya tergerak oleh masalah yang sama, yaitu polusi sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan dan minimnya kebijakan untuk mengatasi krisis tersebut. Robi dan Prigi berusaha mencari dan mengumpulkan bukti tentang sejauh mana masalah sampah plastik yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat. Mereka berkeliling Jawa, bertemu dengan pakar, aktivis, hingga melakukan penelitian termasuk pada diri mereka sendiri. Hal itu dilakukan atas dasar keingintahuan yang tinggi tentang dampak plastik terhadap lingkungan dan juga kesehatan masyarakat. Perspektif yang dibawa ketiganya saling melengkapi satu sama lain, memperlihatkan bahwa masalah limbah plastik itu bukan masalah lingkungan saja. Ada masalah sosial dan ekonomi pula di dalamnya. Itu lah kenapa, sepanjang film, kita akan melihat isu limbah plastik berkembang, mulai melibatkan pelaku industri, politisi, hingga negara tetangga.
ADVERTISEMENT
Dalam film ini terdapat tiga tingkat pesan yaitu, level individu di mana hal ini terkait dengan perubahan perilaku gaya hidup dan segala macam bentuk konsumsi manusia, kemudian level kebijakan publik dan juga level bisnis hal ini terlihat dari pola aktivitas bisnis Indonesia yang mengutamakan serba instan, butuh kemasan, dan diproduksi massal.
Menurut sutradara Dhandy D. Laksono "Indonesia adalah tempat paling nyaman untuk berbisnis model begitu, karena di luar negeri ada aturan yang lebih ketat. Kalau merilis botol plastik harus menyediakan collecting station, di Indonesia liberal banget," Pulau Plastik, yang tayang terbatas dari 29 April - 8 Mei 2021 di Jabodetabek serta Bandung, adalah film dokumenter ke-12.