Konten dari Pengguna

Chichen Itza, Situs Kuno Peradaban Suku Maya di Meksiko

Ryan Marthin
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta yang memiliki minat tinggi dalam mengulas berbagai fakta dan peristiwa di dunia.
31 Agustus 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ryan Marthin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Chichén Itzá (Sumber: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Chichén Itzá (Sumber: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Chichen Itza merupakan situs bersejarah yang menjadi salah satu ikon dan objek wisata dunia yang terletak di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Situs yang menjadi salah satu keajaiban dunia ini dipercaya telah berdiri sejak tahun 400 masehi.
ADVERTISEMENT
Situs kuno ini memiliki bentuk yang mirip seperti piramida ini memiliki luas yang mencapai 10 km persegi. Chichen Itza telah dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1988, dan pada 2007, terpilih dalam survei global sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru.
Chichen Itza merupakan kota suci dan pusat ziarah suku Maya yang mulai berdiri pada abad ke-5 Masehi. Jika dibedah, nama "Chichen" berarti muara sumur dan "Itza" merupakan kaum yang mendirikan situs ini. "Itza" sendiri memiliki arti "penyihir air". Inilah mengapa Chichen Itza juga bisa disebut dengan kota para penyihir air.
Dalam sejarahnya, suku Maya mengembangkan dan membangun banyak budaya yang menarik sekaligus misterius dalam sejarah manusia. Salah satu hasil perkembangan dan pembangunan yang dilakukan oleh suku Maya adalah Chichen Itza.
Chichen Itza (Sumber: Pixabay)
Chichen Itza merupakan pusat peradaban suku Maya selama seribu tahun. Kota ini menjadi pusat keagamaan, militer, politik, dan komersial yang pada puncak kejayaannya dihuni oleh 35.000 orang. Situs ini mulai didatangi dan ditinggali oleh pemukim pada tahun 550. Salah satu alasan yang mungkin membuat mereka tertarik mendatangi kota ini adalah karena akses yang mudah ke air di wilayah tersebut melalui cenote. Cenote merupakan gua dan lubang pembuangan di formasi batu kapur.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1441, suku Maya mulai kehilangan kekuasaannya di daerah ini karena mereka dikalahkan oleh konfederasi kota-kota yang dipimpin oleh Uxmal. Walaupun mulai ditinggalkan, eksistensi Chichen Itzá tidak hilang. Situs ini tetap menjadi tempat suci dan sakral bagi suku Maya, terutama karena cenote dan tempat dilakukannya berbagai ritual persembahan dan pengorbanan selama berabad-abad.