Awal Perjalanan Direktur Utama Pertamina

Ryan Ghiffari
Sedang menempuh perkuliahan di ITB Ahmad Dahlan, mengikuti kegiatan organisasi yaitu IMAKSI (Ikatan Mahasiswa Akuntansi). Mengikuti program sebagai Staff Basic Accounting di salah satu perusahaan Importir
Konten dari Pengguna
10 Maret 2022 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ryan Ghiffari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dari Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Pada media sosial sempat ada sosok yang terkenal yaitu Ibnu Sutowo* rekam jejak Sutowo* di militer dan bisnis minyak. Siapakah Ibnu Sutowo*?
ADVERTISEMENT
Ibnu Sutowo* mengawali karir sebagai dokter rumah sakit kota Jakarta masa lampau dan Palembang, pada 1946 bergabung dengan Tentara Republik Indonesia Angkatan Darat sebagai dokter militer dan bekerja sebagai Kepala Dinas Kesehatan Tentara Sumatra Selatan.
Pada 1966 menjabat sebagai Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi dan Menteri Migas pada 1967, saat Pertamina beralih nama PT Pertamina menjabat sebagai Direktur Utama.
Dengan menerapkan konsep production sharing, Pertamina berhasil meningkatkan angka produksi dan nilai pendapatan Pertamina dari hasil penjualan migas. Produksi migas Indonesia mencapai lebih dari sejuta barel per hari dan dapat momentum naiknya harga minyak dunia hingga 400% pada 1973.
Selain menggenjot produksi juga mengembangkan lini bisnis Pertamina, dan dana Pertamina yang di investasi pada bidang penginapan, restoran, biro perjalanan, hingga sewa kapal.
ADVERTISEMENT
Namun, transparansi keuangan yang buruk dalam bidang investasi yang tidak terkait langsung dengan bisnis utama Pertamina diduga korupsi. Rumor korupsi pada Pertamina membuat Soeharto* membentuk tim bernama Komisi Empat. Hasilnya menunjukkan ada beberapa penyimpangan dalam pengelolaan bisnis Pertamina.
Ketua Komisi Empat mengatakan kompleks kegiatan pertambangan minyak seperti eksplorasi, eksploitasi pengolahan, pemurnian, pengambilan dan pemasaran, juga dalam hubungannya dengan puluhan perusahaan asing, memberikan lapangan yang sangat luas bagi kesempatan korupsi.
Langsung diturunkan jabatannya sebagai Direktur Utama Pertamina pada 1967 dengan meninggalkan utang perusahaan sebesar 10,5 miliar dolar AS dan namanya malah sudah terkenal penipu Amerika Serikat karena menagih secara paksa 54 perusahaan Amerika Serikat sebesar 1,2 juta dolar AS menurut Komisi Saham dan Bursa Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Pada 1977 di depan hakim pengadilan federal kota New York mengakui semua tuduhan dari Komisi Saham dan Bursa Amerika Serikat. Namun, lini bisnis terus berkembang ke berbagai bidang penginapan hingga air minum kemasan.